20."40.4.20"

30 4 0
                                    

HuAa sebelumnya mau minta maaf karna lama banget gak publish😭.
Waktu itu aku tiba tiba mikir
'Loh kok nanti nya gini dong?'

Padahal itu keadaannya dikit lagi tinggal publish,jadi bete sendiri,dan otak mendadak buntu.

MIANHAEEE😭

Ya udah deh,sekali lagi minta maaf ya🙏.




(Untuk perubahan chapter itu ada sedikit perubahan dari anomalies)





Happy reading ❣️





















Hayo ketauan yg masih bangun😏

















































Tap~ Tap~ Tap~

Baru saja ia ingin membuka halaman selanjutnya. Suara langkahan kaki yang sangat pelan,tapi dapat terdengar cukup jelas karna kayu yang menjadi pijakan.

Yeji langsung menutup nya dan menaruhnya di atas meja dengan hati hati. Keringat dingin membanjiri pelipisnya. Perasaan ketakutan,bingung dan gelisah bercampur aduk saat ini.

"Ottoke?" Gumamnya.
"Sshhtt.Yeji, Ryujin, kesini"Jeno melambaikan tangan dan menunjuk ke arah belakang pintu,keduanya mengikuti langkah Jeno dengan perlahan.

Cklek~

Secara perlahan,pintu terbuka, dan ketiga manusia itu refleks menarik nafasnya secara bersamaan.

Seorang laki laki dengan balutan pakaian yang serba hitam dan tubuh yang menjulang tinggi,berjalan dengan angkuh ke arah meja yang terdapat buku biru tua di atasnya, buku yang baru saja satu menit yang lalu di genggam oleh Yeji.

Jeno mencari celah menunggu lelaki itu terlihat sibuk dengan buku yang ia cari. Sementara Ryujin dan Yeji,menunggu aba aba sambil menggenggam tangan satu sama lain.

Lelaki itu terlihat membuka masker yang ia kenakan,lalu ia menghela nafasnya.

"Saya tidak peduli dengan kalian,apa hubungan kalian datang ke sini.
Saya beri kesempatan untuk kalian pergi dari sebelum saya berubah pikiran"

Ucap laki-laki itu dengan suara berat yang mencekram,kalimatnya yang sangat baku membuat tiga anak sekolahan itu membeku secara bersamaan,lelaki itu mengetahui keberadaan mereka. Apa yang harus di lakukan sekarang?

Tak lama,ia pun mengeluarkan sebuah pisau minimalis yang menandakan bahwa ia tidak bermain main dengan perkataan nya itu.

Jeno langsung menari tangan Ryujin untuk keluar dari gubuk itu,dan Ryujin otomatis menarik tangan Yeji yang ia genggam dengan erat.

Tanpa memeberi jeda,setelah keluar dari gubuk itu mereka langsung berlari secepat mungkin keluar dari gang itu.

"Sekarang apa?"tanya Ryujin dengan wajahnya yang pucat.
"Langsung ke rumah lo,kita gak bisa lebih lama lagi di tempat ini"Jeno.
Mereka pun melesat dengan kecepatan tinggi,secepat mungkin menghindari daerah itu.

•      •     •

"Ryujin pulang"Ryujin membuka pintu rumahnya.
"Kak Ryu?lo kenapa?"Yuna yang sedang sibuk memainkan ponselnya langsung menghampiri sang kakak yang wajahnya pucat,Ryujin menggeleng.

FAM(zone) - [Hwangsiblings]Where stories live. Discover now