CINTA TERLARANG

120 21 1
                                    

Lagi lagi aku merasa bersalah pada Fildan, dan ku harap dia tidak pernah tau semua ini.

Hubungan ku dengan Fildan berjalan seperti biasanya bahkan lebih serius lagi.
Kita sudah mulai merencanakan pernikahan.

" De, setelah kamu lulus kita nikah ya?"
(Ucap Fildan di tengah tengah makan siang kami)

Ya Fildan ada di kota yang sama dengan ku karena dia bekerja di salah satu perusahan di kota tangerang ini.

Masih ingat bagaimana dulu dia begitu memperjuangkan aku.

Dia begitu tulus mencintai ku meski sudah berkali kali aku sakiti, dulu dia sempet aku tolak berkali kali karena emang aku gak pernah ada rasa sama dia kecuali sebagai kakak.

Tapi pada akhirnya aku pun mau menerimanya bukan karena terpaksa tapi aku merasa dia lah yang terbaik untuk ku, walau aku belum bisa mencintainya.

Karena menurut ku cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya.
Sampai dengan di titik ini dia selalu memberikan yang terbaik untuk ku dan dia juga tak pernah menyakiti ku.

Segitu tulusnya dia mencintai ku, tapi aku malah mengkhianatinya.

"Nikah?"
(Tanya ku merasa kaget)
"Iya nikah, kamu mau kan?)
(Tegasnya)

Aku hanya diam, karena sekarang hati ku pun ragu.
Lagi lagi Hari yang mengusik hati ku.
Walau aku tau Hari pun sudah punya kekasih, dan aku pun tau hubungan aku dengan Hari salah,
Aku pun sadar aku dan Hari tak akan pernah bersatu.

Harapan semu,
Hubungan yang salah.

Satu pertanyaan yang masih belum terjawab.
"Tuhan kenapa engkau mempertemukan aku dengan nya lagi setelah kami berdua memiliki pasangan masing masing?"

Saat ini aku hanya minta satu hal pada mu Tuhan
" Apa pun Rancana Mu aku ikuti, tapi aku mohon jangan buka semua rahasia ini, karena aku tak mau menyakiti dia yang sudah begitu tulus mencintai ku"


Via chat.

" Assalamualaikum "

"Walaikumsalam😊"

" Kapan ke sini?"

"Aku gak tau"

"Aku pengen ketemu, pengen peluk kamu"

" Sabar, entar juga ketemu"

" Tapi kapan??"

" Aku janji aku akan temuin kamu, tapi aku gak tau kapan kapannya"
" Tolong ngerti in aku"

"Iya, maaf ."

"Kamu marah?"

"Gak, aku gak ada hak buat marah sama kamu, aku sadar aku siapa buat kamu"

"Kok ngomongnya gitu? Aku sayang kamu"
" Aku juga gak mau kamu ngilang lagi, dan hal yang aku takuti sekarang adalah takut kamu ngilang dan gak ada kabar lagi, tolong jangan marah"

" Dah ya aku mau tidur"

Off

Akhir akhir ini entah kenapa Hari sensitif sekali, dia lebih sering marah.

Jujur, bukan hanya dia yang pengen ketemu tapi aku juga pengen ketemu dia.

Rencana Tuhan memang luar biasa,
Akhir semester ini, sekolah SMA ku dulu mengadakan reuni akbar yang di ikuti oleh semua kelas di angkatan ku dulu.

" Kak, minggu depan aku ada reuni SMA kakak mau ikut?"
(Tanya ku pada Fildan)

" Minggu depan ya?"
(Tanya fildan memastikan)

"Iya minggu depan, kakak ikut ya?"
(Rengek ku padanya)

" Maaf de, minggu depan kakak ada kerjaan dan gak bisa di tinggal"
( Jelasnya sambil mengusap tangan ku)

" Yah"
(Dengan muka kecewa)

" Kalau kamu mau dateng,dateng aja entar kakak antar kamu ke stasiun, dan kamu bisa tidur di rumah kita, jadi kamu gak perlu nyewa hotel 🙂"
( Ucapnya)

" Emang boleh aku pergi??"
(Tanya ku)

"Boleh lah"
(Dia tersenyum)

" Yakin?!"
( Tanya ku untuk memastikan)

"Iya"
(Jawabnya sembari mencubit hidung ku)

" Makasih"
( Ucap ku sambil memeluknya dari samping, karena pada saat itu dia duduk di samping ku)

Bersambung...

CINTA TERLARANGUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum