Matanya dingin menatap ponselnya. Jari-jarinya membolak-balik gambar itu

Berpelukan

Berpegangan tangan

Memegang wajah

Dengan kesabaran yang sudah habis alarick membanting ponselnya menabrak dinding

Alarick melirik ponselnya yang sudah hancur, lalu membuka laci mejanya

Mengambil ponsel "bawa kembali. Jika tidak.... Seret" ucapnya dingin

Jangan salahkan alarick karna bersikap seperti ini. Dia yang memprovokasinya lebih dulu. Dia yang bersikap manis dan perhatian padanya, bahkan dia sendiri yang mengambil inisiatif

Dulu dia selalu menahan semua tindakan tara yang selalu membuat hatinya sakit karna takut dia marah, takut jika dia pergi darinya. Kali ini... Dia tidak akan lagi membiarkannya. Bagaimanapun dia tidak akan bisa pergi sejauh apapun tara berlari, pada akhirnya tara akan kembali padanya. Dengan paksa atau sukarela

"kau berbohong....lagi" ucapnya menatap foto yang ada dimejanya.

Saat ini tara dikejutkan dengan dua orang berbadan besar yang langsung memukuli dion sampai pria itu tergeletak tak berdaya. Sebelum dia berkata-kata kedua pria itu memandang tara dengan hormat, meski ada rasa tidak suka untuknya, saat tara melihat mata mereka

Tara tau siapa mereka. Mereka adalah orang yang ditugaskan alarick untuk selalu mengikutinya kemanapun dia pergi tanpa sepengetahuannya

Bagaimanpun tara memaklumi ketidaksukaan mereka terhadapnya, karna mereka sendiri yang menyaksikan sendiri bagaimana dia dengan bodohnya menghianati alarick

"nyonya tolong ikut kami, ini atas perintah tuan" kata pria berkepala plontos

"tapi..."

"jika tidak. Dengan terpaksa kami akan membawa nyonya secara paksa" potong pria disebelahnya dengan nada tidak sabar

Pria berkrpala plontos itu memelototi rekannya karna tidak sopan memotong ucapan tara

Sedangkan pria berambut gondrong itu tetap berwajah lurus, tidak peduli dengan teguran rekannya. Lagipula untuk apa menghormati orang yang selalu menyakiti tuannya

Tara menatap mereka berdua, kemudian menengok kearah kafe

Tara menghela nafas. Menulis pesan untuk bella, lalu memasuki mobil

Mobil itu berjalan yang diikuti kedua pengawal dari belakang.

****

Setelah sampai tara melihat sekeliling mansion. Hei suaminya itu, kenapa auranya sangat kuat hingga sampai terasa diluar mansion

Melangkah dengan pasti, tara menuju ruang suaminya. Diamana lagi jika bukan ruang kerja. Entah kenapa dia tidak pergi kekantor dari kemarin

Klek

Bunyi pintu dibuka mengalihkan perhatian orang yang duduk disofa dengan aura suram disekelilingnya

Semakin memantapkan langkahnya, tara menghpiri alarick yang kini menatapnya datar

Bibir tara terbuka ingin mengatakan sesuatu tapi suara rendah menghentikan niatnya

"sudah selesai?" ujarnya datar

Tara menggeleng "belum" jawabnya

Mendengar itu, wajah yang tadinya gelap semakin gelap. Tara menatap alarick bingung, lalu seakan mengingat sesuatu tara tersenyum geli. Bukankah lelaki ini hanya cemburu?

Tara duduk disebelah alarick, membungkus lengan suaminya

"apa kau sudah makan?" suara manis tara terdengar seperti menggoda

Alarick melirik tara, lalu mendengus, membalik dokumen yang ada ditangannya

Melihat itu tara semakin tersenyum manis. "aku lapar" katanya dengan suara centil. Tara memajukan wajahnya hingga menempel didada bidang alarick, kepala gadis itu menyentuh dagu alarick, membuat alarick semakin kuat mencium bau shampo tara

Mata alarick gelap "kau baru saja makan" ucap alarick

Tara mendongak. Mengerutkan bibirnya tidak puas "itu tadi siang, sekarang sudah malam"

Alarick kembali melirik perempuan yang mencoba bersikap manja padanya, tapi tidak berniat menjelaskan apa yang terjadi membuat alarick semakin menyulut api dihatinya

"tidak lapar" ucapnya masih fokus dengan dokumennya, tapi hanya dia yang tau, tidak ada yang masuk dalam kepalanya melihat tara yang semakin menempel dilengannya

Alis tara menyatu tidak puas. Perempuan itu dengan gemas menggigit dagu alarick membuat siempu menegang, tangannya yang membalikan dokumen secara asal berhenti karna tindakan tara

Melihat tidak ada respon dari alarick tara semakin kesal dan mencoba menggigit dada bidang alarick. Tapi sayangnya itu gagal karna ternyata itu sangat keras

Tara menusuk-nusuk dada bidang alarick. Penasaran apa itu benar-benar dada lelaki itu atau tembok

"jangan main-main" suara alarick yang ditekan terdengar serak, menatap tara dengan tatapan memangsa

Bukannya takut tara semakin ingin menggoda alarick.

Perempuan itu mendongak lalu kembali menggigit dagu alarick. Mata alarick semakin gelap

Tara cekikian melihat ekspresi mendung alarick, lalu kembali mencoba menggigitnya lagi

Sayangnya.....

Saat itu alarick langsung menunduk. Mencium bibir tara. Tangan alarick berada dibelakang kepala tara

Untuk sementara tara terkejut tapi akhirnya mengalungkan lengannya dileher alarick membuat lelaki itu semakin memperdalam ciumannya

Semakin liar.

Saat suasana semakin panas, tara mendorong alarick, meraup udara dengan rakus

Pipi tara merah dengan mata berair, semakin membuat alarick ingin menggertaknya

Melihat tatapan panas alarick, tara berdiri dengan semangat "aak aku ingin makan" ucapnya, memutar badannya lalu melarikan diri seperti sebelumnya

Melihat punggung kecil yang sudah tak terlihat lagi, alarick tersenyum puas, batu dihatinya akhirnya sedikit terangkat, meski tidak semuanya.

|||||||||||||||||||||||||||||||

Maaf banget kalo misalnya cerita ini aku up lama banget, karna ya aku buat cerita ini saat aku bosen aja, jadi ide gk banyak ngalir

Aku lagi prioritasian cerita TRANSMIGRASI HANAH dulu, kalo ini, aku tetap slow up karna alurnya aku masih pikirin secara matang

Dan ya, yang belum mampir kecerita aku yang satunya yuk baca, seru kok. Baca aja sampe part 10 selanjutnya... Tinggal kalian yang nentuin lanjut apa engganya

Harap vomentnya guys

Kalian senang baca cerita ini, aku seneng dapet vote (dukungan dari kalian)

Seeyou next chap😘



I Live Again For My HusbandWhere stories live. Discover now