one

768 115 20
                                        

"HARUUU"

"HARU HUEEE"

Haruto berdecak kesal, ia mebalikkan tubuhnya menjadi tengkurap dan kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Karna haruto yakin tak lama lagi seseorang bakalan masuk kedalam kamarnya dan kemudian menangis.

Dalam hitungan

Satu...

Dua...

Ti..

Ga.

"HARUTOO HUEE HIKS"

"Ih haruu gue mau curhat hiks"
Wanita tersebut mengguncang ribut tubuh haruto dan berusaha menarik selimut yang menutupi tubuhnya.

"Apalagi sih yaallah?" Haruto membuka selimutnya, duduk dan menatap wanita Yang berada disamping nya itu.

Wanita tersebut kembali melengkungkan bibirnya dan berhambur kedalam pelukan haruto.
Haruto memijat pangkal hidungnya pelan, membiarkan wanita yang kini memeluknya itu membasahi bajunya dengan airmatanya.

"Pacar gue selingkuh hiks"

"Yaudah putusin"

Wanita tersebut menggeleng, ia mengangkat wajahnya sebentar menatap haruto, "dia ganteng to"

"Gantengan mana sama gue?"
Haruto mengangkat sebelah alisnya

"Elo sih"

"Yaudah"

"Yaudah apa?" Wanita tersebut menatap haruto bingung

"Yaudah putusin pacar lo terus jadian sama gue" tanya haruto yang kini malah menaik turunkan alisnya

"Lo adek gue bajing!" Ucapnya sambil memukul dada haruto yang berada dihadapannya itu cukup kuat.

"Loh apa salahnya? Lagian mana ada adek kakak berduan dikamar peluk pelukan gini?" Haruto ngesmirk

Wanita yang katanya kakaknya haruto itu lantas melepaskan pelukannya. Sebentar,
"Jangan gitu lah anjir to, ini gue lagi galau hibur kek apa kek" ucapnya dan langsung meluk haruto lagi

"Rose" panggil haruto

"Kakak to kakak" ucapnya tanpa menatap haruto. Ia masih betah berada dipelukan adiknya itu.

"Gaada kakak kakak, gue mau mandi bego! keluar sana lo"
Bilangnya sih mau mandi, tapi pelukannya ga dilepas lepas

"Gamau haruu, gue aduin mama ya lo?"
Nah anaknya udah mau nangis lagi.

"Jangan so gemes"

"Emang gemes wlee" rose melonggarkan pelukannya dan menatap haruto sambil memeletkan lidahnya.

"Ngga.lo jelek." Haruto mendorong dorong pelan muka rose pake telunjuknya dia

"Hiks"

Haruto gelagapan.

"E-engga kok, lo cantik, gemes juga iya, iya gemes!"
Ucap haruto nangkup pipinya rose dan menghapus airmata rose yang perlahan membasahi pipinya

"HAHAHAHA"

Rose tiba-tiba ketawa. Haruto ngelepasin tangannya dan natap rose datar pake banget.
"Gue emang cantik, gemes lagi" ucapnya dan mengibaskan rambut nya kearah belakang.

"Lo minta banget gue apa apain ya?"
Haruto dengan sigap langsung mendorong tubuh rose hingga jatuh telentang dikasur dengan haruto yang berada diatasnya.

"H-haruto"

"Hm?" Haruto menatap rose intens dengan tubuh yang ia buat semakin menempel

"M-mau ngapain? Lo adek gue!"

"Lo tau kita ngga sedarah"
Jawab haruto dan sukses membuat rose gugup setengah mati.

"Ngga gini to" ucap rose pelan saat haruto sudah menenggelamkan wajahnya di ceruk lehernya dan mendusel

Haruto lantas mengangkat wajahnya dan menatap rose kembali, "ngga gini? Jadi harusnya gimana?"

"Mending lo keluar aja deh sana, bantuin mama masak kek apa kek, nafsu gue suka ngga kekontrol kalau bareng elo"
Haruto bangkit dari posisinya, ia mengambil handuk dan berjalan kearah kamar mandi yang ada didalam kamarnya.

Rose mengerjapkan matanya pelan, haruto? Kok jadi gini?
Apa tadi dia bilang? Nafsu?
Rose menggelengkan kepalanya cepat, ia bangkit duduk dan berlari keluar dari kamar haruto dengan secepat kilat.

Rose menetralkan detak jantungnya kemudian berjalan santai ke arah dapur.
"Lagi ngapain ma?"

Wanita paruh baya yang ditanyai rose tadi berbalik.
"Lagi mandi ci"

Rose tertawa pelan,"mau oci bantuin ngga?" Tanyanya sambil mendekat kepada mamanya yang lagi motong sayur.

"Ngga deh, kamu bakar roti aja gosong"

"Ih mamaa, kan itu udah lama! Gausah dibahas napa" ucap rose mendelik.

Wanita yang dia sebut mama itu tertawa pelan, "lama apanya? Baru kemarin malem loh"

"Ih yaudah, oci bantuin motong sayurnya aja sini" ucap rose mengambil paksa pisau dari tangan mamanya.

"Gausah aneh aneh deh lo, ntar tangan lo kepotong, nangis"

Rose yang udah siap siap mau motong sayur itupun mendongak, menatap haruto yang lagi jalan masuk kedapur dengan rambut basahnya.
Duh, mandi kok bisa secepet itu?

Rose mendelik sebentar dan kembali melanjutkan acara memotongnya. Ia tidak menjawab haruto karena ia tidak bisa berbohong kalau jantungnya kembali berdetak hebat. Namun melihat haruto yang kembali seperti biasa membuat rose sedikit lega.

"Mah, susu aku mana?"

"Muka doang sangar, minumnya masih susu"

Kini gantian haruto yang mendelik, tangannya sudah terangkat untuk menjentik dahi rose, namun mama nya menghalangi aksinya.

"Duh, masih pagi udah ribut! Ngga cape apa kelahi terus? Itu susunya diatas meja haruto, biasanya juga disitu"
Wanita itu menggeleng, heran dia. Anak dua doang kerjaanya gelud terus.

"Haru ngga ada kelas pagi emang? Kok kaosan doang? Oci ngga ada tugas? Udah dikerjain belum?"

Haruto menggeleng, "sekarang hari Minggu kalau mama lupa"

"Ah? Iya kah?"

"Nah, karna sekarang hari minggu, mending kalian berdua jalan jalan aja deh, atau shopping gitu? Serius deh, mama eneg banget lihat kalian berdua ngerusuh didapur gini"

"Ih mama kok gitu?!" Rose mencebikkan bibirnya

Namun wanita itu tak menggubrisnya, ia malah berjalan kearah dompetnya dan mengeluarkan satu kartu ATM nya.
"Nih, jangan berantem dijalan ya sayang, hati hati"
Ucapnya memberikan kartu tersebut ketangan rose dan tak lupa mencium kedua dahi anaknya itu.

"Udah sana cepet ganti baju" ucapnya dan mendorong kedua anaknya itu dari dapur.

"Yaallah berasa anak tiri"
Ucap haruto. Ia meneguk habis susunya dan menatap rose.

"Kok diem? Sana cepet ganti baju, lama gue tinggal"

"Eh gembel! Lo emangnya ga ganti baju juga? Lihat noh baju lo"

Haruto menatap tubuhnya dari atas sampe bawah kemudian menatap rose kembali, "gue ganteng, bebas"

Rose memutar kedua bola matanya malas. Haruto tetaplah haruto dengan tingkat kepedean yang luar biasa tinggi.




















































TBC>>>




Hai? Semoga suka ya..
Sorry kalau ngga sesuai ekspektasi:(






^Dejavu^Where stories live. Discover now