Sick

84 10 5
                                    

"Ngghh...." Kaye ngulet, terbangun dari tidurnya.

"Hmm.... Kenapa rasanya aneh ya?" Ucapnya merasa aneh dibagian pergelangan tangan kirinya.

"Loh kenapa ini tiba-tiba bengkak?"

Kaye menyadari bahwa pergelangan tangan kirinya bengkak dan berwarna biru. Kaye tidak menggubrisnya dan langsung bangkit dari kasur untuk bersiap pergi ke sekolah.

---

Diperjalanan ke sekolah Kaye menyadari bahwa pergelangan tangannya yang kanan sekarang juga bengkak dan biru. Tangannya semakin linu untuk menyetir, sehingga ia menepikan mobilnya sebentar dan menelpon mamanya.

"Yes dear what happen?" Sahut mamanya begitu mengangkat telpon.

"Mom, please... Jemput aku sekarang, aku ada di tepi Jl. Xxxx, tanganku linu, mom." Kaye berbicara dengan nada lirih.

"Mom pergi sekarang ya dear, tunggu sebentar."

Mama Kaye (Jianna) langsung cuss ke tempat yang Kaye sebut dan menemukan mobil anaknya dipinggir jalan. Ia menghampiri mobil anaknya dan mengetuk-ngetuk jendela sebagai penanda kehadirannya.

Dengan tenaga seadanya, Kaye membuka kunci pintu dan Jianna sangat panik melihat keadaan anaknya yang sangat lemas terduduk di kursi mobil.

Tangan Kaye sangat bengkak dan membiru. Segera Jianna memanggil ambulance dan membawa anaknya kerumah sakit.

---

Sesampainya di rumah sakit, Kaye sudah tak sadarkan diri. Jianna segera memanggil dokter dan dokter pun segera menangani Kaye.

Jianna disuruh menunggu diluar dan ia menangis karena takut Kaye kenapa-napa. Ia mondar-mandir di depan pintu menunggu kabar dari dokter.

***Teret tet tet tet~~

Ponsel Jianna berdering dan nama Joshua muncul di layar, suaminya menelponnya.

"Honey, aku dengar dari Bi Enah kamu pagi-pagi jemput Kaye? Why? Apakah Kaye tidak ke sekolah hari ini?" Tanya Joshua kepada Jianna.

Jianna menangis, ia tidak bisa berkata-kata.

"Why are you crying honey?? Where are you? Aku kesana sekarang." Joshua kaget mendengar Jianna menangis. Ia tahu jika Jianna sudah menangis, itu bukan pertanda baik.

"Always... Healthy... Hospital... Vip room num 4." Jawab Jianna mencoba tenang agar bisa berbicara jelas.

---

Sesampainya Joshua disana, ia segera memeluk istrinya. Jianna masih menangis karena sudah hampir setengah jam dokter sama sekali belum memberi kabar apa-apa.

"Kaye... Will be okay kan Josh?" Tanya Jianna.

"Of course, Na. Don't worry." Jawab Joshua.

"Tapi kenapa dokter lama banget, dan juga... Tangan Kaye aneh, bengkak membiru... Sangat besar." Ucap Jianna menjelaskan keadaan Kaye tadi kepada suaminya.

"Huh?? Bengkak dan membiru?" Joshua bergumam pelan, ia sedikit bingung.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan Kaye. Melihat dokter sudah keluar, Jianna dan Joshua langsung menyerbunya.

"Anak kami kenapa dok? Apakah ia baik-baik saja?" Tanya Jianna kepada dokter tersebut.

Dokter nampak bingung terlihat dari alis dan jidatnya yang berkerut. Joshua dan Jianna menyadari ekspresi dokter tersebut dan Jianna segera ngeloyor masuk ke ruangan tempat Kaye berada.

Jianna dan Joshua segera menghampiri putri semata wayangnya. Jianna terkejut ternyata keadaan putrinya masih sama pada saat awal masuk ke ruangan ini. Seperti 30 menit yang sia-sia.

"Ketika kami lihat di dalamnya... Tidak ada apa-apa... Kami kaget karena bengkak itu seakan ilusi... Hal tersebut baru pertama kami temui dalam dunia kedokteran. Sangat sulit dijelaskan secara logika." Ucap dokter tersebut yang disusul dengan umpatan-umpatan dari Jianna.

Joshua menenangkan Jianna dan meminta maaf kepada dokter atas perkataan Jianna. Joshua meminta kepada dokter untuk memaklumi keadaan istrinya.

"Dok, jadi penyakit anak saya tidak terdeteksi?" Tanya Joshua.

"Iya pak, kami mohon maaf. Kami sudah berusaha semaksimal kami, tetapi penyakit itu memang tidak bisa di deteksi.. mungkin bapak mau mencoba ke rumah sakit lain untuk pembuktian. Barangkali memang alat-alat rumah sakit ini yang tidak bisa mendeteksi." Jawab dokter dengan ramah.

"Baik dok, terimakasih atas kerja kerasnya, kalau gitu saya akan urus administrasinya dan mencoba saran dari dokter." Ucap Joshua yang disusul dengan senyuman hangat bapack dokter.

---

Joshua dan Jianna mencoba semua rumah sakit terbaik, bahkan berobat ke luar negeri untuk Kaye. Tapi, ternyata jawaban semua dokter sama.. bahwa penyakit Kaye tidak dapat terdeteksi.

Berbulan-bulan Kaye berkeliling rumah sakit, akhirnya mereka memutuskan untuk merawat Kaye di rumah saja.

---

Hari keempat Kaye di rumah, tiba-tiba Kaye berjalan sendiri dan keluar dari kamarnya......

Tbc~

★★★★★

Sorry ya guys kalo ada typo-typo, pemilihan kata, sama titik koma yg ga pas. ( ╹▽╹ )🌹
-xiu

POISON || VERNON CHWEWhere stories live. Discover now