P r o l o g

15.2K 1.5K 64
                                    

"Hal yang paling kusesali adalah menikahimu Jaemin, mulai detik ini aku akan mencabut kembali margaku yang terpatri dibelakang namamu. Sekarang pergilah, kemudian jangan pernah kembali!"

Air mata kesedihan terurai ketika sebuah rentetan kalimat tentang perpisahan terucap padanya, pancaran sendu pada kedua mata Indah itu terlihat jelas ketika memandang sosok yang selama lima tahun ini telah menjadi pendamping hidupnya. Jaemin kian menangis tidak bisa menutupi rasa sakit yang terus melingkupi hatinya.

"Kenapa?"

Satu kata singkat keluar dari bibir tipis itu. Bergetar saat pertanyaan kecil itu terlontar, Sangat pelan namun Jeno masih cukup bisa mendengarnya.

Jeno mengepalkan kedua tangannya kuat di samping tubuh, menahan semua emosi yang kian membuncah. Laki-laki itu berusaha menahan diri. Sebenarnya dia sungguh tak tega ketika melihat bagaimana pandangan sosok sang istri yang terlihat rapuh didepan matanya.

Pandangannya menurun pada tangan lentik dan ramping sang istri yang telah bersimbah darah merah, sebuah benda tajam masih tersampir di tangannya. Jeno tak kuasa menahan air matanya.

Kemudian pandangannya teralihkan pada sosok tubuh mungil yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai dingin itu-bersama dengan darah yang tak berhenti mengucur dari sebelah perut kirinya. Sudah tak ada pergerakan yang berarti, bocah itu- kini sudah tak bernyawa. Jeno akhirnya meluruhkan semua air mata yang terbendung di kedua pelupuk matanya.

"Tidak—aku tidak melakukannya."

Dengan suara tersendat Jaemin berucap, melepaskan benda tajam itu dan memohon pada Jeno yang masih berdiri menatap penuh kecewa padanya.

"Kau GILA JAEMIN!"

"Bagaimana bisa kau melakukan ini pada buah hati kita?"

Jeno berusuara parau. Seluruh tubuhnya bergetar ketika mendapati sebuah tragedi menyakitkan di depan matanya.

Sontak Jaemin menggelengkan kepalanya keras— dirinya terus menangis ingin membuat Jeno agar bisa percaya padanya. Namun dia tidak bisa berkata-kata. Hati-nya pun sama sesaknya dengan lelaki itu.

Tidak ada seorang ibu yang berani menyakiti atau membunuh anaknya sendiri, kecuali jika dia benar-benar memang sudah gila.

"Karena perselingkuhanku, kau melampiaskan semua amarahmu dengan menyakiti anak kita. Kau IBLIS JAEMIN."

"Ti-tidak Jeno! Kumohon jangan tinggalkan aku!"

Bersamaan dengan itu, seorang perempuan datang mendekat ke arah mereka berdua.

"Sayang kenapa sangat lama?"

Tangan perempuan itu menyentuh bahu Jeno namun sedetik kemudian perempuan itu berteriak kencang seraya menutup mulutnya. Matanya membola lebar setelah melihat apa yang tengah terjadi.

Lantas tak lama dari itu perempuan yang muncul dari balik punggung Jeno itu kini ambruk dan jatuh pingsan.

To be continue

AFTER DIVORCE | NoMin 2022 ✔Where stories live. Discover now