LIMABELAS

202 13 0
                                    

An: Buat yang nanya apa perbedaan yang di buku dengan yang disini, dibuku ada EKSTRAPART 3 part dan TIDAK akan pernah dipublish disini.

Terus, buat yang udah pesan, tolong kirim pesan WA konfirmasi ke WA aku yang 085694624055 karena ada 7 yang belum konfirmasi data. Trims.

Selama Diva bekerja di St Louis Central Hospital, mungkin 3 bulan belakangan inilah Diva selalu bekerja dengan suasana hati yang sangat baik. Dan Diva tidak akan memungkiri kalau hubungannya dan Nathan yang mulai membaiklah yang membuat Diva bisa merasa sebaik ini.

Mungkin keputusan Diva untuk menjadi partner sex Nathan adalah kebodohan terbesar Diva ambil. Meskipun begitu, Diva tidak merasa menyesal memilihnya, dia selalu menganggap itu adalah pilihan terbaik yang dia buat. Bukankah selama ini Diva memang selalu bodoh kalau sudah berhubungan dengan Nathan, jadi Diva tidak keberatan kalau dia melakukan satu kebodohan lainnya buat Nathan.

Hubungan antara Diva dan Nathan sudah berjalan hampir 3 bulan belakangan ini. Semuanya berjalan baik dan mulus, seolah tidak pernah ada masalah yang terjadi di masa lalu antara mereka berdua. Mereka berdua seperti sepakat dalam diam untuk tidak pernah mengungkit tentang apa yang terjadi pada mereka dimasa lalu. Kebersamaan mereka seolah membentuk benteng pertahanan bagi mereka dari badai masa lalu yang mereka tidak tau kapan itu akan datang menerjang mereka.

***

"Kamu yakin mau tinggal di apartemen Deva? Terus papa sama mama, sama siapa dong nantinya disini?" Tanya Grace sambil ikut merapikan beberapa pakaian yang akan Diva bawa bersamanya.

Diva menghela napasnya, lalu tersenyum sedikit kecut karena sudah hampir 5 kali mamanya itu menanyakan pertanyaan yang sama kepadanya, sejak Diva memutuskan untuk pindah sementara ke apartemen Deva. Apartemen yang posisinya, tidak begitu jauh dari rumah sakit tempat Diva bekerja.

"Iya ma, Diva mau tinggal disana untuk beberapa saat karena ada beberapa pasien yang butuh penanganan intensif dari Diva. Diva nggak mau karena kesibukan Diva, mama sama papa keganggu setiap malam hanya untuk menunggui Diva pulang." Jelasnya lagi, berusaha memberikan pengertian kepada mamanya kenapa Diva harus pindah sementara dari rumah orangtuanya.

Mama Diva menghela napasnya, dia menyerah untuk membujuk Diva agar memikirkan ulang soal kepindahannya yang katanya hanya sementara itu. "Baiklah kalau kamu maunya begitu. Tapi janji ya kalau ini hanya sementara, terus kamu harus pulang setiap minggu." Dengan nada memerintah Grace mengatakan hal ini pada Diva yang diangguki oleh Diva langsung untuk meyakinkan mamanya.

"Iya ma. Ini hanya sementara dan Diva akan pulang setiap minggunya." Jawab Diva agar mamanya itu tenang dan mau melepaskannya.

"Baiklah kalau begitu. Beritahu mama kalau kamu mau pergi." Ucap Grace kemudian meninggalkan kamar Diva.

Sepeninggalan mamanya, Diva menghentikan kegiatan kemas-kemasnya. Dia memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas ranjang miliknya, lalu merenungkan lagi tentang keputusannya ini. Diva tidak sepenuhnya berbohong kepada orangtuanya ketika dia mengatakan kesibukan dalam pekerjaannya lah yang menjadi alasan kepindahannya ke apartemen Deva. Hanya saja, itu tidak sepenuhnya menjadi alasan Diva untuk tinggal di apartement Deva, ada alasan lain kenapa dia sampai melakukan hal besar seperti ini. Dan alasannya itu adalah, Nathan.

***

"Diva, gue dengar dari tante Grace, lo pindah ya?" Dengan tiba-tiba saja Catherine menanyai Diva, setelah dia memasuki ruangan Diva tanpa ijin.

Diva memutarkan matanya malas karena dia tidak menyangka soal kabar pindahnya dia ke apartemen Deva akan diketahui oleh teman-temannya secepat ini. Dan menurut teman-temannya ini, berita ini cukup pantas diperbincangkan karena menurut mereka ini bukanlah hal yang biasa.

"Iya, gue pindah dari kemarin karena ada beberapa pasien gue yang butuh perhatian intensif dari gue. Lagipula ini hanya untuk sementara kok." Dengan singkat Diva mencoba menjelaskannya pada teman-temannya.

Sayangnya Catherine tampak tidak menggubris penjelasan Diva tadi, karena kenyataannya kini dia sudah memasang wajah menyelidik pada Diva. "Setau gue, se-hectic apapun tugas kita dan sesibuk apapun lo ama pasien lo, lo nggak akan mau buat tidur selain dari rumah lo deh." Kata Catherine menjelaskan kecurigaannya lengkap dengan mata mennyempitnya. "Dan sekarang lo malah pindah! Meskipun itu di apartemen Deva, tetap saja hal ini mencurigakan. Jadi kasih tau gue apa alasan lo sampai pindah begini?" Tanya Diva berkesinambungan.

