PROLOG

43 5 2
                                    

Hai, welcome in my story! Semoga kalian ngga bosen sama cerita kali ini ya!

Happy Reading!🌿
━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Gadis dengan balutan seragam kebanggaan sekolahnya itu menapakkan kakinya di tanah parkiran Sma Garuda. Ia menutup pintu mobil yang baru saja ia parkirkan sambil menyimpan kunci di kantong seragam nya.

Hari ini adalah hari pertama ia masuk ke sekolah sebagai kakak kelas, alias kelas XII. Kakinya melangkah dengan tujuan papan mading sekolah untuk mengetahui kelas mana yang akan ia tempati. Sesekali ia menyapa dan membalas sapaan teman-teman seangkatannya dengan senyuman.

Dia cukup populer di sekolahnya, tak sedikit siswa-siswi mengenalnya karna dulu sering mengikuti lomba olimpiade. Mungkin sekarang tidak karna sudah kelas XII, sudah waktunya sekolah mencari pengganti peserta lomba di bidang pelajaran selain dirinya.

Masih jam setengah tujuh pagi, senyumnya mengembang saat melihat papan mading yang lumayan sepi, hanya ada sekitar lima orang siswi disana. Dengan bermodalkan tinggi badan, kakinya berjinjit dengan mata yang terus-menerus membaca nama-nama siswa kelas XII di papan mading.

"Nama gue mana sih?" gumamnya sambil terus membaca nama yang tertera di kertas putih itu.

XII IPA 2
.
.
18. Nazeya Maheswara
.
.

Mulutnya terbuka ketika berhasil menemukan kelas mana yang akan ia tempati. XII IPA 2.

"El di kelas mana ya?" tanya nya entah pada siapa

Matanya kembali membaca ulang nama-nama siswa yang tertulis di kertas putih itu. Hingga mulutnya memekik tertahan saat berhasil menemukan nama sahabat karib nya di kelas yang sama dengannya.

XII MIPA 2
.
.
.
.
05. Elganiel Zeinandra
.
.

"Zey, lo sekelas lagi sama Elga?" tanya seorang siswi yang berdiri disamping Zeya.

"Iya nih, hahaha." Entah apa yang membuatnya tertawa, tetapi hal ini lucu bagi Zeya.

Bayangkan saja, ia dan Elga selalu mendapat kelas yang sama sejak sekolah di masa Taman Kanak-kanak hingga sekarang. Sekolah yang sama, kelas yang sama, dan duduk dibangku yang sama. Woah, kagum Zeya dalam hati.

"Hoki banget. Dari kelas sepuluh lo sekelas mulu," gerutu siswi tadi yang bernama Vanya.

Memang benar apa yang dikatakan Vanya. Vanya Elleanora adalah teman sekelas Zeya sejak masuk Sma. Zeya duduk sebangku dengan Elga saat kelas sepuluh, sedangkan Vanya duduk sendiri didepan mereka berdua. Bisa dibilang bahwa Vanya adalah perempuan pertama yang menjadi teman dekat Zeya selama ini karna Zeya juga menceritakan bagaimana kehidupannya dan Elga yang bersahabat sejak kecil.

"Gue juga nggak ngerti, Van." Zeya berucap diakhiri dengan kekehannya.

"By the way, lo dapet kelas berapa?" lanjut Zeya yang kini sudah keluar dari kerumunan orang di papan mading itu dengan Vanya berjalan disampingnya.

"Dua belas IPA dua," jawab Vanya sedangkan Zeya mengangguk mengerti.

"Sama dong kayak gue."

DESTINY GAMEWhere stories live. Discover now