4

487 60 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa hari setelahnya, siswa yang terpilih mewakili sekolah disibukkan dengan bimbingan dan belajar.

Untuk empat siswa The Gifted, meskipun mereka sudah ahli dibidangnya masing-masing, tidak ada alasan bagi mereka untuk bersantai.

Wave sendiri selain sibuk untuk kompetisi matematikanya, juga sibuk menjadi asisten Pak Warut.
Beliau adalah guru matematika yang bertanggung jawab membimbingnya untuk lomba.

Pak Warut meminta Wave menjadi asisten pribadinya, karena beliau termasuk guru yang sangat sibuk.
Mereka telah sepakat bahwa Wave akan menjadi asistennya untuk mengajar kelas 6/5, 6/6, 6/7 dan 6/8 bukan secara full time.
Hanya saat Pak Warut berhalangan saja.

Wave juga akan mendapat uang saku atas pekerjaannya. Meskipun harus meninggalkan kelas, dengan otaknya, Wave bisa belajar tanpa khawatir tertinggal. Dia bisa meminjam catatan Punn atau yang lainnya.
Dan lagi, dia secara tidak langsung juga melatih kemampuannya untuk kompetisi nasional.

Hari ini, dia akan memulai tugas pertamanya menjadi guru pengganti. Dia punya jadwal mengajar kelas 6/7.

Sejujurnya, Wave cukup nervous. Dia khawatir akan pandangan orang terhadapnya. Wave terkenal sebagai penyihir IT kelas berbakat, dia berpikir apakah diantara mereka masih ada yang akan membencinya.

Berhenti sejenak di depan pintu, Wave menarik nafas dalam sebelum melangkah masuk.

Dia berdiri di depan kelas setelah menaruh laptop dan bukunya di meja guru.
"Selamat pagi, teman-teman. Perkenalkan saya Wa-"

"Iya, kami sudah tahu." Potong seorang siswa di bangku kedua ujung kiri.

"Aku disini untuk mengganti Pak Warut yang berhalangan hadir." Wave melanjutkan ucapannya.

"Baiklah, Pak Wave. Hari ini kita akan belajar apa?" Siswa lain, duduk di dekat jendela, bertanya dengan nada yang dibuat-buat dan wajah mengejek.
Kemudian satu kelas meledak dalam tawa.

"Well, karena ini pertemuan pertama kita, sebaiknya kita berkenalan dulu." Wave berjalan menuju meja guru.

"Siapa yang ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu? Nama dan panggilan saja." Wave bersandar di sisi meja dengan satu tangan bertumpu di pinggirannya.

Wave sempat terkejut bahwa mereka cukup menghargainya. Satu per satu berdiri di tempatnya dan memperkenalkan diri. Itu membuatnya tersenyum kecil.

"Hei kenapa kalian mengikuti perkataannya? Memang dia siapa?" Siswa yang berada di dekat jendela kembali menginterupsi.

"Dia adalah Wave. Meski kita satu angkatan, dia akan mengajar kita. Jika ingin mendapat ilmunya, hormati gurunya! Dasar kau otak udang." Seorang siswi di ujung dekat pintu masuk menjawab.
Wave teringat Claire melihatnya.

"Aku tahu kau tidak suka semua hal menyangkut program berbakat. Tetapi, sekarang program itu tidak seperti dulu. Jadi, berhentilah jadi pengecut dan belajar dengan baik sebelum kementrian membuka kesempatan pada kita semua untuk menemukan potensi kita."
Siswi yang duduk dibelakang menambahkan.

After Ending [PangWave] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang