Canggung

12 4 0
                                    

  Jeon telah sampai di depan rumah besarnya.

"Lho, rumah Nana kelewatan, Je"

"Kan jalan bisa Na" Jeon memutar bola matanya malas.

"Dih, masa Nana disuruh jalan" Kesalnya.

"Hahaha nggak kok, Jeje cuman bercanda." Rina turun dari motor Jeon agar Jeon dapat memarkirkan motornya di garasi.

"Yok masuk" Ajaknya.

"Nana langsung pulang aja deh, udah malem Nana mau istirahat" Rina hendak melangkah meninggalkan pekarangan rumah Jeon, namun pergelangan tangannya berhasil ditarik Jeon dan diajak masuk ke rumahnya.

Jeon membuka pintu dan rumah besar itu nampak seperti tak berpenghuni.

"Mama papa kemana, Je?" Bukannya menjawab Rina, Jeon malah mengajaknya menuju sofa dan menyuruhnya untuk duduk.

"Bi Lani" Jeon memanggil bibinya agar memasakan makanan kesukaannya.

"Iya den, aden sudah pulang?" Bibi keluar dari dapur dengan celemek yang masih ia kenakan.

"Udah, bi. Bibi masakin Jeon nasi goreng dong hehe" Ucapnya ramah pada bibi yang sekiranya berusia 42 tahun.

"Siap den" Bibi langsung bergegas menuju dapur kembali.

"Je" Jeon menatap Rina yang terlihat bingung.

"Iya?"

"Tadi Nana nanya lho" Ucapnya dengan wajah cemberut.

"Hahaa mukanya kenapa itu hm" Jeon yang gemas langsung mencubit pipi Rina.

"Ihh Jeje"

"Naik dulu yuk, nanti ngobrolnya di atas aja" Ajaknya dan langsung diangguki oleh Rina.

Mereka menaiki tangga dengan tangan yang saling bergandengan. Rina memasuki kamar Jeon yang nampak rapih dengan cat bernuansa putih bergradasi hitam.

"Nana duduk dulu aja, Jeje mau basuh tubuh" Baru saja Jeon melangkahkan kaki nya beberapa langkah, namun Rina sudah memanggilnya yang membuat Jeon berbalik menatapnya.

"Je"

"Kenapa Nana?"

"Mau pinjem hp Jeje" Jawabnya dengan wajah yang polos.

"Buat apa hp Jeje?"

"Emang Nana nggak boleh liat ya?" Kini raut wajah Rina berubah menjadi cemberut lagi.

"Bolehh, hp nya nih" Jeon kembali melangkah mendekati Rina.

"Di saku baju Jeje, kalo Nana mau liat ambil sendiri" Jeon berniat mengerjai Rina agar ia kesal.

"Ihh Jeje! Kan bisa Jeje ambilin duluu" Rina mendengus kesal.

    Rencana Jeon membuat Rina kesal sudah berhasil, namun pada saat Rina mengambil ponsel di saku baju Jeon, Rina tak sengaja kehilangan keseimbangan yang membuat dia menjadi menarik pundak Jeon hingga Jeon tak sengaja menindihi tubuh mungil Rina.

  Posisi mereka sangat dekat hingga hembusan nafas Jeon dapat dirasakan Rina, mereka saling menatap dengan posisi tangan Rina yang melingkar manis di pundak Jeon dan satu tangan Jeon yang menjadi tumpuan berat badannya dan satu lagi yang berada di punggung Rina sebisa mungkin Jeon menahan berat badannya agar tidak menindihi tubuh Rina seutuhnya.

Cukup lama mereka dalam posisi itu sampai akhirnya Jeon sedikit terangsang, dia lebih mendekatkan kepalanya seraya menahan keinginannya dia nggak mau membuat Rinannya rusak akibat ulah bodohnya. Dengan berat hati akhirnya Jeon berusaha berdiri kembali, reflek Rina juga ikut terbangun.

Rina dan 12.30Where stories live. Discover now