[Chapter 7] Cause of death

121 38 1
                                    

Senin, 27 Desember 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin, 27 Desember 2021.

"Sampai jumpa, Kai."

"Sampai jumpa sayang, berhati-hatilah di jalan."

Setelah dipastikan Hueningkai pulang dengan selamat, Yuna menaiki mobil kembali bersama Taehyun.

Keduanya kini pulang menuju rumah Yuna setelah mengantar Hueningkai terlebih dahulu—kebetulan Taehyun sedang menginap disana.

Ketiganya baru pulang dari acara makan siang bersama Beomgyu dan Ryujin. Tepatnya di Cafe yang dulu menjadi tempat peresmian dari sepasang tokoh utama kita.

Di perjalanan, selagi menyetir Taehyun bertanya. "Apa kamu yakin, Chaeryeong mengijinkan Hueningkai 'tuk menginap?"

Yuna menengok, membalas. "Aku yakin, tapi sedikit ragu." Sambil sedikit menunduk.

Selain untuk makan bersama, waktu tadi mereka juga sempat membuat rencana liburan di akhir tahun.

"Kurasa tidak boleh, Chaeryeong masih belum menerima keadaan Hueningkai." Balas Taehyun sedikit menggeleng.

Yuna menghela nafas. "Huh, padahal sudah setahun, kan? Kenapa kamu tak membujuknya?"

"Kenapa aku?"

"Kau pacarnya Kak Chaeryeong, kan?"

Wira menggeleng, sekejap melirik Yuna yang duduk disamping. "Tidak, kami hanya teman."

"Tidak mungkin, setiap kita semua berkumpul. Kamu selalu bersama Kak Chaeryeong."

"Selalu bersama bukan berarti kami memiliki hubungan lebih khusus, biar kamu saja yang membujuk Chaeryeong."

Yuna menyandari kepalanya pada sisi kiri dekat jendela, menatap semu gundah matanya ketika memandang sisi jalanan.

Hela nafas kasar yang terdengar samar darinya membuat Taehyun tak habis pikir 'tuk harus melakukan apa—agar saudarinya kembali tenang.

Sekarang, sudah dua ribu dua satu terlintas.

Setahun lamanya setelah rencana untuk membuat Hueningkai kembali bisa melihat.

Dokter Yeonjun dan Dokter Yeji belum menemui seorangpun yang siap mendonori mata.

Meski sudah diusahakan untuk terlihat baik-baik saja didepan Hueningkai, Yuna risau kepalang menunggu kepastian dari Rumah sakit.

Bagaimana caranya bersabar, menunggu impian Hueningkai tercapai selama setahun lebih satu bulan? Ini sudah terlewat batas.

Bahkan kini, sampai mereka sudah lama lulus Sekolah. Belum juga keajaiban itu datang dan mengubah kondisi Hueningkai yang sekarang.

"Taehyun."

"Iya?"

"Apa harus, kita menemui Dokter Yeonjun dan Dokter Yeji lagi?"

"Kita sudah ribuan kali kesana, apa kamu tidak merasa merepotkan mereka?"

"Tak hanya Hueningkai yang butuh pertolongan, Yuna. Di luar sana banyak orang yang sakit, dan yang membutuhkah pertolongan."

Begitu Taehyun selesai menjawab, si gadis mengumpat. Yuna rasa mendengar omongan Taehyun tiada guna. Malah semakin melawan rasa kesabaran.

"Mereka pasti mengerti, kita kesana saja sekarang."

Bantah Yuna melirik kesal Taehyun yang tak acuh, seolah fokus berkendara padahal tak mau menuruti kemauannya.

"Aku lelah, kita pulang saja." Tolaknya.

"Tidak mau, kita harus ke Rumah sakit!"

"Jangan macam-macam, Yuna."

"TAEHYUN!"

"Kubilang, JANGAN BERLEBIHAN!"

Mendengar tolakan saudaranya, Yuna terpaksa mengusik ketenangan dua tangan Taehyun dalam mengendalikan setir.

Ia berusaha membeloki mobil ketika hendak melewati jalan menuju Rumah sakit.

Dalam posisi Yuna yang jelas bukan di dalam kursi pengemudi, ia membuat jalan mobil mereka membelok ke kanan dan kekiri—karena tidak stabil.

"AKU MAU KE RUMAH SAKIT." Yakinnya tanpa ragu, melawan tangan Taehyun yang ikut mengambil alih kembali setir mobil.

"Kamu gila? Kita bisa tertabrak."

Taehyun sedikit gelagapan, belum kuasa menahan Yuna yang terlalu nekat memaksanya—sampai menganggu alat pengemudi.

"Aku mau Hueningkai sembuh, aku mau Hueningkai bisa melihat lagi!" Yuna tetap bersikukuh, bak sudah menutup telinganya biar tak mendengar arahan dari orang lain.

Lambat laun mobil mereka kini berhasil berbelok ke jalan menuju Rumah sakit.

Namun, arah rodanya tidak stabil sehingga mengarah ke pinggir jalan, dimana disana ada sebuah pohon besar, tepat dihadapan mereka.

"YUNAAA!" Jerit Taehyun panik, terpaksa menarik tangan Yuna menghindari setir, buru-buru menahan pijakan kaki agar mobil berhenti.

Tapi terlambat sepersekian detik, mobil mereka terlanjur melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

Ini sebabkan karena Yuna sudah terlalu lama menganggu setir tersebut—tanpa mereka sadari.

Mobil tersebut bertemu pada pohon besar yang menunggu mereka, menjadikan dua insan didalam kendaraan beroda empat ini dalam bahaya.

Hari ini pada pukul empat lebih dua puluh menit, sore.

Dikabarkan melalui berita Televisi, seorang perempuan tewas dan seorang pemuda luka parah karena kecelakaan.





























Bersambung...

KALENDER | YunkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang