BLACK MOON

7 3 0
                                    

Sepulang sekolah Rafendra dkk memutuskan untuk pergi ke markas BM. Namun saat di jalan yang sepi mereka di hadang oleh anak THE BLACK CATS , salah satu musuh bebuyutan anak BM. TBC yang ter obsesi akan kekuasaan dan ingin menaklukkan geng BM serta mengambil posisi BM sebagai geng motor yang sangat di takuti oleh banyak orang, sampai menghalalkan segala macam cara, namun tetap saja tidak berhasil.

" Mau apalagi sih lu semua, nyari gara-gara mulu sama kita, " tanya Delvin dengan muka yang datar, eh? Delvin memasang muka datar? Apa gak salah?.

" Hmm... Mau kita ya?, " Jawab Theo sambil pura-pura berpikir. Bagas yang melihat muka sok berpikir nya Theo pun tidak tahan untuk tidak menjulid inn cowok di depannya ini.

" Hallah otak pas-pasan bae lu sok-sokan mikir , " ucap bagas dengan tangan yang merangkul carel. Carel yang melihatnya pun langsung menyentak tangan Bagas dari pundaknya.

" SIALAN, SERANGGGG, " teriak Theo karena sudah sangat emosi mendengar perkataan Bagas.

Terjadilah pertengkaran dijalanan itu, untung saja jalanan ini jarang di lewati oleh orang, jadi tidak akan ada korban.

Delvin yang kewalahan melawan 3 orang sekaligus ditambah mereka membawa senjata pun langsung teriak dan mengeluarkan panci dari dalam tas nya.

" BUNDAAAA PINJEM PANCINYA BENTARRRRRR, " teriak Delvin menggema di jalanan yang sepi itu. Lalu, dengan bayang-bayang dia yang akan di marahin Bundanya nanti jika ketahuan pun, langsung memukul ketiga cowok di depannya dengan keras dan penuh dendam. Anggap saja pelampiasan Delvin nanti jika kena omel bundanya.

Semua orang yang ada di situ menatap Delvin dengan muka cengo kecuali Rafendra dan Carel yang hanya menatap Delvin dengan raut muka datar.

Setelah perkelahian itu dan berakhir geng BM yang menang, Rafendra dkk menatap mereka dengan remeh.

" Huuuu kalo gue sih malu  10 orang  VS 4 orang masak kalah sihh padahal udah bawa senjata tajam hahaha, " ledek Bagas jangan lupakan muka tengilnya yang halal untuk di jitak

Rafendra yang melihat geng TBC kalah menatap mereka dengan datar dan tersenyum smirk lalu pergi meninggalkan mereka, menuju ke arah motor nya berada.

" ck payah , " satu kata yang keluar dari mulut Carel. Gak pernah ngomong, sekalinya ngomong bikin mental break dance. Lalu Carel pergi menyusul Rafendra lalu di ikuti Bagas dan Delvin. Namun sebelum itu Delvin sempat melempar panci yang sudah tidak berbentuk itu kepada mereka. " Tuh ambil lumayan buat rebus mie goreng, " kata Delvin sebelum menyusul teman-temannya.

Theo yang tidak menerima semua kekalahan ini dan hinaan dari anggota MB pun menggeram marah. " Awas lo Rafendra lihat pembalasan gue besok, " ucap Theo sambil tersenyum smirk lalu pergi meninggalkan tempat tersebut dan di ikuti oleh anak buahnya.

*****

Sesampainya Rafendra dkk di markas mereka  langsung di serbu berbagai  pertanyaan oleh anggota yang lain.

" Muka lu kenapa gas kok bonyok gitu? Udah jelek makin jelek aja tuh muka, " tanya Rion salah satu anggota dari BM.

" Sialan lo yon, gini-gini muka gue paling ganteng di antara lo semua, " jawab bagas dengan percaya diri sambil menepuk dadanya dengan bangga.

Rion yang mendengar jawaban Bagas langsung melemparnya dengan kulit kacang yang ada di ditangannya. " Hallah muka lu udh mirip kek pantat panci aja belagu, " jawab Rion dengan muka tengil nya.

" Sialan, " umpat Bagas setelah mendengar ucapan Rion lalu melemparnya dengan bungkus rokok yang ada di sampingnya. Lalu mereka semua tertawa  melihat wajah penuh kekesalan Bagas. Bahkan Rafendra dan Carel pun ikut terkekeh ringan.

" Eh btw pin gimana nasib panci bunda lu," tanya Bagas sambil menahan tawa karena mengingat kejadian tadi. Delvin yang ditanya langsung menoleh dan mengangkat bahu acuh.

" Paling juga ntar di marahin, " jawab nya acuh lalu mengeluarkan ponsel di sskunya dan memainkannya. Rion yang mendengar nya pun mengernyit heran.

" Panci? Si Delvin ngapain bawa panci ke sekolah ?," Tanya nya dengan raut bingung. Bagas yang mendengar pertanyaan dari Rion hanya mengangkat bahu acuh.

" Ntah tanya aja sama orangnya," jawab nya lalu menyalakan satu batang rokok dan menghisap nya pelan. Delvin yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah Rion dan mulai menjelaskan nya.

" Huhh tadi pagi sebelum gue berangkat ke sekolah, bunda nyuruh gue buat ambil panci pesanannya di temennya, awal nya gue gamau tapi bunda ngancem bakal potong uang jajan gue dan narik semua fasilitas gue, akhirnya gue iyain aja dah.  terus tadi pas pulang sekolah kita di cegat sama si anak TBC jadinya kita berantem, karna gue kewalahan lawan 3 orang jadi gw pakek panci bunda gue buat getok pala mereka satu-persatu sampe penyok tuh panci," jelasnya panjang lebar, mereka yang mendengarnya hanya mengangguk paham.

" Terus gimana besok? Gue yakin si Theo gak bakal tinggal diem setelah kejadian tadi," tanya Rion kepada semua anggota yang ada di markas. Rafendra yang awal rebahan sambil menutup mata langsung  membuka matanya dan merubah posisinya menjadi duduk setelah mendengarkan pertanyaan Rion.

Setelah diam beberapa saat Rafendra berdehem memecahkan keheningan. "Ekhem besok pagi kumpul di warjok buat yang bisa," setelah mengucapkan itu Rafendra langsung memakai  jaketnya dan menyambar kunci motor yang ada di atas meja, Delvin yang melihat pun langsung berteriak " RAFENDRA LO MAU KEMANA," tanpa menjawab teriakan dari Delvin rafendra langsung pergi keluar markas.

"Astaghfirullah temen lu gas," ucap Delvin memasang muka dramatis sambil mengelus dadanya sabar, namun tidak di gubris oleh Bagas. Carel yang melihat tingkah Delvin hanya menatapnya datar lalu pergi ke atas untuk istirahat.

Jika dilihat dari luar Markas mereka memang berbentuk seperti bangunan tua yang tidak terawat dan angker. Namun siapa sangka di dalamnya begitu mewah, bersih, dan terawat.

Delvin berdiri memakai jaketnya, menyambar kunci lalu pergi berpamitan untuk pulang karena sedari tadi bundanya sudah menelpon nya, menyuruh untuk segera pulang.

" Gue pulang dulu bro," setelah berpamitan dan bertos ala laki-laki Delvin segera keluar dari markas, Bagas yang melihat langsung berteriak, " DASAR DELVIN ANAK BUNDA," Delvin yang mendengar teriakan Bagas pun membalas nya tidak kalah keras, " DASAR BAGAS ANAK MAMIIII," Bagas yang mendengar balasan Delvin hanya bisa mengumpat dan menahan kekesalannya. Teman-teman nya yang melihat itu semua lantas terkekeh ringan. Ada ada saja kelakuan upin ipin ini, pikir mereka.

Lalu setelah kepergian Rafendra dan Delvin mereka pun melanjutkan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang main game, tidur, makan, ataupun nonton tv.























Haii 👋 gimna nih part ini menurut kalian ? Kalau ada saran tulis di kolom komentar yaa, maaf kalo misal banyak typo yang bertebaran, maaf juga kalau tidak sesuai ekspektasi kalian hehehe , harap maklum ini cerita pertama aku

Jangan lupa tinggalin jejaknya 🌟

RAFENDRAWhere stories live. Discover now