Gadis kecil itu tersenyum lebar sambil memberikan satu tangkai mawar kepada Alicia. "Terimakasih kakak sangat baik."

Alicia mengerjakan matanya, menarik tangan gadis kecil itu dan memberikan pelukan hangat padanya.

"Aku akan membeli semua bunga mu," ucap Alicia sambil melepaskan pelukannya.

Ia baru saja akan mengeluarkan dompetnya tapi tangan kecil itu menahan tangan nya menggeleng kan kepalanya.

"Tidak perlu kak, aku tahu maka tidak butuh semua bunga ini. Cukup satu tangkai saja tolong."

"Kenapa? Akan lebih baik jika cepat habis bukan?"

Gadis itu menggeleng kan kepalanya. "Ibu memetik bunga di pagi hari hingga tak jarang tangan nya terluka, aku ingin menjual bunga ini karena orang menyukai nya bukan karena mereka merasa kasihan kepada ku, ibu bilang jangan hidup dari belas kasih orang lain tapi hidup lah dengan hasil kerja keras mu sendiri."

Alicia terdiam mendengar perkataan gadis itu yang terbilang sangat dewasa, walaupun umurnya masih kecil tapi pola pikir nya jauh lebih baik di banding kan orang dewasa pada umumnya. Ia merasa sangat terpukau sekaligus malu, ia malu karena gadis sekecil ini bisa berjuang untuk hidup nya, sedang kan dia? Ia sejak kecil hidup dari belas kasih keluarga Martinez, ia tidak pernah memperjuangkan hidupnya selain menunggu belas kasih lainnya.

"Baiklah. Ini, dua ribu kan?" Alicia memberikan selembar uang dan mengambil satu tangkai bunga yang di berikan.

"Terimakasih, semoga kakak bahagia selalu."

Alicia menatap punggung kecil yang berjalan menjauh dari nya, gadis itu berjalan dengan sangat bersemangat mendatangi setiap orang yang lewat, walaupun tidak jarang respon yang di berikan orang orang itu sangat menyakitkan.

"Aku harap...bisa mengulang semuanya."

-------

"Kenapa ia hanya membaca pesan ku?" Kenzie menggeram kesal melihat dua centang dalam pesan nya yang berarti pesannya sudah di baca oleh Alicia, tapi walau begitu gadis itu tidak membalas satupun pesannya.

Dan dengan sengaja dia mematikan ponselnya membuat nya tidak bisa melacak keberadaan nya.

"Apa kau sudah menemukan nya?" Tanya Kenzie pada salah satu bodyguard nya.

"Maaf tuan—"

PRAK

Kenzie melempar gelas di tangan nya tepat di samping kepala anak buahnya itu, ia menarik kerah baju pria di depannya nya dengan kasar.

"Temukan dia jika kau masih mau hidup." Ucap Kenzie tajam.

"Ba-baik tuan!"

Kenzie mendorong tubuh pria itu lalu menggebrak meja kerjanya dengan tangan yang mengepal kuat.

Tokk...tokk..tok..

Suara ketukan di pintu kerjanya membuat matanya melirik sinis, di belakang sana Samuel berjalan memasuki ruangan dengan wajah datar seperti biasanya, di tangan nya terdapat beberapa Poto cctv dari kampus Alicia yang baru dia dapat kan.

"Saya menemukan nona Alicia tuan," ucap Samuel langsung membuat Kenzie berbalik dan berjalan dengan cepat ke arah pria itu.

"Dimana?" Tanya Kenzie tak sabaran.

"Nona Alicia terakhir terlihat di kampus nya Liam belas menit yang lalu,"

"Dia masih di kampus? Bukan nya kau bilang dia tidak ada di sana tadi siang,"

Samuel memberikan foto cctv yang menunjukkan area ruang UKS kampus beberapa jam lalu.

"Nona Alicia berada di ruang UKS tuan, tapi sepertinya nya dia tidak sendirian," ucap Samuel membuat Kenzie mengerutkan dahinya.

Ia mengambil kasar foto cctv yang di bawa Samuel dan melihat satu persatu gambar di tangan nya.

Suara geretukan antara kedua rahang Kenzie terdengar dengan sangat jelas, rahang pria itu mengeras dengan tatapan tajam yang menatap intens pada seorang wanita di dalam foto itu.

"Beraninya dia menyentuh milik ku," geram Kenzie saat melihat Lionel yang mengusap lembut pipi Alicia yang di penuhi air mata.

"Sudah ku bilang bukan," Kenzie menjeda perkataannya, menatap dingin kearah Samuel.

"Pria itu memang pantas mati sejak aku memerintahkan nya."

"Maaf tuan tapi—"

DOR!

Kenzie menarik pelatuk nya tepat mengenai tangan Samuel, bukan luka besar karena ia sengaja hanya membuat peluru nya menggores tangan Samuel, tangan pria itu mengeluarkan banyak darah tapi hal itu tidak membuat nya panik.

Hal seperti ini sudah menjadi hal biasa jika kau bekerja untuk keluarga yang di kenal tanpa belas kasih.

Kenzie melempar senjata nya dan berjalan ke arah Samuel, tangannya menekan luka tembak kan di tangan Samuel membuat pria itu sedikit meringis walau wajahnya kembali datar dalam beberapa detik.

"Bawa pria itu pada ku, sekarang."




To be continued
-----------------------

Haii semua nya terimakasih yang sudah selalu meninggalkan jejak vote and comment

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Haii semua nya terimakasih yang sudah selalu meninggalkan jejak vote and comment. Jangan lupa follow Instagram aku yaa aurajuliana__ , kita next chapter kalo udah pada follow dan comment yaa.

Thank you.
Salam penulis12

Bastard Obsessionजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें