27 | The Truth

2.9K 464 25
                                    

Setengah jam setelah Mbak Andin pergi. Air mataku sudah mengering dan juga sudah puas kulepaskan tangis ke pelukan perempuan tersebut. Mbak Andin tadi hanya mengelus punggungku dengan lembut tanpa mengatakan apa pun. Dan entah kenapa rasa bersalahku pada orang-orang terdekatku makin besar.

Pada Bapak yang belum pernah kuberikan kebahagiaan besar sebelum beliau meninggal. Pada Ibu dan Rendy yang berharap aku bisa mengambil beasiswa ke Inggris--yang awalnya atas keinginanku sendiri itu--serta menjadi orang sukses, tetapi justru kuanggap memaksakan kehendak padaku. Pada Rafif yang rasa sukanya padaku tak bisa kubalas. Pada teman-teman Youngspirit yang dengan seenaknya akan kutinggalkan mengundurkan diri. Pada si Kembar yang juga rencana akan kutinggalkan setelah resign. Pada Mas Guruh karena telah banyak berburuk sangka serta mengatakan hal tak sopan padanya. Dan terlebih pada Allah, karena selama ini aku masih belum banyak menjalankan perintahNya dengan baik.

Kukubur wajah ke dalam kedua tangan. Bayangan wajah mendiang Bapak, lalu berganti Ibu dan Rendy, kemudian Rafif, teman-teman Youngspirit, anak-anak muridku di proyek Trust Me, dan terakhir Mas Guruh. Orang-orang luar biasa yang selama ini memberikan warna-warni indah dalam hidupku yang selama ini kuanggap monoton.

Dulu, saat hanya sibuk memikirkan kuliah dan bekerja untuk membantu perekonomian keluarga, aku memiliki keinginan bisa merasakan sensasi baru di masa muda. Ikut perkumpulan atau organisasi yang selama ini coba kutekan agar tidak ada keinginan mengikutinya.

Namun, semua berubah sejak aku bertemu Mas Guruh. Darinya aku mengenal Youngspirit, menjadi anggota dan bertemu teman-teman keren, terbantu mendapatkan topik dan menjalani penelitian skripsi, serta mendapatkan pekerjaan sambilan dengan gaji lebih dari cukup.

Lalu, apa balasanku ke Mas Guruh? Aku mengacuhkan semua pesan dan teleponnya, aku menjauhinya, aku bahkan mengatakan padanya untuk jangan baik padaku karena itu membuatku terbebani. Andai Mas Guruh adalah orang seperti Ibu yang sangat perasa, pasti lelaki itu akan langsung meninggalkanku dengan perasaan kecewa dan sakit hati mendalam.

Aku bersyukur karena Mas Guruh adalah sosok yang dewasa dalam berpikir dan bersikap. Bahwa justru dia yang akan merasa bersalah dan berpikir menjadi penyebabnya, saat ada orang lain yang menjauhinya. Ah, kenapa ada orang sebaik itu dan dengan bodohnya kusia-siakan tanpa mau coba kuperjuangkan terlebih dahulu?

Masalah keluarganya pun, kata Mbak Andin tadi, Hadiwinoto adalah tipe keluarga yang terbuka. Bu Devi contohnya, dia berasal dari keluarga sederhana. Dan istri dari salah satu saudara sepupu Mas Guruh yang bernama Hendy juga kabarnya berasal dari keluarga kurang mampu, berprofesi sebagai guru.

Selama bekerja dengan keluarga Hadiwinoto, aku memang menyadari bahwa keluarga tersebut tak memandang status sosial saat berinteraksi dengan siapa pun. Bahkan, si Kembar tak masalah saat bermain bola bersama beberapa anak kampung sebelah di lapangan desa yang agak kumuh.

Siapa pun yang mengenal dekat keluarga Hadiwinoto tahu, bahwa orang-orang yang ada di dalamnya sangat dermawan dan menjaga sopan santun serta ramah. Aku saja yang terlalu berpikir picik, merasa rendah diri bahwa aku tak cukup pantas ada di tengah-tengah mereka yang menurut pandangan mataku sangat berkilau itu.

Tadi kata Mbak Andin juga, meski memang pernah menyukai Bu Devi, tetapi Mas Guruh sudah dua tahun lebih berhasil melupakannya. Mbak Andin bercerita bahwa dia dulu juga kaget saat mengetahui fakta itu. Selanjutnya, hanya Mbak Andin saja yang tahu tentang cinta pertama Mas Guruh tersebut. Bahkan, Bu Devi sendiri tidak tahu, dan tak perlu mengetahuinya. Toh, semua sudah berakhir dan hanya menjadi masa lalu yang tak pantas diungkit lagi.

Aku mengatakan pada Mbak Andin tentang tak sengaja mendengar perkataan Mas Guruh waktu di ruang rapat Youngspirit. Ternyata kata Mbak Andin, saat itu Mas Guruh bercerita bahwa dia tengah kebingungan harus bagaimana kepadaku yang makin menjauhinya. Dia tak punya pengalaman berurusan dengan perempuan yang jauh lebih muda, karena dulunya orang yang dia sukai adalah Bu Devi yang notabene lebih tua darinya.

Eunoia [Completed]Where stories live. Discover now