[Chapter 8] Rintih.

167 39 8
                                    

"Setelah aku sembuh, aku bilang pada Dokter Yeji untuk mengambil mata Yuna dan menjadikannya milikmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Setelah aku sembuh, aku bilang pada Dokter Yeji untuk mengambil mata Yuna dan menjadikannya milikmu."

Rumput liar ramai bergoyang sesuai dengan datangnya angin padanya, menyiptakan desiran tak bernada.

Samarnya tak sengaja menemani raungan pahit seorang pemuda yang kini memeluk erat batu nisan milik gadis pujaannya.

"Sudah, Kai." Tegur Taehyun usai bercerita, mengusap pelan punggung puan yang tengah duka mendalam.

Hueningkai menyeka matanya—ah ralat, maksudnya mata Yuna. Ia pejamkan, 'tuk melindungi sepasang netra cantik ini dari paparan sinar matahari senja.

Tibanya, sentuhan kecil menyentuh pundaknya. Hueningkai membuka mata kemudian menengok.

Ada Soobin yang menyodorkan sebuah foto Yuna, menggunakan kertas keras berukuran kecil yang dicetak.

"Jaga mata adikku, jangan terlalu sering dipakai untuk menangis." Ujarnya sambil memberi.

Jari yang bergetar menjepit kertas tersebut—menerima dengan baik, mengulum bibir menahan tangis yang terundang kembali masuk.

Semua orang sekitar diam tak berkutik, bahkan memaling pandangan dari keadaan Hueningkai yang semakin pedih.

"Mari kita pulang, tak sebaiknya kita berlama-lama disini." Seru Beomgyu, dilirik yang lain.

Kini dengan langkah lemah dalam hitungan menit, semuanya meninggalkan tempat kediaman sang gadis.

Hueningkai bersama Chaeryeong menuju rumah mereka.

Beomgyu, Ryujin pulang bersama.

Dan. Soobin, Taehyun, Lia dan Lina juga ikut meninggalkan tempat.

Kedua kali Hueningkai mendatangi pemakaman Yuna, tapi pertama kali bagi beliau menangisi kepergiaannya.

Ketika sudah tau, mengenai bagaimana akar dari sebab dan sebab.

Sebab kebutaannya, sebab kehilangan cinta pertamanya.

Terasa semakin menusuk hingga tak kepalang rasa sakitnya. Menyabut tunas asmara yang baru saja mereka tanam dalam keadaan satu sempurna, satu tidak.

Memang, Hueningkai tidak lagi bertemu dengan Yuna-nya.

Tapi, sepasang mata ini adalah pengikat.




























Selesai.

>><<

AAAAAAAA YEY AKHIRNYA SELESAI!!

Terimakasih banyak, Unbin!

Sudah meluangkan waktunya, sudah banyak memberi dukungan sama KALENDER.

Maaf banget cerita ini banyak kekurangannya, banyak jeleknya.

Biar nanti, kalau kalian ada yang gak paham. Boleh tanya-tanya aja kesini ya.

>><<

Ah iya.

Ada KALENDER dengan versi lain nih, yang pastinya lebih cantik dan menarik.

Kita lihat, gimana @Jung_Yoohyun melahirkan cerita KALENDER dalam versi Wenga a.k.a Wendy dan Suga.

Maaf, kayaknya gak bisa di tag yang bener karena dari Wattpadnya gak muncul-muncul:(

KALENDER | YunkaiWhere stories live. Discover now