𝐋𝐎𝐕𝐄

2.1K 206 118
                                    

🍑

Adhara menunduk canggung, di hospital wings hanya ada dirinya dan James.

James memandang kearah lain, ia juga merasakan suasana yang canggung daripada biasanya.

Adhara masih menatap lantai hingga ia dikejutkan dengan sebuah tangan yang mengusap lembut pipi kanannya.

"Maaf" James tersenyum menyesal menatap Adhara.

Adhara menggeleng pelan, ia berdiri menatap James yang tangan kirinya terbalut perban.

"Maaf soal Archer" Adhara berusaha menahan matanya yang mulai memanas ingin menangis.

"Dia sengaja mengarahkan Bludger padaku karena dia tahu kau akan datang" sambung Adhara.

"Aku tahu"

"Seharusnya kau-"

Bibir keduanya saling menempel, James menarik Adhara agar duduk ditepi ranjang kemudian mencium bibir Adhara.

"Mustahil gadisku masuk ke hospital wings karena aku tak bisa menjaganya" James mengecup kening Adhara pelan.

"Aku minta maaf telah memutuskan hubungan kita secara sepihak" Adhara menangis.

"I love you" James mengusap air mata Adhara pelan.

"Aku tak mau berjauhan denganmu lagi" Adhara tak bisa berjauhan dengan James.

"Tak akan lagi" James mengusap kepala Adhara pelan.

"Aku merindukanmu"

James tertawa pelan.

"Kenapa kau menertawakanku?" Adhara berhenti menangis.

"Kau lucu saat menangis" Tatapan James melembut.

"Saat kau lulus dari Hogwarts nanti aku sendirian" Adhara kembali menangis jika membayangkan hal itu akan terjadi beberapa bulan lagi.

"Adhara.."

"Aku tak mau"

"Kau Dramatis sekali" James menggelengkan kepalanya heran.

"Dramatis? Aku hanya memikirkan bagaimana aku setiap harinya tanpa James Potter di Hogwarts? 2 tahun itu lama James" Adhara menatap James, pandangannya berubah menjadi kesal ketika James tertawa.

Benar apa yang dikatakan Mrs. Malfoy mengenai putrinya, Adhara akan menjadi Dramatis ketika sedih.

"Aku akan sering mengunjungimu" Kata James.

"Setiap hari?" Tanya Adhara.

"Aku tak bisa bekerja jika setiap hari"

"2 hari sekali?"

"1 minggu sekali" Kata James.

"Janji?" Adhara mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji" James tersenyum tipis ketika jari kelingkingnya dan Adhara membentuk Janji.

......

Rigel sedari tadi hanya tersenyum tipis pada Irene yang tengah menghias kue, mereka berdua berada di dapur dan tentunya dekat dengan asrama mereka.

"Tak mau ku bantu?" Tanya Rigel, tangannya mengusap punggung tangan Irine.

"Ini untukmu"

"Kau tak menangis seperti Adhara ketika aku akan lulus?" Rigel mengambil cream dengan ujung jari telunjuknya.

"Adhara Dramatis"

Rigel tertawa pelan, Irene Macmillan- siapa sangka ia akan jatuh pada gadis itu.

Rigel menempelkan jari telunjuknya yang tadi digunakan untuk mengambil cream pada bibir Irene.

"Jangan terlalu sering bergosip" Rigel menempelkan bibirnya pada Irene, rasa manis dari cream mengalir pada indra perasanya.

"Cerita di Hogwarts selalu seru, yang dikatakan Dad juga begitu" Jelas Irene.

Rigel menggeleng, Irene akan berakhir di Daily Prophet seperti ayah gadis itu.

"Cream-nya terlalu manis" Kata Irene saat mencoba cream yang ada di depannya.

"Seperti senyummu"

......

Adhara menatap langit sore dengan tangannya yang menggenggam tangan James, mereka berdua tidur di atas lapangan Quidditch yang sepi atau lebih tepatnya hanya James yang menutup matanya.

"Kau lulus besok" Ujar Adhara dengan suara yang cukup pelan.

"Kadang aku ingin lahir ditahun yang sama denganmu" James tertawa pelan.

"Kita tak bisa memilih James" Adhara menoleh kesamping dan melihat James yang masih memejamkan matanya.

"Kenapa tidak Albus?" Tanya James, ia cukup penasaran kenapa Adhara memilihnya.

"Entahlah Aku sudah tertarik denganmu saat piala dunia Quidditch, Albus memang lebih menarik perhatian banyak orang. Namun tak semuanya itu menarik dimataku" Adhara bisa merasakan sebuah kecupan pada bibirnya.

"James, Kau unik juga menarik" Sambung Adhara.

"Lalu kenapa kau mau menerimaku?" Tanya Adhara.

"Awalnya kau membuatku takut karena terus mengejarku, tapi Dad bilang ingin melihatku berdiri disampingmu. Dan bagaimana aku tak jatuh cinta ketika kau terus membuatku terbawa perasaan" Jelas James.

"Sejak awal pilihanku hanya kau dan hanya ada namamu" Sambung James.

"Apa aku jahat? Mengambil masa mudamu dengan menjadikanmu tunanganku?" Adhara sedikit merasa tak enak pada James.

"Tidak, Aku senang karena yang aku dapatkan adalah apa yang aku inginkan" James duduk dan kemudian diikuti oleh Adhara.

James berdiri ia menatap tunangannya dan mengulurkan tangannya pada gadisnya.

"Temani aku terbang untuk terakhir kalinya di Hogwarts" Tawar James.

Adhara mengangguk antusias, ia melangkah kearah James yang sudah terbang rendah diatas broomstick.

Tangan James terulur untuk menuntun Adhara duduk di belakangnya.

"Jangan terlalu cepat" Pringat Adhara.

"Kalau yang terlalu cepat cintaku Bagaimana?"

ㅡㅡㅡ𝐄𝐍𝐃ㅡㅡㅡ

🍑

Sebelum terjun jadi Author aku penasaran banget sama James Potter II, aku nyari ff nya di wattpad enggak ketemu² keknya emang gak ada jadi yaudah lahir ini😭.

Akhirnya tamat wkwk.

Thankyou buat kalian yang udah ngikutin cerita ku dari buku 1 2 sampai ini yang ke tiga.

Dengan begitu series ini berakhir.

🤗❤💙💚💛.

Malfoy Fiance 2 : 𝐉.𝐒.𝐏Onde histórias criam vida. Descubra agora