Kisah Julian : Keluarga Handoko [Part 3]

5.9K 206 1
                                    

Sekolah Bina Erlangga, salah satu sekolah bergengsi yang ada di ibu kota. Sekolah tersebut adalah tempat aku menimba ilmu bersama dengan Rama dan Erik. Selama hampir tiga tahun aku bersekolah di sana banyak suka dan duka. Terutama lebih banyak dukanya sih daripada suka.

Kalian bisa menebak mengapa aku mengatakan hal demikian.

Ya, tebakan kalian benar. Kehidupanku saat masa putih abu-abu itu tidak berjalan cukup baik karena adanya sosok Erik dan geng berandalannya. Dia dan teman-temannya selalu mencoba menindas aku dan terus-terusan mencari cara untuk mengerjai aku. Mulai dari menumpahkan air dari lantai atas, melempar bola saat permainan basket, menyelipkan majalah dewasa ke dalam tasku, dan masih banyak lagi hal gila lainnya. Jika ingin menghitung berapa banyak kejahatannya padaku, aku tidak bisa hanya menggunakan hitungan jari tangan.

Erik itu preman sekolah, ketua geng anak-anak nakal yang bernama Trinity. Dia terkenal dengan sebutan pangeran berduri. Tak dapat dipungkiri, memang Erik memiliki wajah yang tampan, meski tak setampan aku sih ya. Dia juga punya tubuh lebih tinggi dibandingkan yang lain, jago main basket dan bola, anak motor, dan masih banyak lagi talentnya. Namun, sayangnya semua nilai kelebihannya itu tertutup dengan perilakunya yang amay buruk. Hampir satu sekolah menjauhinya karena tidak ingin terlibat masalah. Meskipun demikian, ada juga sih beberapa orang yang gabung ke dalam circle-nya, tapi ga seberapa.

Dia lebih banyak dibenci, daripada dikagumi. Entah apa yang ada dipikirannya. Aku sendiri sebenarnya bingung setiap dia membuat ulah, aku merasa dia seperti ingin mendapat banyak perhatian. Contohnya aja masalah baru-baru ini, dia memutuskan hubungan secra sepihak dengan salah satu bunga sekolah dan mempermalukannya.

"Heh, Cunguk! Ngapain lu ngikutin gua?"

"Hah?"

Saat aku berjalan sembari melamun, Erik yang berada jauh di depan tiba-tiba saja berbalik dan memasang wajah kesal. Aku pun juga kaget sih, bisa-bisanya dia kepedean kalau aku mengikutinya. Ngapain juga kan?

"Argh... terserah lo!" katanya dengan mimik wajah garang. Dia kembali berbalik dan berjalan cepat meninggalkanku.

"Dih, kesambet apa dah itu anak." Aku hanya menggeleng pelan saat melihat Erik pergi menuju arah yang berlainan dari lokasi kelasnya berada. Aku bisa menduga kalau dia lagi-lagi membolos kelas.

Kisah Julian : Keluarga Handoko ✔Where stories live. Discover now