#2

20.6K 3.3K 62
                                    


Jangan lupa vote sehabis ngebaca ya reader's, karena vote anda adalah hal yang berharga buat author ..

Happy Reading guys😄😄

---------------------

Kepala pelayan Luci Vertikan menatap angkuh pada gadis berbadan buncit karena faktor kehamilan di hadapannya.

Untuk apa gadis buangan ini memanggil ku?? Pikir si tua
Luci.

Sedangkan si pemanggil masih sibuk menyantap pesanannya tadi sembari menyelidik si tua bau tanah di hadapannya. Wow, gaun pelayan jauh lebih nyaman dari atasannya rupanya. Sejak kapan hal yang seperti itu terjadi??

Dasar manusia rakus. nenek peyot yang sebentar lagi mati, seharusnya berbuat baik. Bukannya menjadi beban para penghuni neraka nantinya.. astaga.. Cellin menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

Kepala pelayan Luci yang tak nyaman saat nona buangannya melihat dirinya seperti itu, mulai geram. Apa-apaan tatapan merendahkan nya itu. Hey, dirinya lebih tinggi derajatnya dari pada nona buangan yang ada dihadapannya kini.

"Ada apa nona  buangan seperti anda memanggil saya yang rendah ini kemari nona?" Tanya si tua Luci dengan menekankan kata buangan dan rendahan agar Cellin sadar akan posisi di antara keduanya. Dimana si tua Luci jauh berada diatas Cellin, meski ia hanya sebatas kepala pelayan di kediaman Trenox di bagian ini.

Cellin tersenyum, lalu berkata "syukurlah kau sadar diri juga. Ya, kau memang rendahan. Aku bisa apa untuk menampik itu??" Ucapnya tersenyum miring. Kepala pelayan Luci mengepalkan tangannya kesal. Gadis buangan di hadapannya ini sudah meremehkan dirinya rupanya. apa gadis itu lupa apa saja yang ia lakukan saat gadis itu melawan dirinya.

"Oh, nona Cellin rupanya perlu di disiplinkan lagi. apa nona lupa apa yang akan saya lakukan saat nona mulai melupakan tempat anda??" Ucap si tua Luci dengan giginya terkatup rapat.

Cellin menggendikkan bahunya acuh, ia bodoh amat dengan ucapan bau tanah di hadapannya itu.

"MARRYYY.." teriak Luci memanggil pelayan yang tadi di buat takut oleh Cellin. Dengan tergesa-gesa Marry berlari menuju ruangan dengan aura negatif yang cukup pekat.

"Y-ya headmaid Luci??" Tunduk Marry tak berani mengangkat kepalanya.

"Ambil kan aku cambuk, sepertinya nona yang satu ini harus di ajarkan sopan santun lagi." Sanyum menyeramkan si tua Luci keluarkan untuk Cellin.

Marry terdiam sejenak, kepalanya kini terangkat melihat wajah nonanya yang kini tersenyum manis namun di baliknya ada arti lain. Mata nonanya seperti berkata, pergilah dan ambilkan apa yang wanita tua itu inginkan. Setelah itu pergi dari sini jika sudah selesai..

"Ba-baik headmaid Luci.." dengan cepat Marry pergi mengambil apa yang si tua Luci inginkan. Setelah ia kembali untuk memberikan apa yang headmaid Luci inginkan. Gadis dengan sejuta ketakutan itu pergi sesuai perintah nonanya.

Luci tersenyum memandang keji ke arah Cellin yang sibuk mengorek telinga nya yang tak gatal. Seperti nya gadis itu tak takut akan apa yang akan terjadi padanya nanti.

"Kau gadis muda yang naif Cellin." headmaid Luci mulai menunjukkan taringnya.

"Wow, seharusnya itu ucapanku tua Bangka" Cellin tertawa setelah nya.

Si tua Luci mulai melepaskan cambuk nya keudara. "Kau akan mendapatkan hukuman atas apa yang sudah kau lewati nona buangan. Menangis lah mungkin aku akan berbaik hati untuk tidak membunuhmu saat ini .." senyum sombong ia keluar kan

Cellin melengkung bibirnya kebawah, raut wajahnya terlihat sedih dan mulai menangis. "Huwa... Bibi Luci ampuni Cellin. Cellin janji akan jadi gadis baik. Ampun bibi.." Cellin menangis meraung. Wajah bahagia di perlihatkan si tua Luci, ia puas saat melihat wajah ketakutan Cellin padanya

Tak lama kemudian Cellin tertawa melihat wajah bibi Luci yang terlihat bahagia. "Hahahahaha... Astaga, kau fikir aku akan melakukan itu??" Cellin melipat kedua tangannya di dada, mengubah posisi duduknya menjadi berdiri. "Dasar wanita tua, sadarlah akan posisimu. Hah, siapa yang akan membunuh siapa?? Jangan membuat ku tertawa wanita tua.." ucap Cellin mendekatkan wajahnya pada wanita tua itu. Wajah masam terlihat jelas di wajah Luci.

Tanpa sadar wanita tua itu menganyunkan cambuknya ke arah Cellin yang berhasil di tangkap oleh gadis itu sembari mengeluarkan sihirnya.

"Wow, ada yang bosan hidup rupanya.." belati bertengger manis di leher keriput si tua Luci yang sedang menahan nafas karena tak menyangka reaksi yang ia dapatkan beserta ancaman akan kematian nya sebentar lagi tiba.

"Kau wanita tua yang rakus bibi. Apa yang harus kulakukan untuk membasmi orang seperti mu ya??" Cellin terlihat berfikir, lalu senyuman miring meremehkan ia tunjukkan. "Bagaimana dengan mati untuk menebus semua dosamu bibi??" Tanyanya.

Sebulir keringat jatuh di pelipis keriput Luci. "Aku sih tak ingin menjadi kejam, itu tak baik untuk perkembangan anakku nantinya. tapi jika orang itu pada dasarnya akan membahayakan anakku juga apabila ia sudah lahir nanti. Bukankah bagus bila di musnahkan saja??" Perkataan Cellin membuat bibi Luci benar-benar merasakan hidupnya akan berakhir detik itu juga. Wajahnya pucat pasih akan kenyataan bahwa jiwanya telah terancam akan menghilang sebentar lagi.

Cellin tertawa, lucu melihat wajah ketakutan orang-orang yang selalu melukai tubuh ini dulunya. Bahkan sempat membuat nyawa sang jabang bayi yang kini menjadi miliknya hampir menghilang karena keganasan penyiksaan orang di hadapannya ini.

Cellin bodoh, kau mempunyai kekuatan untuk melawan mereka. mengapa kau dulu malah membiarkan mereka menindasmu sialan.. omel Cellin yang jiwanya adalah Minora saat ini. Wanita dengan seribu sikap malasnya tapi tak suka bila di tindas, ia tipe wanita yang suka melawan ketidakadilan..

"Hey bibi, gadis ini hanya akan mempercepat proses dirimu meninggalkan dunia. Aku dengan baik hati membantu malaikat pencabut nyawa untuk mengurangi bebannya mencabut nyawa manusia seperti mu. Bersabar itu memuakkan tau.." Cellin terlihat seperti psychopath sekarang. Ada untungnya dulu ia membuang waktunya di kehidupan sebelumnya dengan bermalasan sembari membaca novel bergendre thiller. Sekarang ia bisa mempraktekkan hasil dari mengriview semua buku yang didalamnya semua tentang cara membunuh cantik sampai ke sadis.

Tak ada balasan dari Luci. wajah wanita tua itu semakin pucat seperti tak ada darah yang mengalir menuju kepalanya. Cellin menghela nafasnya kasar..

"Membosankan.." Cellin menjauhkan wajahnya kini. "Pergilah ke neraka dan jangan jadi beban di sana. Kau itu sungguh merepotkan tau.." darah segar mengalir dari leher bibi Luci. Nyawa wanita tua itu sudah di pastikan tak lagi ada di tempatnya setelah nya.

Cellin memanggil Marry setelah ia membereskan mayat si tua Luci menjadi abu untuk di bereskan kembali oleh Marry.

"Salam nona, a-ada apa anda memanggil saya??" Tanya Marry menunduk.

"Bereskan.." ucap Cellin menghadap luar jendela. "Jangan sampai debu dan darah si tua itu masih menempel di lantai kamarku yang suci atau nasibmu berakhir menyedihkan seperti nya." Ia mengelus lembut perutnya yang buncit.

Dengan segera Marry menuruti perintah sang majikan dengan tubuh yang gemetaran karena takut.

TBC....

Vote dan follow author ya guys, jangan lupa ...

The Crazy Villain Lady (Segera Terbit)Kde žijí příběhy. Začni objevovat