3. Pesan Misterius

790 65 15
                                    

Axel telah berangkat dan besok aku akan menginap dirumah orang tuaku karena apartment kami akan di renovasi.

Axel membeli lantai atas diatas unit milik kami agar bisa dibuat seperti apartment kami di Tiongkok dulu dan salah satu alasannya agar Agri dan Veronica bisa tinggal bersama kami.

Tentu aku tidak setuju tetapi lagi-lagi Axel mengatakan itu demi kebaikan aku dan Sean.

Aku juga tidak bisa membatalkannya karena Axel sudah menyusun semuanya dan lagi-lagi dia melakukannya tanpa diskusi denganku terlebih dahulu. Bahkan aku mengetahui hal ini beberapa menit sebelum dia berangkat ke bandara hari ini.

"Veronica bantu saya kemasi barang Sean untuk di bawa menginap selama seminggu dirumah kakek neneknya" perintahku dan dia langsung mengerjakannya.

Ku akui kerja Veronica cukup baik serta dia cepat dan rapi. Dan aku,mencoba berpikir positif tentangnya karena orang tua ku dan Axel memilihnya.

Saat kami sedang berkemas suara bel tiba-tiba berbunyi.

"biar saya aja" ucapku agar Veronica tetap melanjutkan pekerjaannya.

"Bryan?" ucapku yang kaget melihat kedatangan Bryan bersama Ezra.

"hii Ezra" sapa ku.

"hallo tante selamat siang" ucap Ezra menyapaku.

"sore bukan siang" saut Bryan.

"maaf tante, selamat sore" ucap Ezra lagi dan aku tertawa.

"iya Ezra selamat sore, silahkan masuk dulu kedalan ya sayang" ucapku dan aku terdiam sebentar setelah menyebutnya.

Maksutku, 'sayang' yang ku ucapkan adalah untuk Ezra bukan Bryan.

"well  aku lagi packing soalnya besok mau nginap dirumah mama papa buat beberapa hari" jelasku kepada Bryan.

"Axel mana?" tanya Bryan.

"oh tadi pagi dia balik ke Tiongkok karena ada urusan yang ga bisa di serahin ke orang lain" jelasku.

"oke tante panggil Sean dulu ya sayang" ucapku kepada Ezra dan ya tanpa sadar aku mengatakan kata sayang lagi yang bahkan sangat sulit untuk ku ucapkan kepada suamiku sendiri.

"Sean ayo kedepan ada Ezra" ucapku kepada Sean dan kami meninggalkan Veronica sendiri di kamar untuk berkemas kemas.

"wah Sean ganteng ya pa" ucap Ezra terdengar di telingaku yang membuataku sedikit tertawa.

"iyalah emang kamu jelek" balas Bryan neledeki anaknya.

Ya, anaknya Ezra bukan Sean.

"papa kok jahat" ucap Ezra.

"emang" balas Bryan.

Meski mereka berdua tanpa seperti sedang berkelahi tapi aku tau mereka berdua saling menyayangi.

"Sean kamu inget Ezra kan, dulu kalian masih kecil banget waktu ketemu. Sana kenalan lagi" ucapku kepada Sean.

Berbeda dengan beberapa tahun lalu, dulu Sean langsung menghampiri Ezra dan Ezra yang justru diam karena malu.

Tapi sekarang Sean justru mengganggam tanganku semakin kuat. Sepertinya dia malu atau aku lebih takut jika Sean justru takut bersosialisai dengan anak anak seusianya.

"sayang, why? What happen?" tanyaku kepada Sean tapi Sean tidak menjawab.

"Sean, masih inget om kan ya?" ucap Bryab yang menghampiri Sean.

Sean mengangguk pelan sebagai jawaban.

"ini Ezra anak om, Ezra ajak Sean kenalan" ucap Bryan.

"hallo aku Ezra" ucap Ezra mengulurkantangannya kepada Sean dan aku menyuruh Sean untuk membalas sapaan dari Ezra.

The Last Is You Season 3Where stories live. Discover now