"Yuk"
Ucapnya pada rose.
"Ck, dibilangin males juga" rose berdecak tetapi ia tetap bangkit berdiri dan berjalan memasuki mobil haruto.
"Jangan marah marah dong, masih pagi ntar cantiknya hilang"
Ucap haruto saat setelah mendudukkan dirinya di kursi pengemudi.
Iya, yang bawa tetep haruto.
Rose lagi lagi mendengus, ia mengalihkan pandangannya keluar jendela. Tak menutup kemungkinan kalau ia sedang gugup. Ia sendiri pun tidak tahu apa penyebab pasti yang membuat jantungnya kini berdetak lebih cepat dari biasanya.
Tapi yang pasti, itu semua karena haruto.
Sepanjang perjalanan hanya diisi oleh keheningan membuat bibir haruto gemas untuk mengajak rose berbicara.
"Rose"
Satu panggilan namun terabaikan
"Rose"
Yang kedua namun tetap terabaikan
"Rose"
Yang ketiga masih diabaikan
"Sayang?"
"Jangan diem aja dong"
"Babe?"
"Shut up haruto!"
"Datang bulan ya? Galak amat?"
Ucap haruto lagi tanpa mengindahkan ucapan rose.
"Diem deh"
Rose berucap dengan malas. Kenapa haruto yang tadi dirumah beda sama haruto yang dimobil? Ah, apa tadi karna aada mamanya kali ya?
"Ngga ah, ntar bau jigong"
Rose memutar kedua bola matanya malas tanpa ada niat membalas ucapan haruto.
Cukup lama terdiam, rose menyadari sesuatu, ia mengalihkan pandangan nya kepada haruto.
"Haru" panggilnya
Haruto menoleh sebentar dan tersenyum, "kenapa sayang?"
Biasanya kalau manggilnya udah 'haru' berarti rose lagi dalam keadaan posisi jinak dalam artian kalau rose lagi ngga ngajak gelud
"Hp gue semalem di lo ya?"
"Iya nih, di saku dalem, ambil sendiri kalau butuh"
Jawab haruto sambil memberhentikan mobilnya.
"Kenapa berhenti?"
"Kan udah nyampe?"
Rose mengedarkan pandangannya, "oh iya"
"Yaudah sini hp gue balikin" ucap rose mengulurkann tangannya di depan haruto.
Namun bukannya memberi, haruto malah tersenyum simpul. "Kan udah gue bilang ambil sendiri kalau butuh,kalau engga yaudah gue bawa masuk aja"
"Jangan gitu"
"Yaudah cium aja"
Rose menghela nafasnya pelan, ia membuka seatbelt nya dan merangkak mendekati haruto. Ia memilih untuk mengambil ponselnya sendiri daripada harus mencium adiknya itu.
Haruto terkekeh kecil, ia membiarkan rose mendekat dan menggeledah isi jaketnya.
"Dimana sih? Kok gaada?"
"Ya emang gaada"
"Bangsat" ucap rose sambil memukul bahu haruto cukup keras dan hendak kembali ketempat duduknya semula.
Namun belum sempat terjadi, haruto menahan pinggang rose dan menariknya hingga terduduk dipangkuan haruto.
Rose kaget bukan main, ia bahkan hampir saja menyumpah serapahi haruto namun harus gagal karena sekarang bibirnya telah dibungkam oleh bibir haruto.
Rose mencoba memberontak dengan menggerakkan acak kepalanya akan tetapi haruto malah menahan tengkuknya dan semakin memperdalam ciumannya.
Lelah memberontak, rose kini melunak ia bahkan terbuai dengan kegiatan mereka terbukti dengan kedua tangannya yang meremas kuat jaket haruto.
Disela ciumannya haruto tersenyum senang, kedua tangannya yang berada dikedua sisi pinggang rose ia remat lembut.
Merasa kehabisan oksigen, haruto melepaskan pangutannya, ia menatap rose yang sedang mengambil nafas dengan rakus.
Tanpa memakan banyak waktu, haruto beralih ke leher jenjang rose, mengecupnya bahkan menghisapnya dengan kuat.
Tidak ada yang bisa rose lakukan selain memejamkan kedua matanya dan menggigiti bibir bawahnya agar tidak mengeluarkan suara.
Namun pertahanan nya runtuh saat merasakan kedua tangan haruto kini sudah berada di balik baju yang rose pakai dan meremas kedua payudaranya.
"Ahhh"
"Car sex kayanya menarik. Gue bolos aja dah, nanggung"
Tbc>>>
Astaghfirullah saia lagi sesat, maapinnn ><
JANGAN HUJAT SAIA KAK🙏
four
Começar do início
