Chapter 13

241 48 4
                                    

Thanks buat kalian yang udah dukung cerita saya sampai sekarang🤍🤍.



**************************************

Dirga menarik salah satu lengannya membuat Amel sedikit tersentak.

"Aku tahu harum tubuhnya, kau tidak bisa menipuku."

Amel merinding, Dirga tersenyum sinis lalu mulai menciumi tangan Amel. "E-h, Pak!"

Dirga menghirup aroma sabun yang Amel biasa pakai, pria itu memejamkan matanya dan terus mencium tangan Amel hingga ia merasa puas.

Amel menarik tangannya cepat lalu mengusap bekas ciuman Dirga. Karena masih sedikit takut, Amel berniat keluar dari kamar. Namun dengan cepat Dirga kembali meraih tubuh mungilnya lalu memeluk erat.

Bahunya bergetar dan terdengar isakan tangis.

"Bapak, kenapa?"

Dirga menarik kembali tubuhnya lalu menatap Amel lama. "Tidak. Aku mau tidur."

Amel mengangguk, membantu sang suami naik ketempat tidurnya lalu memakaikannya selimut hingga sebatas leher pria itu. Dirga terus menatap matanya lekat, membuat Amel sedikit salah tingkah.

"Saya permisi." ucapnya seraya tersenyum.

Grep.

"Jangan, temani aku disini."

"Tapi Pak ...."

Amel menggaruk bagian belakang kepalanya kemudian menatap Dirga yang ternyata juga menatap dirinya. Tangan besarnya langsung menarik Amel hingga duduk diatas tempat tidur.

Gadis itu mulai membelai pelan rambut Dirga, matanya terpejam erat seakan hanyut dalam sentuhan lembut istri dan juga muridnya.

"Kau pernah membaca dongeng?" tanya Dirga dengan tetap memejamkan mata.

"Iya."

"Ceritakan padaku."

Amel mulai menerawang jauh, cerita apa yang akan dia kisahkan? Dongeng anak-anak? Apa mungkin, untuk seorang Dirga disamakan dengan anak kecil?

"Saya tidak pandai bercerita Pak."

"Ck, ayolah. Aku tidak akan melihatmu, tidak perlu malu."

Benar juga, Dirga selalu menutup matanya. Menghela nafas lalu menyusun alur ceritanya.

"Disebuah kota, ada satu rumah sederhana. Rumah itu hanya ditinggali oleh dua orang penghuni, seorang Ayah dengan putrinya."

Dirga membalik tubuhnya ke kanan lalu kepalanya perlahan bergeser menaiki pangkuan Amel dan menetap nyaman disana.

"Putrinya ini selalu mendapat siksaan, tapi ia tetap tegar dan berusaha bersekolah dengan baik. Hingga suatu hari, Ayahnya membawa ia entah kemana dan hendak membuangnya."

"Aku tidak suka cerita sedih, tapi lanjutkan saja." ucap Dirga pelan.

"Dengan terus berdoa dan memohon, seorang pria dewasa bak penyelamat datang menghampiri sang Ayah lalu mengambil alih si remaja tadi. Membawanya kerumah besar seperti istana dan merubah hidupnya total."

"Lelaki itu sepertiku kan? Aku kemarin membawa bocah perempuan kerumah. Dia itu cantik dan sedikit pendek, hanya segini. Kau lihat?"

Dengan mata menyipit Dirga memegang dadanya seakan mengatakan bocah perempuan miliknya hanya sebatas itu.

Dear Pak DIRGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang