Chapter 29-[Aludra]

1.2K 145 4
                                    

Minggu ini menjadi minggu yang melelahkan bagi siswa karena mereka memasuki minggu-minggu ujian.

"Susah banget"Ujar Keysa keluar dari ruangan ujian beriringan dengan Aca.

"Iya, padahal gua udah belajar tetap aja gak ngerti pas ngerjainnya" Ujar Aca risau.

Dia benar sudah berusaha belajar mati-matian hingga tengah malam, dia ingin nilainya naik, agar papanya bisa sedikit bangga, mungkin jika bangga tak pantas mungkin dia bisa berharap papanya tak lagi malu memiliki anak sepertinya.

"Tenang ca, gua bersama lo" Lanjut Keysa pasrah dengan ujiannya.

Aca tidak membalas dia hanya diam, dengan beribu pikiran di kepalanya

"Ayo pulang" Ujar Keysa.

Sekarang mereka berjalan menuju parkiran, tidak lama jemputan Keysa datang dan dia pun pamit meninggalkan Aca.

Aca duduk di sebuah kursi tidak jauh dari parkiran, dia menunggu Bintang.

Suara tawa membuat Aca melihat ke sumber suara, benar saja itu Bintang yang sedang bercanda bersama Rahma, mereka berjalan mendekat ke arah Aca.

"Seru ya naik motor, gua jadi pengen juga pulang naik motor bareng lo" Ujar Rahma di depan Aca dan Bintang.

"Tapi gak mungkin kita bonceng tigakan, ntar di kira cabe-cabean" Lanjut Rahma tertawaan.

Baik Aca maupun Bintang tidak ada yang menjawab.

"Eh ca lo gak bisa ya bawa motor"Ujar Rahma

"Gak"Ujar Aca singkat.

"Belajar dong ca mudah kok, kasian Bintang jadi ojek lo terus"

"Kalau bisa bawa motor jadi gampang gak terlalu nyusahin" Lanjut Rahma dengan nada bercanda.

"Apa benar Aca selama ini menyusahkan Bintang?" Batin Aca.

Kemudian dia menatap bintang seolah meminta jawaban."Yaudah besok kalau lo mau gua ajarin bawa motor" Balas Bintang.

Mendengar itu Aca hanya diam menggenggam erat tangan nya dan rasa sesak didadanya, Aca mengerti maksud Bintang, Bintang membenarkan kalau Aca itu menyusahkan namun Bintang mengatakannya dalam versi lebih halus.

Aca hanya mengangguk sambil tersenyum, untuk berpura-pura senyum bagaimana pun kondisinya bukan hal yang susah lagi bagi Aca.

"Tinn" Bunyi klakson mengejutkan mereka, ternyata itu Alvan.

"Tante gak bisa jemput lo, ayo pulang gua antar" Ujar Alvan ke Rahma.

"Gak usah Rahma bareng gua aja" Potong Bintang.

"Terus aca? Lo kira motor lo bisa bertiga?" Balas Alvan menatap tajam kearah Bintang.

Aca yang seakan sadar kondisi berkata"Gua naik bus aja"

"Jangan"Balas Bintang.

Kemudian Aca menatap Bintang, dia tidak mengerti maksud Bintang melarang, sedang tidak mungkin jika mereka bertiga satu motor.

"Gua antar Rahma bentar lo tunggu di sini, nanti gua jemput lagi" Ujar Bintang sepertinya otaknya sedang tidak bisa berfikir.

"Gak usah Bintang gakpapa, gua naik bus aja" Balas Aca rasanya Aca ingin menangis sekarang tapi dia masih berusaha menutupinya dengan senyuman.

Dia benar-benar ingin pergi dari sini.
Bagaimana tidak? Aca marah pada dirinya, yang selalu saja menyusahkan dan menempatkan orang disekitar di posisi yang sulit.

