THE TRUTH WILL OUT

4 3 0
                                    

"Yang terlihat belum tentu akurat, yang terdengar belum tentu benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang terlihat belum tentu akurat, yang terdengar belum tentu benar. Seharunya aku memeriksa dan bertanya, bukan menghilang dan menutup mata serta telinga.

~Ainaya H. Salvina

Ini adalah saatnya bunga gugur dari tangkainya. Ini adalah saatnya akar-akar berhenti menjalar. Keadaan di mana rasa dan kenyataan tidak bisa bersama untuk menentukan arah. Akankah ini benar akhir dari segalanya? Akankah Ainaya tahu semuanya? Siapa perempuan itu? Apakah Nata benar-benar berbohong?

Ainaya mencari taksi di depan Artland Café, namun tidak ada satu pun yang lewat. Ainaya tidak bisa terus menunggu, dia mencoba berlari menuju arah rumah sakit. Dia terus berlari hingga tidak menghiraukan keadaan sekitar, tali sepatunya terlepas dan terinjak sehingga jatuh tersungkur.

"Hiks... hiks," Ainaya mulai menangis, "Kenapa ada adegan seperti ini juga sih? Kan jadi lama aku sampainya," Ainaya yang bergumam dan mencoba berdiri. Dia mencoba berjalan sembari tertatih-tatih karena lututnya luka.

Sebuah mobil berhenti, Arjuna bersaut mengajak untuk mengantarkan Ainaya menuju rumah sakit.

"Ayo Nay! Aku antar," teriak Arjuna.

"Kenapa endak dari tadi sih, Ar. Gua baru jatuh, lu datang," pekik kekesalan Ainaya yang menuju mobil. Sesaat setelah masuk mobil, Ainaya meminta Arjuna untuk tancap gas. Arjuna berusaha dengan sekuat tenaga.

"Kenapa kamu peduli dengan Dani, Nay?" Tanya Arjuna.

"Aku manggilnya Nata, Ar. Jadi kamu juga harus manggil Nata biar aku paham," selanya dengan mengusap air mata. "Aku cinta sama dia," jawab Ainaya.

"Benarkah?" Arjuna kaget.

"Tapi dulu, sekarang udah enggak. Tapi aku juga bingung kenapa kok aku sedih dan khawatir denger kabar ini," Ainaya yang menatap ke depan dengan tatapan linglung.

"Semoga Dani tidak kenapa-kenapa," Arjuna yang menangkan Ainaya dengan mencoba mengusap tangan Ainaya yang terasa dingin.

Mereka berdua sampai di rumah sakit 15 menit kemudian. Arjuna bertanya keberadaan Nata dan Albyy kepada seorang suster. Dan suster itu menunjukkan kamar Nata yang berada di ruang ICU.

Ainaya menatap dari balik jendela, menyaksikan Nata berjuang antara hidup dan mati dengan mengandalkan alat-alat yang terpasang di seluruh tubuhnya. Ainaya tidak bisa berhenti menangis. Arjuna tiba-tiba muncul dan membawa Ainaya pergi.

"Nay, kamu bisa bertanya kepada dia apa yang sebenarnya terjadi dengan Nata," Arjuna membawa Ainaya menuju ruangan seorang perempuan yang telah dia jumpai sebelumnya.

"Lu pacarnya Nata?" gadis itu bertanya pada Ainaya dan mencoba duduk dari ranjangnya. Arjuna membantu untuk duduk lalu meninggalkan mereka berdua.

"Kalau sakit tiduran aja, mba," rasa iba Ainaya, "Gua bukan pacarnya, tapi mantannya Nata," jawab Ainaya.

"Gua enggak papa, Nata-lah yang menyelamatkan hidup gua. Dia orang yang baik, sangat-sangat baik," jelasnya. "Kalau lu mantan kak Nata, jadi kamu Ainaya?" tanyanya membuat Ainaya tertegun menatap wanita itu.

"Kamu siapa?" Ainaya dengan muka bingung.

"Gua Albyy Danastry Ardhani, adik dari Nata Wijaya Ardhani, dan sepupu dari Arjuna Teguh Bramanty. Gua bukan pacarnya yang kak Naya kira," penjelasan Albyy. Ainaya menangis menjadi-jadi.

"Kenapa baru bilang kalo kalian enggak pacaran? Hiks ..." Ainaya terisak merasa menyesal.

"Mungkin karena kak Naya mendengar penggilan kami yang tidak lazim sebagai kakak beradik, itu paggilan kesayangan kami," lerai Albyy.

"Terus kemana aja kamu selama ini? Kok kamu enggak pernah ada di kampungku dulu?" Tanya Ainaya kepada Albyy.

"Aku dulu ikut dengan ayahku, namun dia sekarang sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Ibu dan ayah bercerai, setelah bercerai kami jarang bisa bertemu dan ditambah ibu dan kak Nata pindah," jelas Albyy, "Jadi sekarang apakah kak Naya mau menerima Ayankku?" tanyanya.

"Aku juga tidak tau, Byy. Tapi kesehatan Nata lah yang terpenting, untuk saat ini aku ingin menebus kesalahpahamanku dengan mengurusnya," Ainaya yang melangkah menuju jendela kamar Albyy. "Kok pemandangan dari sini jelek, enggak kayak di drama-drama itu," celetuk Ainaya yang kesal.

"Kak Naya ada-ada saja. Lucu deh. Pantesan Ayankku melenyot gegara kak Nay," Albyy sontak tertawa mendengar celoteh Ainaya.

Sudah 3 hari Nata tidak ada perubahan, namun Ainaya selalu menjenguk dan mengurus Nata dengan baik. Dan pada hari ke-4 keajaiban yang ditunggu tiba.

"Selamat pagi ibu Fatma, gimana keadaan Nata?" Ainaya yang menyapa Ibunya Nata yang sedang berdiri di luar kamar ICU.

"Eh nak Naya. Kok datang sepagi ini, memangnya tidak ada jadwal kerja?" Ibu Fatma yang sudah akrab dengan Ainaya.

"Hari ini tanggal merah, Bu. Jadi saya cuti. Supaya saya bisa menjenguk dan merawat Nata, Bu," jawab Ainaya.

"Enggak usah repot-repot, Nay. Kan ada ibu," rasa sungkan dari ibu Fatma. "Nata masih seperti sebelumnya, nak. Belum ada perubahan."

"Enggak repot kok, Bu. Ibu sebaiknya jaga Albyy saja, biarkan saya yang mengawasi Nata," pinta Ainaya, "Di kamar Albyy, ibu juga bisa beristirahat. Enggak papa kok Bu kalo sama Naya."

"Terima kasih banyak ya, Nay. Kalau seperti itu, ibu percayakan Nata ke kamu, ya," kabul ibu Fatma. Ibu Fatmawati pun pergi menuju kamar Albyy, dan Ainaya bersiap-siap untuk masuk ke dalam kamar Nata.

Saat di dalam ruang ICU, Ainaya mencoba menyapa Nata namun dia tetap tidak sadarkan diri. Ainaya duduk dan memandangi Nata yang lemah, suasana ruangan yang sepi dan redup yang ditemani dengan suara bip yang terus bersautan membuat Ainaya mengantuk.

Ainaya menopang dagunya dan mencoba terlelap, namun tangan satunya yang terus memegang tangan Nata, merasa ada pergerakan. Sontak dia terkaget. Ainaya mencoba melihat arah mata Nata, matanya yang indah terbuka lemah.

"Nata kamu bangun? NATA KAMU BANGUN," Ainaya berteriak. "Akhirnya. Terima kasih Tuhan," Ainaya yang girang.

"Ka-kamu Si-siapa?" suara lirih namun terdengar jelas di telinga Ainaya, membuat pecah harapannya.

"Apakah baiknya aku menghilang saja?"

~Ainaya H. Salvina

"Aku siapa? Dia siapa dan kenapa?"

~Nata W. Ardhani

 Ardhani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TREE : CSTB [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang