Chapter 34-[Gienah]

1.2K 131 1
                                    

Sekarang Aca dan Alvan berada di bianglala.

Alvan yang melihat Aca hanya diam melihat pemandangan.

"Bagus ya ca" Ujar Alvan mengusak sepi.

"Banget" ujar Aca masih setiap menatap pemandangan malam itu.

"Hari ini lo bahagia gak ca?" Akhirnya Alvan menanyakan hal yang ingin disampaikan dia tanyakan sejak tadi.

"Bahagia, makasi ya van udah nemanin gua" Jawab Aca mengangguk kecil tak lupa sebuah senyum yang dia ukir.

"Sama-sama ca, tapi sebenarnya lo gak perlu bohong" Ujar Alvan nadanya mulai merendah.

Aca yang mendengar itu langsung menatap Alvan dengan rasa bersalah. Alvan hanya membalasnya dengan seutas senyum.

Tumpah sudah akhirnya air mata yang sedari tadi dia tahan

"Hiks, maafin gua" Ujar Aca pelan.

"Maaf" Lirihnya sungguh dia merasa bersalah.

Alvan yang melihat Aca menangis membawanya ke dalam pelukannya, menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu.

Setelah sedikit reda baru Alvan melepaskan pelukannya itu, kemudian mengangguk pelan  seolah berkata semua baik-baik saja.

"Udah jangan nangis lagi"ujar Alvan menghapus jejak air mata gadis itu.

"Gua suka sama lo ca, dan beberapa minggu belakangan ini gua mulai ngedekatin lo, tapi kayaknya sampai sekarang gua masih gagal, gua tau ada seseorang di hati lo" Jelas Alvan sekali tarikan nafas.

Tidak ada respon dari Aca, dia hanya semangkin menundukkan kepalanya.
Kemudian Alvan mengangkat pelan dagunya gadis itu, sampai mata mereka bertukar pandang.

"Gua sayang sama lo ca, dan gua bakal bantu lo buat lo lupain dan gantiin orang itu di hati lo" Lanjut Alvan, sesekali memperbaiki rambut gadis itu.

Aca tidak menjawab, banyak yang ingin dia sampaikan pada laki-laki di hadapannya itu tapi lidahnya seolah kelu, dia hanya menggenggam erat tangannya hingga jari-jarinya memutih.

Alvan yang melihat itu mengusap pelan tangan Aca "Kalau lo mau ngomong sesuatu ngomong aja ca" Ujar Alvan meyakinkan gadis di hapannya itu.

Aca menghirup nafas dalam kemudian dia membalas tatapan Alvan. "Tapi gua gak mau lupain dan gantiin orang itu" ujar Aca diikuti tetesan air matanya.

"Tapi ca"

"Iya gua tau, dia gak bakalan pernah jadi milik gua"

"Kenapa lo gak coba buka hati lo"

"Liat itu bulan itu akan selalu ngelilingi bumi, karena bumi itu porosnya" Ujar Aca menunjuk bulan yang bersinar cukup terang malam itu.

"Bisa dibilang dia poros di kehidupan gua dan gua gak pernah menyesal ketemu dan jatuh cinta sama dia"

"Gua gak minta dia balas cinta gua, bahkan bisa ngelihat dia sudah sangat cukup buat gua"

Melihat mata Aca yang penuh binar saat menceritakan betapa dia mencintai bintang membuat Alvan di pukul mundur.

"Alvan boleh gak gua minta tolong sesuatu sama lo?"

"Minta tolong apa ca?

"Boleh gak,kita akhiri malam ini?"

"Hahaha,Gua di suruh mundur bahkan belum mulai"ujar alvan

"Maafin gua van"

"Lo gak perlu merasa bersalah ca,tapi bisa gak lo kasih gua satu alasan buat gua mundur"sekali lagi alvan masih ingin memperjuangkan gadis di depannya ini

SIRIUSWhere stories live. Discover now