SEMBILAN

172 27 1
                                    

AN: Buat teman-teman yang udah memesan buku di 081317040258, bolehkah menghubungi aku 085694624055? Aku mau data kembali pemesan buat pengambilan buku karena mbaknya lagi ada masalah dan nggak bisa ngurusnya. Ada sekitar 21 yang pesan tolong hubungi aku ya biar aku tau nanya ke gudang percetakan atau ngambil tindakan lainnya. Trims.

Oh iya, nanti sambpul buku jadi begini ya. Maaf kalau berubah, seperti yang aku bilang ada beberapa masalah aku sebelumnya dengan percetakan yang dl aku pakai sampai ngubah ikut sampul.

 Maaf kalau berubah, seperti yang aku bilang ada beberapa masalah aku sebelumnya dengan percetakan yang dl aku pakai sampai ngubah ikut sampul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Menjelang pernikahan Divo, Diva meminta Divo untuk menghabiskan waktunya lebih lama dengan dia. Biarlah orang bilang dia manja atau apa, Diva tidak peduli. Toh kenyataannya dia memang manja karena selalu mendapatkan perhatian dari kedua kakak kembarnya. Terkhusus Divo, kakak kembarnya ini memang lebih memanjakan dan lebih banyak menghabiskan waktunya dengan dia. Jadi menurut Diva, wajar kalau dia ingin memonopoli kakaknya itu selama dia masih bisa.

"Bet me, you called me just to show off, right?" suara dan wajah terganggu Deva membuat Diva dan Divo cekikikan di depan layar handphone mereka yang menunjukkan wajah Deva.

"You got it!" Kata Diva dengan senyum menyebalkannya karena dia memang sengaja memanggil Deva melalui video call agar satu lagi kembarannya itu tau kalau dia dan Divo sekarang sedang jalan berdua. Suatu rutinitas yang biasanya mereka lakukan bertiga, setidaknya sekali dalam seminggu.

"Jadi, lo berdua lagi dimana sekarang?" Tanya Deva mencoba menebak dimana kedua kembarnya itu sekarang menghabiskan kencan mereka. Karena ini sudah jam 7 pagi di NY, jadi Deva pikir kedua kembarnya tidak mungkin jauh dari rumahnya kalau sudah jam 8 malam begini.

Masih tersenyum jahil, kemudian memutarkan kamera HP-nya agar Deva bisa melihat kalau mereka sedang berada di restoran hamburger dan hotdog langganan mereka sejak kecil. "Kita lagi Meat Palace, mau makan beli burger ama soda buat marathon malam ini." Jawab Diva lagi dengan nada pamer.

Melihat mata Deva yang berputar, membuat Diva cekikikan. "Makanya, siapa suruh ambir cuti pas mau di hari H, jadi nggak bisakan senang-senang ama kita." Ejek Diva.

"Ya gimana, gue mau semua ini selesai secepatnya. Gue males tau jauh disini, nggak enak." Deva mengeluh sambil memperbaiki dasi yang dikenakannya untuk kerja hari ini.

"Nggak enak karena nggak ada Anila doang kan." Ejek Divo yang masih saja keki dengan Deva dan Anila.

Deva menunjukkan cengiran kecilnya, buru-buru pamit sebelum Divo kemvali menyemprotnya. Tapi sebelim itu dia masih sempat memanas-manasi Divo dengan berkata, "Ya udah sih Vo. Beruntung lo ngegantiin gue, kan lo jadi ketemu ama jodoh lo."

Saat mata Divo sudah mulai melotot barulah Deva benar-benar pamit. "Udah dulu ya, gue mau kerja ini. Bye Va, Vo." Katanya lalu mematikan sambungannya tanpa balasan dari Divo atau Diva.

DIVAWhere stories live. Discover now