┈─.᪥ָ࣪ Anzu

436 43 7
                                    

SEBUAH TUGAS DI MUSIM DINGIN
Anzu & Child! Reader
by :: mochirorizolla

"Kak Anzuuu! Tau gak, aku dapet tugas dari bu guru!" ujar sang gadis kecil yang baru saja selesai memindahkan buku-bukunya dari tas ke rak

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Kak Anzuuu! Tau gak, aku dapet tugas dari bu guru!" ujar sang gadis kecil yang baru saja selesai memindahkan buku-bukunya dari tas ke rak.

Anzu menatap gadis kecil itu, padahal sebentar lagi libur. Tapi ternyata keponakannya ini masih saja mendapatkan tugas dari sekolahnya.

Huh! Seharunya Anzu sudah bisa menikmati liburan bersama keponakan tercintanya. Walaupun liburan mereka hanya bermalas-malasan di rumah.

Oh benar juga! Biar ku jelaskan. Anzu adalah gadis SMA biasa yang kini tinggal di Jakarta bersama dengan keponakannya, [Name]. Alasan mengapa [Name] tinggal bersama Anzu karena orang tua [Name] pergi ke luar pulau Jawa untuk bekerja.

"Tugas apa, dek?" tanya Anzu. [Name] lantas berlari ke kamarnya dan lalu kembali dengan sebuah buku tulis di tangannya.

Gadis kecil itu membuka halaman terakhir buku tulisnya, di sana ada tulisan dari wali kelasnya.

'Untuk PR liburan kali ini, kalian mencari tahu makna kebersamaan dan kehangatan, ya! Dengan versi masing-masing dan jangan nyontek ke Goo*gle.'

Hah? Makna kebersamaan dan kehangatan? Kok ribet gini tugasnya.

Anzu baru tau ada tugas seperti itu. Saat SD dia tidak pernah mendapatkan tugas semacam itu, paling hanya menceritakan perasaan selama liburan.

Dan juga...

"Kebersamaan itu gimana? Bareng mama papa?"

Ah ... Anzu bingung harus jawab bagaimana, selama ini Anzu selalu menghindar dari pertanyaan samacam itu. Bukannya kenapa tapi Anzu khawatir [Name] akan mencari orang tuanya.

Walau [Name] sendiri sudah paham kenapa orang tuanya bekerja begitu keras, hanya saja Anzu terlalu khawatir.

"Kebersamaan bukan hanya tentang mama dan papa loh. Kebersamaan itu ... Kebersamaan itu ..." tiba-tiba saja Anzu kehilangan kata-kata. Ia sekarang bingung bagaimana harus menjelaskan apa itu kebersamaan.

[Name] merasa bingung, dari tadi Anzu terus-terusan mengulangi perkataannya. "Kebersamaan itu...?"

"Oh oh! Kebersamaan itu adalah sebuah ikatan, seperti aku dan [Name]~"

[Name] mengangguk paham mendengar penjelasan singkat Anzu, "Jadi aku dan kakak udah masuk ke kebersamaan?" tanya [Name] dan di balas anggukan oleh Anzu.

Lalu dengan segera [Name] mencatatnya di buku kecil bersampul pink dengan hiasan wajah beruang.

"Lalu bagaimana dengan kehangatan?"

Anzu berpikir sejenak, kehangatan itu artinya hangat kan? Ya ... hangat sih. Tapi makna kehangatan itu maksudnya bagaimana?

Loh sebentar, memangnya ada makna dari kehangatan?

"Makna kehangatan ya ... Sesuatu yang hangat."

[Name] mengerutkan dahinya, "Hanya itu? Kakak ga kreatif ih!" ucap [Name] kesal. Ya mau bagaimana lagi? Lagipula kan itu tugasnya bukan tugas Anzu.

Saat melirik ke sekitar, tatapan mata Anzu tertuju pada acara televisi yang menunjukkan sebuah rumah dengan perapian di dalamnya. Oh! Anzu mendapatkan ide yang cemerlang!

"[Name], mau kakak kasih tau ga contoh kehangatan?" Mendengar itu membuat [Name] langsung bangun, matanya berbinar-binar.

Sudah jelas itu jawaban 'iya' kan. Lalu Anzu mengajak [Name] ke halaman belakang, kebetulan di sana tidak ada rumput jadi tak perlu khawatir akan kebakaran.

"Kita kenapa kesini kak? Huhh—anginnya dingin..."

"Sebentar ya [Name]."

Anzu mulai mengumpulkan kayu-kayu yang ada di sekitar halaman. Dikumpulkan dan ditumpuk menjadi satu, lalu Anzu mengambil korek api, ia mencoba membuat api unggun.

Sementara [Name] hanya diam bengong melihat kakak sepupunya ini yang tengah sibuk menyalakan api.

Beberapa menit kemudian, api itu menyala. [Name] tentu saja terkejut saat api itu menyala, padahal tadi masih kecil apinya.

Biasa, efek bengong.

Suhu dingin tergantikan oleh hangatnya api unggun yang telah dibuat Anzu. [Name] berjalan mendekat, duduk di samping Anzu sembari menghangatkan tubuhnya yang sedari tadi kedinginan.

"Uwahhh! Hangat! Ini hangat!"

Anzu tersenyum, ia mengelus kepala [Name] dengan lembut. "Yah ... kira-kira beginilah salah satu contoh kehangatan."

"Salah satu? Berarti ada yang lain dong?"

Anzu mengangguk, ia lalu menunjuk ke arah jendela kamar yang terbuka—tidak, ia menunjuk selimut yang berada di ranjang.

"Selimut?" [Name] bingung. "Yap selimut, saat kau kedinginan maka selimut menjadi salah satu alat agar tubuhmu tetap hangat, kan?"

[Name] hanya mengangguk seolah-olah paham walau sebenarnya tidak.

"Kak, selain api unggun dan selimut, apa ada lagi?

"Hmm ... Oh! Pemandian air panas!"

"Wahh! Ayo kita mandi air panas!"

[Name] berseru senang dan Anzu hanya tertawa. Pada akhirnya mereka kembali masuk ke dalam dan memasak air agar bisa mandi air hangat.

Bukan air panas, nanti kulit mereka akan melepuh.

𝘄𝗶𝗻𝘁𝗲𝗿 𝗽𝗿𝗼𝗷𝗲𝗰𝘁 ; apricityOù les histoires vivent. Découvrez maintenant