Namun, belum lagi Diva memberi jawaban, jawaban yang tidak ingin diberitahunya, Catherine sudah terlebih dahulu memotongnya. "Jangan bilang ini ada hubungannya dengan gosip yang beredar di rumah sakit kita. Gosip tentang lo dengan dokter Nathan." Terang Catherine secara langsung, tanpa basa-basi.

"Gosip? Gosip apa?" Tanya Diva pada Catherine karena dia tidak menyangka kalau ada gosip yang beredar tentang dia dan Nathan.

Catherine semakin menyipitkan matanya, tanda kalau dia semakin tidak menyangka kalau Diva tidak tau soal gosip hangat yang tengah beredar di rumah sakit mereka. "Lo nggak tau kalau lo digosipin pacaran dengan dokter Nathan? Oh my shit. Almost all doctor and nurse in this hospital said you and Nathan in relationship. Bahkan ada yang bilang kalian telah tinggal bersama karena ada seseorang yang pernah melihatmu masuk bersama dokter Nathan ke sebuah apartemen malam-malam. Apartemen itu diyakini adalah apartemen dokter Nathan." Secara singkat Catherine mencoba menjelaskan gosip yang beredar tengtang Diva dan Nathan.

Wajah Diva berubah tegang dan kaku untuk sesaat. Dia tidak menyangka kalau dia bisa begitu ceroboh dan tidak hati-hati soal ini, padahal dia sendiri yang bertekad agar tidak ada satupun yang tau tentang dia dan Nathan. Jelas saja dia perlu menyembunyikan semuanya, bagaimanapun dia tidak mau dipandang menyedihkan dan menjijikkan karena mau menjadi partner sex seseorang. Kalau hanya dia yang menjadi gunjingan, Diva akan baik-baik saja, tapi bagaimana dengan keluarganya? Diva tidak akan membiarkan keluarganya terkena akibat dari perbuatannya.

Kalau dipikir-pikir lagi, Diva itu sebenarnya begitu sial kalau berhubungan dengan merahasiakan hubungannya dengan Nathan? Karena Setiap kali dia bersama Nathan, ada saja yang melihatnya. Dimulai dari Kian di pesta perpisahan dokter magang, lalu sekarang oleh seseorang yang Diva tidak tau siapa orang itu, memergoki dia keluar dari apartemen Nathan. Lalu siapa lagi setelah itu? keluarga Diva? Semua hal ini membuat Diva tidak tau bagaimana dia harus menyembunyikan tentang dia dan Nathan. Siapa yang akan percaya kalau dia bilang tidak ada apa-apa antara dia dan Nathan, jika jelas sekali ada orang yang melihat mereka ciuman dan masuk ke apartemen pria itu pada tengah malam. Hanya orang bodoh yang percaya semua jawaban Diva itu.

Abaikan soal Diva yang ingin menyembunyikan kebersamaan Diva dengan Nathan karena permasalahan utamanya bukan ada disana. Permasalahan utamanya disini adalah Diva tidak tau harus bagaimana dia menyebutkan hubungan mereka. Diva bukan orang gila, atau orang yang tidak tau malu yang bisa dengan santainya mengatakan kalau dia dan Nathan hanyalah sekedar partner sex. Diva tidak bisa membayangkan bagaimana teman-temannya akan melihat dia jika dia benar-benar mengatakan jawaban itu. Lalu, kalau Diva menyebut kalau dia dan Nathan hanyalah sekedar teman, dia sudah pasti ditertawakan, kemudian diolok-olok temannya. Bukankah sudah jelas sekali Kian sudah menjadi saksinya?

Lalu, apakah Diva harus memberitahu masa lalunya dan Nathan pada teman-temannya, agar mereka saja yang menentukan bagaimana hubungan dia yang sebenarnya dengan Nathan? Oh tidak. Diva tidak mau tatapan kasihan dan jijik yang kemungkinan besar akan didapatkannya. Kalau dulu hubungannya dengan Nathan penuh dengan kesedihan, tapi setidaknya hubungan dia dan Nathan saat itu memiliki kepastian. Dia dengan pasti dapat mengatakan kalau dia adalah kekasih Nathan. Untuk sekarang, Diva tidak tau harus mengatakan apa soal dia dan Nathan karena tidak ada kepastian dan kejelasan hubungan diantara mereka.

"Aku dan dikter Nathan tidak tinggal bersama. Kami juga tidak berpacaran, tapi kami memiliki hubungan yang orang tidak perlu tau itu apa." Diva akhirnya memilih menjawab begitu dengan nada sedikit ditekankan namun dengan wajah pura-pura galak agar Catherine tidak tersinggung atau marah dengan cara menjawab Diva.

Beruntung temannya itu tidak memperpanjangnya lagi. Catherine hanya mendengus dan mengerucutkan bibirnya ketika jawaban itu keluar dari mulut Diva. Sepertinya dia tau kalau Diva tidak akan menjawab pertanyaan darinya itu meski dia jungkir balik.

***

DIVAWhere stories live. Discover now