kelimabelas

526 130 16
                                    

Setelah hari gue mendapat kontak Sekala, gue sama dia jadi chat-an. Walaupun cuma bahas soal kue yang mau gue pesen tapi tetep aja kalau tentang Sekala, hal sekecil apapun bakal bikin gue seneng. Hari ini gue juga chat dia karena hari ini gue ada janji buat ketemu sama mamanya untuk memastikan jumlah pesanan dan kue apa saja yang mau gue pesan. 

Dan disinilah gue, di depan cermin mematut diri gue, memastikan penampilan terlebih dahulu sebelum berangkat.

"Dek, sekalian bayar DP, ya." Suara mama dari arah luar kamar membuat gue buru-buru menemui beliau, dan benar saja kalau gue ga keluar, mama pasti sudah masuk kamar karena dia sekarang di depan kamar gue.

"Aih cantik banget anak gadis mau kemana inii? Eh ini beneran mau ke bakery atau mau nge-date sama doi?"

Gue mendengus, "Ih, mana ada Anin doi. Bukannya Anin kemana-mana emang kaya gini? Atau jangan-jangan berlebihan ya, Ma?"

Mama mendengus, "Ngga, kok. Iya, biasanya kan emang kamu kaya gini tapi yang hari ini kaya lebih manis aja gitu, makanya mama curiga." 

"Ga ada mama, ih. Beneran aku, mah."

"Hahaha, iya-ia. Eh, itu gojek pesenan kamu udah dateng, berangkat, gih. Ini uang DPnya jangan lupa dikasih, ya." Gue mengangguk paham lalu menyalami tangan mama lantas segeran keluar rumah karena takut mas ojek menunggu terlalu lama. Setelah menerima helm dari mas ojek, kami segera menuju ke alamat bakery yang sudah dikirimkan oleh Sekala tadi.

---

Sekitar 20 menit kemudian, akhirnya Anin sampai di alamat yang dimaksud. Setelah mengucap terimakasih pada mas ojek, Anin pun masuk ke dalam bakery. Aroma roti dipanggang memenuhi indra penciumannya, ia mengamati satu per satu roti dan cake yang dijual di bakery milik mama Sekala dan ia cukup takjub karena banyaknya jenis menu yang dijual. 

Sampai pada menit ke lima Anin melihat-lihat, pundaknya di tepuk oleh seseorang dari belakang. Anin menoleh, menemukan Sekala dengan kaos hitam polos ala rumahan.

"Hai, sorry agak lama." ucapnya sambil tersenyum kikuk.

WADUH, GANTENG BANGET SODARA-SODARA.

"Ngga, kok. Gue juga baru dateng lagi liat-liat roti sama cakenya ternyata banyak banget, cantik-cantik."

Sekala tersenyum singkat, lalu mempersilahkan Anin untuk duduk di salah satu kursi yang tersedia lantas meminta gadis itu menunggu sebentar.

"Gue panggil bunda dulu ya, Nin."

Anin mengangguk, "Oke, silahkan."

"Halo, Anin, ya?" sosok wanita dengan apron pink menyapa Anin dengan ramah, Anin bisa langsung tahu ia adalah mama Sekala karena wajahnya yang sangat mirip dengan laki-laki itu. 

"Iya, tante."

"Emm, Nin, maaf banget ga bisa nemenin karena gue ada tugas yang harus dikerjain jadi gue tinggal berdua sama bunda aja gapapa?"

"Gapapa gapapa. Nugas aja, Ka."

"Oke, gue masuk dulu, ya."

Anin mengangguk lantas kembali membicarakan seputar pesanannya kepada mama Sekala.

"Tante, Anin kesini mau mastiin pesenan sama kue apa aja yang mau dipesen."

"Sekala udah bilang tante juga, kok. Ngomong-ngomong, Anin ini ulang tahun yang ke berapa, ya?"

"Anin ulang tahun yang ke 17, tante."

"Ih, samaan sama Sekala umurnya. Kamu sama Sekala temen kelas apa gimana, Nin?"

chasing you ─sunghoon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang