jump | myg

12 1 0
                                    

Dari pinggir lapang gadis itu menonton beberapa anak laki-laki di sekolahnya bermain basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari pinggir lapang gadis itu menonton beberapa anak laki-laki di sekolahnya bermain basket. Sebagian adalah anak tim basket dan sebagian lagi adalah anak dari tim voli, dan beberapa lainnya adalah anak-anak yang tidak dari tim manapun. Ini bukan pertandingan serius, hanya sekumpulan teman yang bermain untuk bersenang-senang dan menghabiskan jam istirahat bersama.

Di balik pagar kawat yang mengelilingi lapangan, terkumpul sekerumun siswa-siswi—mayoritasnya siswi—yang datang untuk menonton. Dari kerumunan itu ada yang datang dan pergi, dan yang tinggal dari awal hingga saat ini sepertinya, menonton pertandingan kecil antarteman itu. Padahal sebentar lagi jam istirahat selesai, namun tidak ada yang terlihat puas bermain. Satu ronde lagi. Satu ronde lagi. Satu ronde lagi. Sampai semuanya terlihat habis mencelupkan diri ke mangkuk keringat lalu keluar dengan seragam basah kuyup. Wajah mereka sudah tersengat panas dan memerah, kendati demikian mereka masih terlihat sumringah.

Fokus Al, panggilan gadis itu, hanya satu; dari tim basket, anak yang duduk di kelas yang sama dengannya, si absen terakhir yang kulitnya luar biasa putih, sering dipanggil pendek meski sebenarnya dia cukup tinggi, hobi bermain basket pada jam istirahat dan main gitar sambil duduk di atas meja kelas saat jam kosong, Yoongi Min.

Tidak banyak yang tahu seberapa banyak Al menaruh rasa pada siswa yang selalu bilang "Masih banyak hal yang lebih penting dari belajar dan ujian." tapi selalu mendapat ranking 3 besar di kelas itu. Meski begitu, hari ini binar di matanya saat menonton Yoongi bermain basket dengan begitu semangat terlihat terlalu bahagia untuk orang yang mengklaim "Enggak, biasa aja, 'kan cuma temen."

Yoongi melempar three-pointer yang masuk sempurna ke dalam ring, menimbulkan sorakan dari rekan satu tim dan beberapa penonton. Al ikut bersorak, memanggil nama Yoongi dengan bangga, menganggap tidak akan ada yang peduli satu tambahan suara di dalam keriuhan, untuk melepas kegembiraannya. Namun saat senyumnya sedang terukir di kurva terlebarnya, Yoongi tiba-tiba menoleh, tepat ke arahnya. Al menutupi kegugupan dan rasa malunya dengan tetap tersenyum dan menambah satu acungan jempol pada Yoongi—memuji teman tidak salah, bukan? Namun Al tak sekalipun menduga bahwa Yoongi akan membalas senyumnya.

Yoongi tersenyum ke arahnya dan jantungnya berdebar hebat. Ia yakin sekarang ia sedang mematung dan terlihat seperti orang bodoh di pinggir lapangan. Lebih parahnya lagi, Yoongi tertawa! Apa Yoongi menyadari pelebaran kelopak matanya melihat Yoongi mengembalikan senyumnya? Atau mungkin Yoongi menyadari senyumnya yang mendadak kaku? Atau Yoongi melihat tangannya tiba-tiba tak bisa bergerak, mengambang canggung di udara dengan jempol teracung?

Al merasa bodoh.

Tapi ia senang.

Saat Yoongi mengangkat tangannya dan melambai kecil, Al menemukan kembali kontrol atas dirinya dan tertawa kecil, sebuah tawa yang menertawakan dirinya namun tidak bisa menutupi kebahagiaan yang telah mencapai matanya. Yoongi mengalihkan perhatian kembali ke lapangan, bersiap melanjutkan permainan.

Kemudian bel berbunyi. Istirahat berakhir begitu juga permainan dengan tim Yoongi sebagai pemenang. Kerumunan perlahan menghilang, satu-persatu siswa dan siswi kembali ke kelas masing-masing, kecuali Al, ia merasa ingin berdiri di sana sedikit lebih lama. Entah kenapa, ia hanya ingin.

Sampai kemudian keputusannya untuk tinggal seolah memang sudah disuratkan takdir, karena Yoongi, sehabis menepuk pundak teman-temannya, mengucapkan "Good game!", langsung berlari kecil ke arahnya. Senyum tipis di bibirnya tak luntur bahkan saat ia berhenti di balik pagar kawat tepat di depan Al, menatap matanya lembut.

"Ke kelas bareng, yuk!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dream about forever | bts oneshotsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang