NGOCEH TIME

10 2 0
                                    

HAI EVERYONE!!
WELCOME TO THIS PART!
-
-
-
-
-
ENJOY, HAVE A FUN AND HAPPY READING FOR U GUYS

⚠️KALO NEMUIN TYPO MOHON DIMAAPIN 👄

LOV U🧡

------------------------RUMIT------------------------

"Gimana kabar El di California bun? Otaknya masih aman kan?"

Hilda yang sedang menyendok makanan ke mulutnya pun tertawa sekilas saat mendengar pertanyaan Devan "kamu ini kalo nanya aneh-aneh aja Dev, masa otak yang kamu tanyain"

"Ya secara kan pasti dihantam terus tuh sama materi" balas Devan yang juga masih makan.

"El baik-baik aja, emang kamu gak pernah telepon dia?" tanya Hilda kepada anaknya.

"Bang Devan kalo telepon sama Bang Bala bahasnya cewek mulu tau bun" sahut Rara ikut menimpali percakapan keduanya.

Devan yang mendengar perkataan polos dari mulut Rara pun lantas menatap bocah kecil itu tajam, tapi Rara sama sekali tidak takut dengan ancaman Devan.

"Rara kebiasaan sering kepo sama urusan anak gede, gak boleh kaya gitu lagi, kamu masih kecil" omel Hilda kepada putri kecilnya.

Devan yang melihat adiknya diomeli seperti itu pun lantas tertawa tepat di depan muka Rara "mampus diomelin, makanya bocil gak usah sotoy"

"Devan mulutnya" peringat Hilda yang membuat Devan langsung menyengir kepadanya.

"Ih Lala kan gak sengaja dengel, salahin tuh bun Bang Devan yang di kamar Lala terus, jadi ya Lala dengel kalo lagi telepon sama Bang Bala" balas Rara polos.

Devan yang mendengar aduan dari Rara pun langsung menghabiskan makanannya dan buru-buru menenteng tas nya untuk berangkat sekolah, dia tidak mau mendengar ceramahan dari bundanya itu lagi.

"Halah gak usah dengerin Rara bun, udah Devan berangkat dulu assalamualaikum" ucapnya sambil mencium tangan Hilda lalu berbalik untuk berjalan keluar rumah, namun langkahnya terhenti saat melihat ayahnya yang baru saja menuruni tangga.

"Yah Devan berangkat assalamualaikum" ucap Devan yang langsung nyelonong keluar tanpa mencium tangan ayahnya seperti yang dia lakukan kepada bundanya.

Hardi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah konyol anaknya, namun dia sempat meneriaki anaknya yang belum sepenuhnya pergi dari rumah.

"JANGAN LUPA PULANG BAWA CEWEK!"

Devan tentu saja masih mendengar jelas teriakan ayahnya yang sangat keras itu "SI DOI GAK SEIMAN OG YAH!!"

Hardi dan Hilda hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah laku putranya itu, Hardi sendiri pun langsung menuju meja makan untuk menikmati sarapan.

"Anakmu tuh bun"

Hilda yang di beri ucapan seperti itu pun lantas mendelik ke arah suaminya "dia gak bakal jadi kalo gak ada sumbangan dari kamu"

"Sumbangan apa bun? Sumbangan duit?" tanya Rara polos kepada kedua orangtuanya, Hardi dan Hilda yang mendengar itu pun lantas saling pandang dan mengerutuki dirinya karena keceplosan di depan bocah kecilnya itu.

"Iya sumbangan duit, duit ayah kan banyak ntar kita sumbangin lagi oke? Mending Rara ke mobil duluan ntar ayah susul" ucap Hardi mengalihkan topik.

Rara pun langsung menuruti omongan ayahnya itu "oke yah"

Setelahnya Hardi lanjut menyuapkan sarapan ke mulutnya, Hilda yang sudah selesai makan pun beralih menumpuk piring-piring kotor sisa anak-anaknya, keduanya sama-sama sibuk dengan kegiatannya.

RUMIT (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang