Pada saat itu dia hampir terjerat dengan dion ditempat tidur, jika bukan karena alarick yang datang tiba-tiba dan menyeretnya dengan wajah merah padam.

Tapi pada saat ini tara tau. Itu adalah pengaturan yoselin. Dia membuatnya mabuk, memberikan obat pada dion lalu menghubungi alarick

Yoselin bisa dibilang mata-mata alarick. Hanya saja dia selalu membalikan putih menjadi hitam dan hitam menjadi api yang akan membakar alarick dengan kemarahan  yang berkobar.

Pada saat itu alarick menatap tara marah, matanya penuh rasa sakit dan kecewa, tapi waktu itu tara bahkan tidak tau bagaimana alarick begitu terluka karena perilakunya

Dia begitu buta. Sangat buta, hingga hanya nama dion yang selalu tersemat di kepalanya.

Tara memandang pintu didepannya ragu. Melihat jam diponselnya tara mungkin mengira alarick masih diruang kerjanya

Pintu terbuka dengan suara kriet yang membuktikan jika sipemilik kamar jarang berada didalamnya. Bukankah begitu? Alarick selalu tertidur diruang kerjanya

Saat tau alasannya tara bahkan tidak bisa membendung air matanya

Itu semua karenanya. Alarick hanya menginginkan pernikahan normal dan hangat. Dia berharap tara menyambutnya saat dia pulang kerja, menyapanya saat pagi hari dan memberinya pelukan hangat saat ia tertidur

Itu semua.... Sistem yang memberitahunya keinginan sederhana alarick.

Tara terduduk dilantai, ia menangis tidak lagi bisa membendung air matanya. Melihat suasana kamar yang dingin dan suram

Tara tergugu. Nyatanya baru kali ini tara menangis begitu hebat, mungkin orang yang melihat akan mengatakan jika dia adalah orang yang paling menderita didunia

Pada saat ini pintu kamar mandi yang tertutup terbuka perlahan, memperlihatkan celah sedikit kemudian terbuka lebar, menampilkan sosok tinggi yang dibalut handuk hanya sebatas pinggangnya

Melihat sosok mungil yang terduduk seperti bola didepannya, hati alarick menegang, apalagi mendengar suara tangis tara yang terdengar begitu memilukan

Tanpa basa-basi alarick melangkah maju, memeluk tara erat. Hatinya seakan tertusuk saat melihat tara seperti ini

Kilatan bahaya muncul dikedalaman matanya.

Siapa? Siapa yang menyakitinya hingga seperti ini? Bukankah dia? Jika benar, maka alarick tidak akan segan untuk menghancurkannya.

Tara yang menangis langsung menegang saat merasakan pakaiannya yang sedikit basah karena orang didepannya

Aliran hangat dari tubuh alarick seakan mengalir pada kulit tara yang hanya memakai pakaian tipis. Keduanya seakan bisa merasakan suhu tubuh masing-masing

Pada saat ini alarick tidak menyadari jika orang dipelukannya sudah berhenti menangis dan memiliki ekspresi gugup diwajahnya

Alarick melonggarkan pelukannya "kenapa?" tanyanya menangkup wajah tara

Mata tara berkeliaran seakan menghindari tatapan introgasi alarick
"tidak... Aku.. "

Alarick tersenyum kecut. Dia masih mau melindunginya, kan?

"baiklah, pergi tidur" saat ini alarick memegang bahu tara membantunya berdiri

"mmm bolehkah....bolehkah aku tidur disini... " katanya diakhiri dengan suara mencicit seakan takut alarick tidak menyetujuinya

Ketidakpercayaan melintas dimata alarick, tapi hanya sekilas, dia kembali menatap tara lembut "baik"

Tara mendongak penuh antisipasi, melihat tatapan dalam alarick tara memalingkan wajahnya malu, apalagi saat dia melihat alarick bahkan tidak mengenakan baju.

I Live Again For My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang