Hari ini bersama Guanlin

1.4K 155 8
                                    

Dipagi yang cerah ini, Renjun dan Guanlin sedang bertengkar, tidak lebih tepatnya Renjun yang marah pada Guanlin karena tadi Guanlin sempat meninggalkan Renjun sendirian dimasion, yang tentunya membuat Renjun kesal ia ditinggal sendirian, bahkan Irene juga pergi.

"Udah dong Njun, jangan ngambek terus" bujuk Guanlin entah untuk ke berapa kalinya.

"Aulah, gue nggak mau ketemu lo!"

"Tadikan gue ke kantor disuruh sama Papah"

"Tapi lo bisa pamitan dulu sama gue kan? Dan lo nggak pamitan!"

Guanlin menghela nafas pelan, ia tidak tau harus membujuk Renjun dengan cara apa lagi, semua sudah ia keluarkan namun Renjun masih saja bersembunyi dibalik selimut, hah! Mengurus orang yang mengandung memang sulit.

Tangan Guanlin membuka selimut yang menutupi tubuh mungil Renjun, lalu ia masuk kedalam gumpalan selimut, memeluk tubuh Renjun yang membelakanginya dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher jenjang nan mulus milik Renjun.

Sedangkan Renjun yang dipeluk dengan tiba-tiba langsung menahan nafasnya, astaga sepertinya wajah Renjun sangat merah, ia bisa merasakan wajahnya memanas.

"Udah jangan marah, janji deh nanti gue bawa jalan-jalan" bisik Guanlin ditelinga Renjun dengan suara deep khasnya.

Renjun diam, ia belum menjawab apa-apa, karena tiba-tiba dirinya gugup saat Guanlin berbisik, rasanya jantung Renjun seperti akan lompat dari tempatnya.

Hari ini mereka tidak ada kelas, karena semua guru tengah mengurus sesuatu, entah apa.

"Masih ngambek hm?" Tanya Guanlin dengan suara rendah.

"N-nggak kok..."

"Coba balik badan, gue mau liat beneran nggak ngambek atau cuman boong"

Guanlin membalikan tubuh Renjun, menatap dalam manik rubah yang tengah menatapnya, tangan Guanlin menyingkirkan poni yang menutupi kening Renjun dan mengelus surai itu lembut.

"Bener nggak ngambek lagi?" Tanya Guanlin lagi.

"Nggak! Nih liat muka gue emang kayak orang lagi ngambek?"

"Lumayan, bibir lo masih maju dan muka lo merah"

"Mana ada bibir gue maju! Muka gue merah bukan nahan marah tapi ba..."

"Ba? Ba apa? Baper?"

"Gue nggak baper ya! Udahlah awas gue mau makan!"

"Udah nggak usah marah-marah, nanti cepet tua"

"Biarin wle!"

Renjun turun dari ranjang setelah pelukan Guanlin lepas, lalu ia keluar dari kamar untuk pergi ke dapur, meninggalkan Guanlin yang tengah memekik karena gemas.

Renjun menuruni tangga dengan sedikit berlari, ia berlari menuju dapur untuk mengambil sarapan, karena kamarnya berada dilantain 1 jadi tidak menggunakan lift, omong-omong  ia belum sarapan sejak bangun tidur karena menunggu Guanlin pulang ke rumah, itu cukup lama dari pukul 06.30 sampai sekarang pukul 10.12, sungguh perutnya terus berbunyi meminta untuk diisi.

Saat sampai didapur Renjun bingung, ia belum tau tempat barang-barang dan bahan-bahan didapur ini.

"Permisi Tuan ada yang bisa saya bantu?"

Mendengar ada yang memanggil, Renjun menoleh dan melihat seorang maid yang bekerja dimasion ini "ah saya mau sarapan"

"Owh, biar saya yang masakan, Tuan mau sarapan apa?"

"Emm......saya mau shanwic aja, oh iya jangan panggin Tuan, panggil aja Renjun"

"Tapi---"

"Turutin aja bi"

My Husband My Wife | GuanRen✔️Where stories live. Discover now