Chapter 10

5.4K 530 24
                                    

BERJALAN di sepanjang lorong apartemen yang sepi mata Jaemin tak henti menelisik ke setiap pintu yang berjajar tertutup rapat itu, menyamakan deretan nomor apartemen yang tertera di samping pintu dengan alamat yang diberikan seseorang padanya sesuai atau tidak. Suara sepatu yang mengetuk lantai menggema disana, begitu sepi dan hening seperti tidak ada satupun orang yang meninggali tempat yang terkesan kecil dan kumuh itu.

Jaemin mengeratkan mantel yang menyelimuti tubuhnya , suhu udara semakin hari semakin menurun drastis menandakan bahwa musim dingin sudah tiba. Ia mengeratkan kepalan tangannya di saku bajunya. Helaan napas terus keluar ketika tidak ada satupun penghuni apartmen yang keluar yang bisa ia tanyai.

Namun ia memutuskan untuk terus berjalan kedepan dan mencari alamat yang ingin ditujuinya hingga sampailah ia di depan sebuah kamar yang nomornya terlihat sama dengan alamat yang dia terima kemarin. Letaknya sangat diakhir dan paling ujung, namun sekarang ia merasa lega karena sebelum ia menyerah Jaemin akhirnya dapat menemukan alamat itu.

Jaemin mengamati apartemen berukuran kecil dan bercat warna putih kecoklatan itu. Dalam benaknya ia berpikir-Somi adalah putri tunggal dari seorang saudagar kaya lalu bagaimana bisa dia tinggal di sebuah rumah yang sangat kotor, kecil dan sempit ini.

Lalu bagaimana juga Jaemin tidak tahu tentang hal ini? Seberapa besar ia tidak tahu mengenai perempuan itu?

"Somi berapa banyak hal yang kau sembunyikan dariku?"

Jaemin bergumam dalam hati sebelum mengetuk pintu besi itu.

Tak ada yang menjawab- ia kembali mengetuk lagi dan lagi.

Ia mendesah sedikit kesal, ia juga merasa bahwa apartemen yang ia ketuk memang tidak ada orang Jaemin sempat berpikir bahwa mungkin sepertinya ia salah alamat sampai akhirnya ada seseorang yang membuka pintu disamping kamar yang ia tuju.

Seorang ajhuma berambut ikal itu keluar dan menghampirinya. Menanyakan apa yang Jaemin lakukan. Lantas Jaemin segera bertanya ke orang itu mengenai penghuni apartemen disampingnya.

"Ah anda sedang mencari penghuni kamar sebalah? perempuan cantik yang sedang berbadan dua itu kan?"

Deg

Jaemin terkejut dengan pernyataan yang diberikan wanita setengah baya itu, lantas ia mengangguk dan sepertinya pernyataan orang tersebut memang benar perempuan yang sedang dicarinya.

"Ya aku mendengar bahwa perempuan itu sedang hamil muda namanya adalah Somi apakah anda tahu?

Wanita baya itu terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Sampai saat ini aku tidak tahu pasti siapa nama perempuan itu, karena dia sangat pendiam dan juga tidak suka berbaur dengan penghuni kamar lain."

Jaemin mengangguk, kemudian menunjukkan foto somi di ponselnya ke wanita itu.

"Ah benar dia penghuni apartmen ini, aku ingat." Wanita tersebut menjawab keras.

"Benarkah?" Wajah Jaemin sedikit berbinar. Namun tiba-tiba wanita baya itu memberikan pernyataan yang mengejutkannya.

"Perempuan ini sudah tidak tinggal disini lagi, kemungkinan sekitar dua atau satu minggu yang lalu. Dia pergi dengan membawa sebuah koper dan tidak pernah kembali."

Wajah Jaemin kembali mengerut dan merasa kecewa atas jawaban yang diberikan.

"Ah begitu ya?"

Wanita baya itu mengangguk pelan.

"Terkadang aku sangat kasihan dengan perempuan itu, ia selalu pulang dengan wajah yang melas dan kusut, dari bilik dinding rumahku aku selalu mendengar wanita itu menangis dan sesekali aku mendengar teriakan bahwa perempuan itu ingin membunuh janinnya."

AFTER DIVORCE | NoMin 2022 ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon