02 - Berangkat

3 0 0
                                    

Welcome di new chapter!! 😺 Sebelum baca, jangan lupa vote && komennya juga boleh

Happy Reading!🌿
━━━━━━━━━━━━━━━━━━


Di sebuah lorong sepi, seorang lelaki sedang berjalan menuju pintu apartemennya dengan lesu. Jaketnya ia sampirkan di bahu kiri dengan tangan kanan menenteng tas sekolah.

Hari ini sangat lelah baginya. Belum lagi pening di kepalanya tidak berkurang sama sekali sejak tadi. Tangannya bergerak memencet password di pintu apartemennya dan langsung terbuka.

Saking lelahnya, ia sampai lupa menutup kembali pintu itu. Elga—lelaki itu langsung merebahkan tubuhnya di sofa panjang tanpa mengganti baju sekolahnya. Tas dan jaketnya sudah tergeletak di lantai.

Tangan Elga bergerak menjambak-jambak rambutnya dan sedikit memijat keningnya dengan mata tertutup, guna meringankan rasa pening itu. Namun tidak, rasa sakitnya tidak berkurang sama sekali.

Lelaki itu tiba-tiba teringat dengan Ibunya—Renata. Biasanya ketika ia sakit, Renata lah yang akan menjadi penyembuh untuk Elga. Beliau akan merawat anak kesayangannya hingga kembali pulih. Oleh karena itu, Elga sangat teramat menyayangi Ibunya. Apapun akan ia lakukan demi Ibunya meski mengorbankan nyawa sekalipun.

Namun sayang, beberapa tahun lalu Elga kehilangan sosok Ibu karena kecelakaan tunggal. Mobil yang ditumpangi Renata jatuh ke jurang karena rem nya tiba-tiba blong.

Tak mau mengingat kembali tentang kecelakaan Ibunya, Elga memfokuskan diri untuk memijat-mijat keningnya.

"Sakit banget, anjing!" umpatnya sambil setia memijat keningnya.

Tanpa sadar, seseorang mendengar umpatan Elga dan langsung masuk ke apartemen lelaki itu.

"Ga! Lo kenapa?"

Lelaki yang dipanggil 'Ga' itu membuka matanya dan menoleh ke sumber suara. Terlihat seorang pemuda bertubuh jangkung dengan kulit putih, warna rambut dan bola mata pemuda itu terlihat sama, sama-sama berwarna cokelat tua.

Pemuda itu kelihatan menenteng tas ditangan kirinya dengan badan yang masih terbalut jaket denim berwarna navy.

"Lo kenapa bisa disini?" tanya Elga balik sembari mengernyit dan berusaha bangun dari posisi tidurnya, namun segera ditahan oleh Desta.

Pemuda itu adalah Fadesta Argenio, atau sebut saja Desta. Ia adalah tetangga apartemen Elga. Jelas saja ia bisa disini karena kamarnya terletak tepat didepan pintu apartemen Elga.

Saat ini Desta masih menempuh pendidikan kuliahnya semester satu, umurnya tidak beda jauh dengan Elga. Semenjak lulus SMA, Desta tinggal sendiri di daerah ini. Kedua orang tua pemuda itu masih sibuk dengan karirnya alias berkerja diluar negeri, sama seperti Ayah Elga.

"Lo kenapa? Muka lo pucet amat," tanya balik Desta dan duduk di sofa samping Elga yang tengah berbaring.

"Pusing doang ini mah," jawab Elga setengah terkekeh ringan.

"Muka lo kaya mayat, njing." Desta memperhatikan wajah Elga dengan seksama. Bibir lelaki itu pucat.

Elga mendelik kesal. Apa-apaan dirinya yang sangat tampan ini dibilang mirip mayat?

"Mayat mayat pala lo!" desis Elga yang mulai mendudukkan dirinya. Ia merasakan kepalanya sangat berat.

Tanpa aba-aba, Desta menempelkan punggung tangannya di dahi dan di beberapa bagian tubuh Elga. Lelaki itu tentu saja risih disentuh-sentuh seperti itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 25, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DESTINY GAMEWhere stories live. Discover now