***
Sesampainya di rumah Aletta, Ayra dan Viona mendengar suara tangisan dari Aletta, dan mereka mendengar suara gelas pecah.
"Vin, Aletta gapapa kan?" Tanya Ayra takut.
"Gue juga nggak tau Ra." Jawab Viona sedikit menenangkan.
Mereka berdua melihat Aletta menangis di ruang tamu dengan rambut yang berantakan dan tangannya berdarah.
"Al, kenapa lo bisa jadi gini?"
"Gue pengen mati."
"Al, Lo nggak boleh ngomong kayak gitu."
"Mama Gue aja nggak sayang sama Gue." Teriak Aletta sembari mengacak-acak rambutnya.
"Al, masih banyak orang yang sayang sama Lo Al." ucap Ayra yang memeluk erat Aletta.
"Jangan menyiksa diri Lo seperti ini." Ucap Viona menyingkirkan serpihan gelas dari Aletta.
"Buat apa Gue hidup? Gue pengen nyusul bokap ke surga." Teriak Aletta melepaskan pelukan Ayra. Namun, Ayra mencegahnya.
Emosi Aletta sedikit demi sedikit mereda, Viona langsung mencari kotak P3K untuk mengobati luka Aletta.
"Al, kedatangan kita ke rumah Lo, karena kita mau ngasih kejutan ke Lo." Ucap Ayra terbata-bata menahan tangisnya.
"Gue minta maaf, malah Gue yang ngasih kejutan ke kalian berdua." Ucap Aletta sesenggukan, Viona menyeka air mata Aletta.
"Nggak boleh sedih lagi ya." Ucap Viona memeluk Aletta.
"Bentar Gue ambil kuenya di depan." Ucap Ayra berdiri mengambil kue dan kado untuk Aletta.
"Ini kuenya dan kadonya." Ucap Ayra yang memperlihatkan pada Aletta.
Ayra dan Viona menyiapkan dekor untuk Aletta, sedangkan Aletta membantu menyiapkan minuman untuk mereka.
"Bentar-bentar dokumentasi dulu." Ucap Viona merekam video menggunakan handphonenya.
"Selamat buat Aletta, Unair Aletta comming." Ucap Ayra dan Viona secara bersamaan dengan tingkah konyolnya.
Aletta tersenyum melihat tingkah lucu temannya.
***
Keesokan harinya, Gue, Viona dan juga Bang Aldi menjemput Aletta di rumahnya. Nampak sepi, itulah kondisi rumah Aletta sekarang, Viona sedang mencoba menghubungi Aletta. Namun, tak ada jawaban sama sekali. Hingga kami dikejutkan oleh seseorang dari kaca mobil kiri kami, dia adalah Aletta.
"Aletta." Ucap Ayra kaget akan kehadiran Aletta.
Bang Aldi langsung turun dari mobil dan membuk bagasi mobil untuk menaruh koper Aletta. Setelah itu, Aletta masuk ke dalam mobil, ia duduk di depan di samping Bang Aldi.
"Al, Lo udah izin sama nyokap Lo?" Tanya Viona khawatir.
"Nyokap Gue nggak ada di rumah Vin, tapi Gue udah pamitan kok sama bibi." Ucap Aletta terpancar sedikit keraguan di dalam hatinya.
"Al, Lo yakin dengan semua ini?" Tanya Ayra menyakinkan Aletta.
Aletta terdiam beberapa detik, hanya dibalas dengan anggukan.
"Udah siap semua kan?" Tanya Bang Aldi yang mulai menggunakan safety belt-nya.
"Udah Kak." Jawab Aletta dengan tersenyum hambar.
***
Sore harinya, Ayra mendapat pesan dari Arka, malam ini Arka ingin bertemu dengan Ayra di cafe dekat taman kota. Kebetulan orang tua Ayra pergi ke rumah Nenek Ayra, Ayra berpamitan pada Aldi memalui pesan yang ia kirimkan, Ayra berangkat sendiri tanpa ditemani oleh Aldi. Di cafe Ayra melihat Arka dan Rinda bersama, perasaan Ayra gelisah.
"Arka." Sapa Ayra.
Arka dan Rinda menoleh bersama ke arah Ayra. Arka mempersilahkan Ayra untuk duduk. Ayra masih terdiam tak mengerti dengan ini semua.
"Aku dijodohin sama Rinda dan kita udah tunangan juga." Ucap Arka memegang tangan Rinda dan memperlihatkan cincin yang ada di jari manisnya.
Ayra berdiri dari kursinya dan meninggalkan mereka berdua dengan perasaan yang ia rasakan saat ini, dikhianati oleh orang yang ia sayang.
Ayra terus berjalan menjauh dari cafe, tanpa ia sadari ia tidak melihat di sekelilingnya dan ia melangkah tanpa melihat kanan kiri, dari kiri ada sebuah truk yang melaju dengan cepat, ketika ia menoleh ke kiri ia sudah dekat dengan truk.
Ahh.... Teriak kencang Ayra.
Brak...
***
Di rumah sakit, Ayra membuka matanya, namun semuanya gelap. Ayra mencoba meraba di sekitarnya. Terdengar suara Aisyah yang bertanya pada Ayra.
"Kamu udah sadar nak?" Tanya Aisyah yang mendekati Ayra.
"Bun, ini kenapa semuanya gelap?" Tanya Ayra yang meraba tangan Aisyah.
Terdengar suara tangisan Aisyah, Ayra mengelus tangan Aisyah.
"Bun, ini ada apa?" Tanya Ayra yang mulai meneteskan air matanya.
Aisyah langsung memeluk Ayra dengan erat.
"Bun, kenapa aku nggak bisa lihat?" Tanya Ayra yang menangis menjadi.
//////
Haii,
gimana perasaan setelah membaca part ini?? Sumpah nggak bisa berkata-kata lagi.
Jangan lupa follow, klik star dipojok bawah dan share ke temen-temen kaliann
thank youuu
ВЫ ЧИТАЕТЕ
PLOT TWIST [END]
Подростковая литератураDi parkiran sepeda, yang dimana terdapat banyak anak-anak yang akan segera pulang, Aku memanggil Arka dengan keras "Hei Arka!" Arka memandang kearahku, "Lo kalau suka sama gue itu bilang, nggak usah kebanyakan gengsi." Ucapku dengan tegas, semua ana...
![PLOT TWIST [END]](https://img.wattpad.com/cover/188540114-64-k183113.jpg)