Chapter 2

9.9K 1.1K 79
                                    

Minggu demi minggu berlalu, sejak kejadian itu Jaemin menjadi lebih diam dan bisu membuat Jeno merasa semakin teracuhkan karena hal tersebut membuat Jeno jadi sangat merasa bersalah.

Dia yang berawal membuat kesalahan dan Jeno secara baik-baik ingin meminta maaf padanya, tapi jika dia meminta maaf dan melakukan sebuah pengakuan apakah hubungan mereka akan kembali membaik lagi? Jeno tak yakin.

Setelah melihat suaminya yang akan berangkat bekerja Jaemin segera beranjak dari tempat tidurnya untuk mengurus Jina. Namun dia heran karena Jeno malah tak jadi pergi dan malah menatapnya.

"Apa yang sedang kau lakukan? Kenapa masih berdiri disana?" Jaemin berujar ketus sembari merapikan seprai kasur yang belum sempat ia rapihkan sebelum memasuki kamar Jina.

"Kau belum memberikanku ciuman."

Puncak komedi Jaemin ingin sekali tertawa.

Jaemin hanya menghembuskan nafas nya kasar, kenapa laki-laki itu masih mengharapkan hal itu darinya. Bukankah dia bisa memintanya dari wanita simpanannya.

Jaemin kemudian berjalan mendekat ke hadapan Jeno hingga tubuh mereka saling berhadapan lalu saling melempar tatap, Jaemin memandangnya tanpa ekspresi sedangkan Jeno memandangnya dengan tatapan memohonnya.

"Kau bisa memintanya dari somi."

Lantas kedua alis Jeno mengkerut.

"Wanita itu—yang dimana adalah sahabatku dan sekarang telah menjadi wanita simpananmu."  Jaemin seakan mempertegas.

Dia berusaha tegar meskipun dalam setiap ucapan yang dilontarkannya bergetar. Jaemin tak ingin menunjukkan bahwa hatinya saat ini sudah benar-benar rapuh dan hancur.

Pasangan mana yang kuat ketika melihat sebuah pengkhianatan terjadi di depan kedua matanya, apalagi itu dengan orang terdekatnya sendiri.

"Kau berbicara apa sayang? Kenapa berucap seperti itu? Tak ada hubungan apapun yang terjadi di antara kami selain rekan kerja."

Jaemin mendecih tak percaya dengan omongan Jeno barusan. Jelas Jeno tengah berbohong padanya. Buktinya kemarin dia sudah melihat fakta itu di ponselnya yang menunjukkan bahwa Jeno dan Somi tengah bermalam bersama di sebuah hotel.

Jaemin tambah benci ketiks Jeno terus berusaha menutupi dan menyangkalnya.

"Sudah kebohongan yang keberapa?"

Jaemin masih menatap Jeno—tatapannya sangat menusuk.

"Itu adalah kebohongan keberapa yang kau berikan padaku?" setelah mengucapkan kalimat itu air mata Jaemin menetes.

Jeno tak kuasa melihat Jaemin yang begitu rapuh.

"Atau justru selama ini kau memang selalu membohongiku?"

Lantas Jeno kembali memeluk Jaemin erat.

Selama hidupnya —ini adalah pertama kalinya Jeno melihat Jaemin yang lemah, Tak ada Jaemin yang tegar yang dimana selalu ia lihat setiap harinya.

"Katakan padaku, apa aku belum menjadi pasangan yang sempurna untukmu?"

"Katakan padaku Jen, apa kekuranganku? Jangan seperti ini. Aku jadi tidak percaya diri."

"Apa yang dimiliki Somi yang tidak bisa aku miliki?"

"Shutttt."

Jeno menutup bibir Jaemin dengan telunjuknya kemudian memeluknya lagi, mengelus punggung kecil itu dengan lembut untuk memberi ketenangan pada Jaemin.

"Kau sempurna untukku Jaemin, kau memiliki segalanya hingga kau tak ada duanya"

Kalimat itu berujar dengan tegas, Jeno mengecup kening Jaemin beberapa kali mencoba menenangkan hati istrinya.

AFTER DIVORCE | NoMin 2022 ✔Where stories live. Discover now