^ Chapter 27 ^

Mulai dari awal
                                        

"Kurang akhlak dasar anak monyet." Gavan memberikan pelototan kepada Gevan yang langsung dibalas dengan hal yang sama oleh empunya

"Ey, kau sendiri juga sama dasar bekantan."

"Monyet,"

"Bekantan,"

"Monyet,"

"Bekantan,"

Tanpa mereka ketahui, Roy yang memang sudah sedari tadi ada disana dan melihat semua pertingkaian antar dua saudara kembar itu hanya mampu menghela nafasnya.

"Yang mulia pangeran, tolong harap tenang. Anda bisa menganggu pembicaraan yang mulia kaisar dan yang lainnya di dalam." Tegur Roy

Dengan cepat kepala mereka menoleh, ekspresi yang ditunjukkan mereka sesaat terlihat terkejut sebelum akhirnya kembali seperti semula.

Gavan dan Gevan justru melayangkan tatapan kesal kepada Roy.

"BODO AMAT GAK USAH IKUT CAMPUR!!" Teriak mereka berbarengan membuat Roy tersentak

Gavan membuang nafasnya dengan kasar. "Dah lah masuk aja yuk, cape juga dari tadi disini mulu. Mau lanjut ngintip juga udah terlanjur ketahuan," Gavan mengatakan itu sembari melirik Roy melalui ekor matanya, kakinya lalu melangkah mendekati pintu besar di depannya

Tapi pergerakannya terhenti saat mendengar suara sentakan di dalam sana.

"Berani sekali kau membawa orang asing masuk ke dalam istanaku."

"Kakek?" Batinnya

Gevan berjalan menghampiri dan berdiri tepat di samping Gavan saat telinganya mendengar hal yang sama.

"Suara kakek," yang diangguki langsung oleh Gavan

"Kenapa aku harus melakukan itu?"

"Lihat, kau bahkan tidak punya sopan santun dengan bertanya seperti itu."

"Salah?"

"Lalu itu?"

"Sepertinya orang yang kau katakan tadi."

"Mereka bertengkar?" Gavan menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu

o0o

Sang kaisar membuang nafasnya dengan kasar. "Sudahlah, katakan saja apa maksud tujuanmu datang kesini?"

Kaisar Albert mendongak. Tangannya bergerak mengambil sesuatu yang entah apa itu dan meletakannya di atas meja.

Ternyata sebuah undangan.

Kaisar Arven yang melihat itu segera mengambilnya, mata tajamnya dengan teliti membaca setiap runtunyan kata yang tertulis disana.

Dia, Kaisar Arven Marveous. Seorang Kaisar yang kepimpinannya sudah diambil alih oleh anak pertamanya, tapi meski begitu kata Kaisar masih tersemat darinya karena semua orang masihlah sangat menghormati pria berkepala enam itu.

"Charles, cucuku, dia akan berulang tahun minggu depan." Sahutan itu bukan berasal dari Kaisar Arven, melainkan dari istrinya, permaisurinya.

Rosseli Marveous. Wanita cantik nan anggun yang masih terlihat cantik di usianya yang hanya beda beberapa tahun dari suaminya.

"Mn."

Kaisar Arven membiarkan undangan yang berada di tangannya di ambil alih oleh istrinya, fokusnya sekarang hanya tertuju kepada anak kecil yang duduk bersebelahan dengan menantunya itu.

Mata tajamnya menatap Darwin dengan lekat dan insten dan tentunya Darwin yang menyadari hal itu merasa risih.

"Ni aki-aki kenapa dah? Biasa aja kali natapnya, mirip om-om pedo tau gak eh enggak deh maksudnya aki-aki pedo, iya itu." Darwin bergumam dalam hatinya, matanya memicing tajam membalas tatapan Kaisar Arven.

' PRINCE BAD BOY ' (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang