Prolog

39 9 0
                                    

Vote dulu ya sebelum membaca

"Kita putus aja ya," empat kata terlontar dari bibirku siang kala itu, menderetkan berbagai ekspresinya, menginterpretasikan perasaanku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita putus aja ya," empat kata terlontar dari bibirku siang kala itu, menderetkan berbagai ekspresinya, menginterpretasikan perasaanku.

Hari itu kami baik-baik saja, seperti biasa, bercerita, bercanda, belajar bersama, menyantap makanan bersama, hingga pada akhirnya tawa yang terlontar, senyum yang mengembang, harapan baru yang tumbuh, kandas seketika oleh empat kata itu, air muka yang bahagia berubah sendu, nada yang lembut dan ramah berubah menjadi keheningan seketika, netra yang menyiratkan cinta menjelma menjadi tatapan kecewa.

Pada hari itu, aku telah mengubah semuanya, mengubah harapan dan asa bersama, mengubah dirinya yang lincah menjadi sendu, aku mengubah rencana yang telah kami rancang bersama, semua berubah sejak hari itu, tapi hatiku tidak berubah bahkan dengan seiring waktu.

Ini adalah kisah kami, sepasang insan yang saling mencinta berubah menjadi makhluk yang asing, ini bukan kisah bahagia anak remaja saat di sekolah, bahkan bukan kisah yang berakhir bahagia, ini adalah kisah perjuangan penyembuhan sepasang insan untuk hatinya, pemaafan diri, dan pengikhlasan yang sejati.

Aku tetap aku yang kamu tatap dulu, aku tetap aku yang kamu rindukan setiap waktu, aku tetap aku yang selalu mengharapkan kehadiranmu, dan aku tetaplah aku yang selalu mencintaimu.

"Aku sayang kamu," tiga kata yang masih tertanam dalam ingatan yang abadi.

"Aku sayang kamu," tiga kata yang masih tertanam dalam ingatan yang abadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Untuk kamu yang membaca cerita ini. Ini adalah sepenggal kisah kehidupanku, jadi jika ada kesamaan dalam cerita lain aku minta maaf, dan jika di dalam cerita ini sama dengan kehidupanmu aku hanya ingin mengucapkan, selamat telah bertahan :)

Wijaya KusumaWhere stories live. Discover now