kesatu

966 155 10
                                    


Please play Taylor Swift - Sad Beautiful Tragic

Sekala Anugrah Samudra.
Nama yang belakangan ini telah mencuri atensi gue. Sebenernya dibanding Jake si kapten basket atau Jay si kapten futsal, Sekala—atau Kala, tidak sepopuler mereka. Sekala ya Sekala, julukannya kesayangan Mipa, kesayangan Pak Nugroho—guru olahraga sekaligus pelatih catur sekolah kami.

Sekala dengan julukannya yang terdengar begitu indah dan cocok untuk dia. Bagi gue, menyukai seseorang ga pernah seindah menyukai Sekala. Sekala itu... Indah. Sorot matanya damai, bersahabat, walaupun gue tau, gue sama dia kaya air dan minyak. Kepribadian gue yang ceria, pecicilan, overaktif cenderung kontras sama Sekala yang damai, Sekala yang tenang, Sekala yang hampir jarang berekspresi, Sekala yang dingin, Sekala yang nyaris tak tersentuh.

Tapi justru itu yang membawa gue kepada kesimpulan bahwa gue menyukai apapun tentang dia, bahkan sejak kaki gue melangkah masuk di gerbang sekolah ini untuk pertama kalinya sebagai siswa kelas sepuluh.

Dia cowok yang rela celana sekolahnya basah kena rumput dan tanah yang sedikit basah setelah hujan deras untuk mengambil anak kucing kedinginan lalu membawanya menggunakan kain yang gue gatau dia dapet darimana.

Gue ngerasa tuhan udah menakdirkan garis itu. Garis dimana gue akan menyukai Sekala, karena pagi waktu itu kayanya satu-satunya orang yang menyaksikan itu cuma gue, itupun karena gue ga mau ke wc malah nyasar ke halaman belakang.

Hingga akhirnya tanpa sadar, akan selalu ada kesempatan dimana gue bertemu dengan dia, dimanapun itu dan gue akan otomatis senang walaupun hanya sekedar mengetahui bahwa dia ada di sekitar gue.

Winna bilang gue bucin, gapapa. Gue mengakui, sesederhana itu memang tapi efeknya luar biasa. Seburuk apapun suasana hati gue, saat melihat Sekala, rasanya langsung cerah aja, langsung hilang semua penyebab rusaknya suasana hati gue, langsung terganti dengan debaran abstrak yang sangat menyenangkan untuk dinikmati.

Dan... Itu berlanjut hingga saat ini. Tanpa sadar, Sekala mengambil banyak porsi dari perasaan gue, pikiran gue, dan hati gue tentunya. Bayangin, luar biasa sekali bukan dampaknya bagi gue? Jika dipikir-pikir gue ga pernah bicara ataupun ga sengaja bertatapan sama cowok itu tapi perasaan ini betah di hati gue satu tahun lebih lamanya.

Jujur, gue sangat menunggu saat dimana ini semua seenggaknya bisa mengalami kemajuan. Paling ngga, Sekala tau kalau di sekolah ini ada yang namanya Aninna Nindya, ada eksistensi gue di sekolah ini. Seenggaknya gue bisa tersenyum saat pandangan kami ga sengaja bertemu, senggaknya, bibir gue pernah memanggil nama dia untuk bicara sama cowok itu.

Sederhana. Tapi sulit untuk direalisasikan karena sebenernya gue cupu. Gue takut sama respons dia, gue takut kalau Sekala akan menghancurkan ekspektasi gue soal dia dan malah berujung menyakiti gue.

Tapi, gue ga bisa begini terus. Gue juga maunya lupa dari dia tapi ga semudah itu. Plihannya cuma dua, mencoba atau menyerah. Tapi bagi seorang Anin, menyerah itu opsi terakhir. Opsi yang baru bisa gue ambil jika opsi pertama benar-benar tidak bisa lagi diharapkan.

Maka, di malam makrab kemarin gue mengambil sebuah langkah besar, langkah yang gue gatau akan berakhir baik atau malah sebaliknya. Langkah yang menurut Winna, akan merubah hidup gue setelah itu.

Dihadapan kurang lebih 60 orang, gue menyatakan bahwa gue menyukai Sekala Anugrah Samudra. Waktu itu suara ini rasanya keluar dengan sangat lantang bersama ledakan perasaan di dada gue. Rasanya perasaan gue membuncah saking senangnya gue karena berhasil mengucapkannya dengan lantang.

Masih dengan senyuman, gue ga peduli akan bermuara kemana semua ini. Karena dari awal gue sudah bilang kalau menyerah adalah opsi terakhir jika opsi pertama sudah ga bisa diharapkan lagi. Maka biarkan gue memilih, biarkan mencoba menjadi opsi pertama.

Biarkan gue coba dulu ya, Sekala. Semoga ga berujung pada opsi terakhir, karena gue sangat membenci kata menyerah.

---

Tuhan dalam suasana hati yang sangat baik ketika menciptakan seorang Sekala

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Tuhan dalam suasana hati yang sangat baik ketika menciptakan seorang Sekala. Sosoknya begitu indah, dan gue mengakui menyukai dia termasuk salah satu bentuk syukur gue karena tuhan telah menciptakan sosok seindah dia.
Tuhan, terimakasih sudah menciptakan Sekala untuk memperindah dunia.

chasing you ─sunghoon.Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu