three

567 87 11
                                        

Yg baca jomblo hwhwhw



Cup!

"kalau gini gimana?"

Rose membolakan kedua matanya.
Bibir keduanya menempel walau hanya sekejap.

Melihat ekspresi rose, haruto terkekeh pelan.
"Kenapa si?"
Haruto berucap dengan entengnya

"Haruto,l-lo?"

"Yes babe i did it"

Rose masih terdiam. Ia mencerna kejadian singkat yang mengejutkan itu terjadi.
Haruto sering kok nyium dia. Tapi itu paling paling di dahi sama pipi doang.
Bibirnya belum terjamah siapapun, dan rose sama sekali tidak berharap yang mencurinya adalah haruto, adiknya sendiri.

Dengan rose yang masih tercengang, haruto kembali mengeratkan pelukannya. Tubuh keduanya kini benar-benar menempel.

"Singkat banget, boleh lagi ngga?"
Tanya haruto. Ia mengangkat tangannya  guna menyingkirkan rambut rose yang menghalangi wajahnya.

Tak!

Rose tersadar. Ia menjentik jidat haruto dengan kuat dan memberi sedikit jarak antara keduanya.
"Lo mabok ya?!"

"Minggir! Gue bilangin mama!"
Rose melepaskan tangan haruto dari pinggangnya dan membuka selimut yang menutupi tubuh mereka berdua.

"Gue ngga mabuk"
Haruto menahan pergelangan tangan rose

"Tau. Gue cuma mau keluar, mau tidur. Minggir deh"

"Dibilang sama gue aja, kuncinya lupa gue taro mana"

"Jangan becanda"

"Gue serius"

"Ck! Lo nyebelin banget to, ga boong"

Rose menyerah, ia kembali merebahkan tubuhnya di samping haruto setelah memposisikan guling di antara keduanya.
Ros kembali menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuh dan berbaring membelakangi haruto.

Haruto kembali tertawa pelan, ia menyingkirkan guling yang ditaruh rose tadi dan kembali merengkuh tubuh itu ke dalam pelukannya.

"Gue mau tidur. Jangan rusuh to"
Ucap Rose namun tidak berbalik sama sekali.

"Denger deh gue mau nanya bentar"
Ucap haruto. Ia menghiraukan perkataan rose.

Rose berdehem kecil.

"Misal nih ya, gue sama lo bercinta itu dosa ga?"

Andainya rose punya riwayat penyakit jantung nih ya, sepertinya rose bakalan mati muda saking seringnya kaget.

"Pertanyaan lo ga lucu"
Jawab rose. Ia mencoba mengabaikan segala pikiran yang mengacaukan konsentrasinya dan mencoba untuk tenang.

"Gue ga lagi ngelucu"

Rose merasakan perubahan detak jantungnya yang begitu cepat. Suara dan intonasi haruto benar-benar menandakan kalau ia sedang serius.

Tapi, apa yang harus ia katakan?

"Gila"
Satu kata yang berhasil ia lontarkan.

"Bener. Gue gila"

"Mau ngga ngeladenin kegilaannya gue?"

Rose bergidik ngeri. Dapat ia rasakan bibir haruto yang sedang berbicara menempel dan bergerak ditengkuknya.

"Nggak. Udah diem, gue mau tidur"

Diem sih mulutnya. Tapi tidak dengan anggota tubuhnya.

Rose memejamkan kedua bola matanya saat merasakan kecupan yang tadi ia rasakan ditengkuknya kini berubah menjadi isapan kuat yang menuntut. Bahkan tangan haruto sudah masuk kedalam baju dan menggerayangi perut rata rose.

Rose menahan nafas sejenak dan menghembuskannya dengan kasar.
Emosinya memuncak.

Rose berbalik dan mendorong dada haruto dengan kuat. Pemuda itu bahkan nyaris jatuh dari ranjangnya sendiri.

"Gue udah bilang berapa kali kalau lo jangan kaya gini?! Gue ingetin lagi kalau lo dan gue itu adek kakak! Yang lo lakuin tadi buat gue takut, ngerti ga sih?"

"You're just my bro, right?"

"I love you"

"Gue suka elo"

"Gue sayang elo"

"Gue cinta lo rose, and not as a sist"

"Am I wrong?"

Lagi dan lagi rose dibuat kaget setengah mati.
Tidak ada kebohongan sama sekali yang terpancar dari sorot mata haruto.
Ia harus apa?

Rose menghela nafas pelan.
"Salah to. Salah banget. berhenti suka gue dan hidup kaya sebelumnya"

"Nggak, gue gamau"

"Lo gabisa gin- Hmpphh!

Haruto menarik tengkuk rose dan kembali mempertemukan kedua belah bibir mereka.
Haruto melumatnya dengan ganas melepaskan semua hasrat dan emosi yang sedari tadi ia tahan.

Setelah sekian lama ia menemukan cintanya, apa ia salah?

Rose yang menerima serangan tiba-tiba memberontak dengan keras. Ia tidak menyangka kalau haruto bisa seberani ini.
Namun sepertinya Rose kalah dengan cepat. Sekeras apapun ia memberontak tenaga lelaki dan wanita itu berbeda, ia kalah telak.

Rose kini membiarkan haruto meraup ganas kedua belah bibirnya tanpa ada niat membalas sedikit pun.
Iya juga pasrah ketika lidah haruto menuntut masuk untuk mengobrak-abrik isi mulutnya

Ketika merasakan pasokan udaranya menipis, Ros menarik rambut haruto ke belakang dan lautan mereka pun terputus.
Ros dengan segera menghirup udara sebanyak-banyaknya dan kemudian beralih menatap haruto yang juga menatapnya nya dengan sendu.

Rose bahkan tidak menyadari posisi keduanya yang kini saling tumpang tindih dengan haruto di atasnya. Dan bisa rose yakini kalau bibirnya sekarang pasti membengkak.

Rose mengalihkan tatapannya saat haruto mengusap air liur entah milik siapa di bibirnya dengan sensual.
Ia memejamkan kembali matanya saat melirik wajah haruto yang kian memiring.

Haruto mengecupnya singkat.

"Lo marah ya?"
Tanya haruto saat rose tidak meresponnya sama sekali.

Namun pertanyaan yang ia lontarkan tidak terjawab.
Haruto turun dari atas tubuh rose dan beralih kesamping rose.
Haruto tersenyum kecut saat rose lagi lagi berbalik dan membelakanginya.

Haruto lantas mendekat, ia kembali melingkarkan tangannya di pinggang Rose.
"Jahat banget gue nya diabaiin"

"Sorry kalau lo emang ga suka, gue tau lo marah, gue minta maaf"

"Tapi kalau disuruh buat kaya biasa sama lo, gue gabisa. Gue udah terlanjur jatuh yang buat gue bener bener gabisa jauh dari elo"

"Sebenernya gue ngga sepenuhnya salah di sini. Yang buat gue kaya gini justru lo sendiri. Lo sering datang ke kamar gue gue ga peduli gue lagi apa di dalem lo masuk dengan seenaknya"

"Lo yang duluan meluk gue, Lo juga duluan yang nyium gue. Dan sekarang, semua perlakuan lo dulu gue bales dan lo marah, ga adil rose"

"So? Jangan salahin gue kalau gue bakalan lebih sering kayak gini atau bahkan gue bisa lebih"

Haruto mengangkat kepalanya dan mengecup singkat pipi rose,
"Be mine kak"


























































###
Tbc.

Sorry lama,suka lupa kalau ada book yang harus diselesaiin wkwk

^Dejavu^Where stories live. Discover now