Bagian 02. Bertemu Lagi!

Start from the beginning
                                    

Aku bangkit dari kasur, setelah kembali ke rumah sore itu tubuhku benar-benar lelah dan kedinginan, ternyata air hujan memang se-berbahaya itu kepada tubuhku yang mungil dan rapuh, namun seperti biasa kedua orangtua angkat ku tidak pernah mengkhawatirkan diriku. Aku terdiam sebentar sambil menunjukan ekspresi kesal ke luar jendela.

"Bagaimana matahari bisa begitu terang pagi ini, padahal kemarin hujan nya sangat deras," aku berkata dengan wajah kesal.

Ku tolehkan pandangan ku ke sebuah meja belajar yang terlihat berantakan, sekotak kue tar stroberi itu masih tersimpan disana, tidak ada yang menyentuhnya kecuali aku yang akan memakan nya. Aku bangkit dari kasur, merapihkan bantal, seprai dan selimut setelah itu aku mengambil kotak itu dan membukanya.

Aroma nya masih sangat harum, aku berterima kasih kepada tuhan karena tidak membuatku rakus kemarin. Ada sendok dan piring kecil di dalamnya, mungkin kue ini sangat mahal dan hanya memang bisa dibeli oleh orang-orang yang cukup memiliki banyak uang.

Ummm....nyammm...

Aku memakan nya dengan lahap, entahlah mengapa rasanya bisa se-enak ini. Atau karena aku terlalu memikirkan siapa orang yang memberikan kue ini kepadaku?.

Hari ini adalah hari libur bagiku, setelah selesai memakan kue aku berencana untuk pergi berjalan-jalan ke taman sendirian. Karena tidak mungkin bagiku untuk mendapatkan seorang teman di keluarga ini, terkecuali jika Kak Suna ada di rumah. Semanjak dia mulai sibuk menjadi pembawa acara di surat kabar dan stasiun tv terkenal dia jadi jarang pulang.

Suna Rintarou, adalah anak kandung di keluarga ini. Sedangkan aku, aku hanyalah anak dari adik kedua orangtua Kak Suna. Jadi hubungan ku dengan keluarga ini hanyalah sebatas paman-keponakan, bibi-keponakan dan sepupu.

Beberapa saat setelah aku bersiap-siap aku keluar dari rumah. Rambutku ter-urai dan sesekali terhempas oleh angin sejuk di pagi hari. Lokasi taman itu berada di pinggir kota, aku sering datang kesana untuk mengheningkan suka cita ku di bawah rumah kayu yang antik.

Ditambah aku sangat merindukan aroma air danau yang ada di sana, rerumputan hijau dan bunga-bunga ber-embun di setiap paginya. Aku bergegas pergi ke sana, karena rumah kediaman ku yang sebelumnya berada di dekat kota aku hanya perlu melintasi beberapa stasiun kecil untuk sampai di sana.

Beberapa saat berlalu, kulangkah kan kaki kanan ku untuk naik ke permukaan. Setelah menaiki kereta cepat bawah tanah aku hanya perlu berjalan sebentar dan benar saja, taman Aoi sudah mulai terlihat.

Aku duduk di rumah kayu dimana aku sering bermeditasi mencari ketenangan disana, ku ikat rambutku dengan rapih dan mulai duduk secara perlahan namun tiba-tiba seseorang berjalan dengan lelah dan menunduk dengan kedua tangan yang meremas lutut.

"Kupikir bukankah ini sudah cukup! Jangan menggila disini Hinata," tegas seorang pria bersurai hitam dengan tatapan tajam yang tertuju kepada seseorang yang ku kenal.

"Apa berhenti? Masih belum, akhir-akhir ini aku terlalu sibuk menghitung berkas di kantor, mana bisa seperti ini. Dasar Kageyama!" Tegas pria bersuari oranye yang kukenal.

Spontan aku berkata.

"Hinata-san?" Hanya itu.

Hinata-san menoleh ke arah ku, wajar saja tadi aku baru saja memanggil namanya. Pria bersurai hitam itu juga menoleh ke arahku, rasanya benar-benar gugup. Wajah Hinata-san berbinar namun sedikit bingung, aku bisa mengetahuinya dari bagaimana cara Hinata-san melihatku.

"Oh?" Dia terlihat bingung.

"Oi Hinata, apa kamu mengenalnya?" Pria yang Hinata-san panggil dengan Kageyama itu ikut bertanya.

"Ya, dia kenalan ku." aku terkejut saat dia berkata seperti itu mengenai identitasku di dalam kehidupan nya.

"Hoo, kamu sudah ada kemajuan rupanya!" Pria itu menyeringai membuatku sedikit terkejut.

"Oi Ka-ge-ya-ma.. hentikan itu. Kamu membuat dia takut. Berhenti membuat orang lain memandangmu seperti orang aneh," pria itu berbisik, tapi sepertinya dia membelaku?

"Siapa yang kamu bilang aneh? Aku?"

Aku terdiam namun aku segera bangkit dari posisi duduk dan mulai memberi salam kepada mereka. Fyuhhh, kami berdua bertemu lagi. Namun tiba-tiba Kageyama-san pergi, dia berkata bahwa ada seseorang yang mencarinya secara mendesak namun mengapa tiba-tiba.

Di sudut taman yang hening ini kini hanya tersisa kami berdua, Hinata-san dan aku. Entahlah mengapa suasana terasa canggung.

"Apa kamu menikmati kue nya?"

"Aku harap itu rasa yang enak untuk dimakan oleh gadis seperti mu," aku terkejut ketika Hinata-san mengatakan hal itu barusan.

Not Your Sun || Hinata Shoyou x Extra ||Where stories live. Discover now