"Bintang lo gila ya, rumah Rahma jauh, dan lo nyuruh Aca nunggu lo disini?" Balas Alvan tidak habis pikir dengan isi kepala Bintang.

"Biar gua yang antar Aca" final Alvan.

Aca tidak tau berbuat apa, dadanya sesak walau hanya sekedar menghirup nafas.

"Gak usah alvan,nanti ngerepotin. Gua naik bus aja,Itu busnya udah datang" Tunjuk Aca ke sebuah bus yang berhenti menaikan penumpang.

"Gua duluan ya, kalian hati-hati ya" Ujar Aca tak menunggu jawaban Aca langsung berlari dan menaiki bus tersebut.

Setelah masuk ke bus dia memejamkan mata menghirup nafas panjang kemudian membuka jendela bus yang menghadap kearah Bintang, Rahma, Alvan berdiri. Kemudian dia tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Padahal lo bisa nunggu gua ca, gua cuma sebentar"Batin bintang melihat bus menjauh.

"Aca lo palsu banget" Batin Alvan.

"Maaf ca, gua cuma mau pastiin perasaan Bintang ke gua?" Batin Rahma.

Alvan yang kesal melajukan motornya tanpa berpamitan pada Bintang, Alvan mengikuti bus itu entah kenapa dia ingin memastikan Aca pulang dengan selamat.

Sebenar Alvan tertarik pada Aca, Alvan kagum pada sosok kuat itu, namun Alvan sadar tidak ada lagi ruang tersisa di hati Aca, lagian waktu Alvan tidak lama disini dia harus ikut pindah bersama orang tuanya saat naik kelas nanti.
Dia tidak mau membuat Aca dekat dengannya, dan suatu saat nanti meninggalkan Aca, beban Aca sudah terlalu banyak rasanya tak pantas jika dia mengikuti egonya. Jadi biarkan dia menjaga Aca dari jauh, selama yang dia bisa.

Alvan mengikuti bus itu,bnamun sekarang sudah saatnya Aca turun,btapi kenapa bus itu tidak berhenti

Alvan terus mengikuti bus itu,hingga akhirnya Aca turun sudah beberapa halte terlewat dari halte dekat rumahnya.

Gadis itu turun, matanya sedikit merah,bkemudian dia duduk di halte tidak melakukan apa pun matanya hanya tertuju pada lalu lalang kendaraan.

Sebuah telpon membuyarkan lamunannya kemudian dia mengangkat telpon tersebut.

Setelah mematikan telpon itu dia beranjak pergi. Gadis itu berjalan di trotoar sesekali tersenyum pada orang yang dia temui, dia terus berjalan menuju rumahnya, itu bukanlah jarak yang dekat namun akhirnya dia sampai di komplek rumahnya, namun lagi-lagi dia melewati rumahnya dan berakhir duduk di taman.

Alvan yang masih setia mengikuti Aca dari jauh, kenapa dia tidak segera pulang?apa dia tak lelah berjalan sejauh itu? Pikiran itu berputar di kepala Alvan.

Setelah menghabiskan sekotak susu gadis itu bangkit menuju pangkalan ojek, dia mengobrol lama sepertinya dia sedang bernegosiasi dengan bapak ojek.

Kemudian gadis itu naik keatas motor dan motor itu melaju ke sebuah lapangan.

Kemudian bapak itu turun, dan memberikan motor itu pada Aca? Bukankah Aca tidak bisa bawa motor?batin Alvan

Baru sekali gas, Aca pun jatuh dan kakinya sedikit di timpa motor.

Itu lah pemandangan yang di lihat Alvan, entah sudah berapa lama dia disini menyaksikan gadis itu berusaha membawa motor, entah jatuh ke berapa kali yang di hadapi, tapi sepertinya dia sangat semangat.

Kemudian dering telpon Alvan berbunyi dan dia mengangkatnya, Alvan meninggalkan Aca karena dia harus segera pulang.

"Good luck Aurystella Allisya"

SIRIUSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora