kedelapanbelas

526 125 38
                                    


Part ini lumayan panjang, siapin lagu sedihnya, ya :)

Sesuai dugaan Anin diawal, memang benar kalau nomor asing yang chat Anin tempo hari adalah Aydan. Awalnya Anin ga yakin tapi akhirnya dia nanya dan Aydan bilang itu memang nomornya. Abis itu mereka jadi deket, sering chat an bahas random things dan emang Aydan tipe yang seru banget diajak chat jadi enak aja chat sama cowok itu. Dia juga cerita banyak hal ke Aydan termasuk soal Sekala. Iya, pas makrab kemaren Aydan denger secara langsung Anin bilang dia naksir Sekala karena pas banget Anin duduk ga jauh dari dia. Cerita banyak hal sampe mereka juga sering keluar untuk sekedar ngobrol bareng.

"Jadi gimana sama Sekala?"

Anin menyeruput es coklatnya lalu menghela napas pelan, "Ga gimana-gimana. Gitu aja kaya how we supposed to be."

"Lah? How we supposed to be versi lo kek gimana, dah? Bukannya lo sendiri yang bilang lo mau ngejar Sekala? Dari yang gue liat selama ini justru lo kaya pasif gitu."

"Ya gue emang kaya gitu, gue menikmati proses orangnya. Slow but sure gituu."

"Halah slow but sure slow but sure, keburu Sekala jadian sama Saviera."

"Hah? Gimana kok jadi bahas Saviera?"

"Itu tu salah satu contoh aja, Nin. Karena selama gue temenan sama tu anak emang cewek yang paling deket sama dia ya si Saviera."

"Ya kan... Deket aja karena mereka emang temenan dari SMP, kan?"

"Iya, Nin. Makanya gue bilang lo kalau emang mau gebet, pepet terus jangan kasi kendor, yang suka sama Sekala tu banyak, Nin."

Anin mengerucutkan bibirnya, "Lo jangan bilang gitu, gue juga udah tau, kok. Saingan gue banyak, banyak yang lebih cantik juga."

"Mana liat?"

"Apaa?"

Aydan mengangkat dagu Anin, "Mau liat mukanya."

Anin tergugu sebentar saat pandangan mereka bertemu, dia berdehem sebentar lalu melepas tangan Aydan dari dagunya, "Kenapa sama muka gue?"

"Memastikan lo kalah saing atau ngga." ucap Aydan sambil tertawa. "Sialan lo." Ucap Anin kesal.

"Tapi ngga."

"Hah?"

"Lo ga kalah saing, Nin. Lo cantik kalau kata gue, mah. Jadi lo harus percaya diri, pepet aja terus karena lo gatau kapan perasaan seseorang berubah, kan?"

"Gue—

"Tapi jangan main bodoh. Maksud gue pepet adalah, kalau ada kesempatan ya lo gunakan baik-baik. Bukan lo memaksakan diri buat nyari kesempatan sampe bikin dia risih karena ujung-ujungnya bukan makin deket tapi malah ngejauh. Gue tau persis karena gue cowok juga."

"Dan, gimana kalau misalnya... Misalnya nih, gue ternyata harus nyerah sama perasaan gue, gimana ya?"

Aydan nepuk kepalanya pelan, "Jangan gitu ngomongnya. Ucap yang baik-baik biat yang terjadi juga yang baik-baik. Kalaupun iya, gue yakin lo bisa lewatinnya, kok. Dan yang terpenting lo ga sendirian."

"Hmm?"

"Ada gue, Nin. Lo masih punya Aydan kalau nanti lo harus nyerah atas Sekala."

Karena sejak pertemuan pertama kita, gue udah jatuh ke lo, Nin.

---

Hari ini karena jamkos, Anin sama Winna pergi ke kantin lebih awal dari biasanya. Sampe di kantin udah ada beberapa anak tapi meja masih banyak yang kosong. Sesuai dengan permintaan Winna bahwa hari ini cewek itu pengen makan di kantin, akhirnya diiyain sama Anin yang kebetulan lagi pengen siomay, alhasil setelah nemu meja, dia sama Winna mesen dan nunggu makanan dateng sambil ngobrol-ngobrol.

chasing you ─sunghoon.Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin