10.Tigaraksa (Part 2)

50 4 0
                                    

Lelaki kurus itu memandang keluar jendela.... Rumput meranggas ditingkahi panasnya sinar matahari, keadaan di dalam kamar masih bisa terselamatkan oleh AC... Tapi tidak kegusaran hatinya

Perlahan tangan tangan tegap memeluk pinggang telanjangnya

"Ikutlah denganku Le... " Lirih suara dalam itu... Si Pemuda menjatuhkan kepalanya di pundak basah laki laki yang lebih tua

"Aku gak bisa mas... Ini kewajibanku... " Jawab Allegro dalam bisikan, Teguh terkekeh sesaat

"Kupikir kau tidak menikmati Suci Estrella" Ujar laki laki yang lebih tua lagi

"Apalagi setelah urusan narkoba itu...? Tentu aja nggak mas... Tapi kemudian aku sadar... Dia sendiri... Siapa yang jaga dia nanti? " Keluh si cungkring sambil membalikkan badan, dipandanginya mata mata indah yang mulai dibingkai keriput itu

"You doing Great boy, udah waktunya kamu istirahat... " Ujar si tegap

Ale terkekeh "aku baru 24 mas... Masih banyak waktuku... " Tolaknya halus

Dahi Teguh mengerenyit "untuk ambisi? " Sambungnya

Si Cungkring menggeleng sesaat "untuk berguna mas... Karena ambisiku lebih dari sekedar karir... Kamu ataupun semua uang di dunia ini" Lanjutnya sambil tersenyum

"Lantas apa itu cah bagus? " Bingung Teguh

"Kematian... " Jawab si Mata besar

Teguh makin bingung memandangi si kurus
"Kamu mau buru buru mati? " Ujarnya tidak mengerti

Allegro hanya mengangkat bahunya "cepat atau lambat ... Aku mau saat aku pergi nanti...semua tugasku sudah benar benar selesai... Aku mau saat aku pergi nanti hanya ingatan baik yang tertinggal... Jadi... Aku harus mulai dari sekarang kan mas? " Jelasnya panjang lebar

Teguh mengecup jemari si tampan "dengan menabung kesan baik?" Lanjutnya bertanya

Allegro kembali menggeleng "dengan berusaha menyelesaikan semua apa yang telah kumulai mas... "

Teguh mengejar bibir si cungkring perlahan  "termasuk kita? " Gusarnya halus

"Kita berada di sisi yang berbeda mas... dan aku gak kuat bolak balik nyebrang" Senyum si kurus pahit, Teguh memeluknya lebih erat

"Kita selalu bisa bikin jembatan... " Lanjut laki laki tegap itu, diluar angin meniup daun daun kering di halaman

"Aku gak mau kita di satu sisi tapi mati mas... Biar kita saling doain dari jauh... Dengan tetap hidup dan melanjutkan hidup"  Jawab Allegro seketika

"Aku gak masalah selama bareng kamu" Suara Teguh mulai meninggi

"Aku yang masalah mas... Kalo sama sama kamu buat kamu terancam... Kalo sama sama kamu buat aku gak tenang... Buat aku beresiko kehilangan kamu... Mendingan aku gak sama sama kamu sama sekali... " Ujar Allegro frustasi

"Jadi ... Jadi apa yang harus aku lakukan le? " Ujar Teguh tergetar... Bisa dirasakannya perpisahan mulai menguar diantara mereka

"Nikmati semua ini sampai selesai... Bareng bareng aku... " ujar Allegro seraya mengejar bibir si tampan

*********
"Biarkan dia berbicara bersama penasehat hukumnya... Kau bicara denganku... " Senyum laki laki tua itu penuh kemenangan

Allegro sejenak memandangi Suci Estrella yang masih berbicara serius dengan lawyernya di dalam ruang interogasi.. Pandangannya bertabrakan dengan Teguh di sudut ruangan

"Bagaimana? " Lanjut Kusumo

Allegro memandangi laki laki tua itu penuh kemarahan

"Apa yang bapak inginkan? Blowjob?" Ujarnya dalam kemarahan

the eternity origins : 2009Where stories live. Discover now