Dengan cepat sunghoon memberikan ponselnya, lalu ponsel itu ditarik kebelakang tubuhnya. Sunghoon lagi-lagi menunggu, apa yang dilakukan sora.

"Ayo."suara sora kembali terdengar, gadis itu sedikit mendorong tubuh jangkung sunghoon. Untuk berjalan lebih dahulu, sunghoon yang menerima dorongan itu. Ia melangkahkan kakinya, berjalan duluan.

Setelah sora menyerahkan ponselnya kembali, mereka berjalan beriringan. Dengan sora dibelakangnya. Memegangi ujung kaos oblong yang tengah dikenakan sunghoon.

"AAAA!!"jeritan gadis itu kembali terdengar dan menggema disetiap sudut  kamar hotel itu, tapi, kali ini secara tidak sengaja atau lebih tepatnya refleks memeluk tubuh sunghoon dari belakang.

Laki-laki itu, yang mendapatkan pelukan tiba-tiba. Sedikit terdorong kedepan, untung saja ia sigap menahan tubuhnya agar tidak tumbang kedepan. "Kenapa? Kenapa lagi?"tanya sunghoon menolehkan kepalanya kebelakang melihat keberadaan gadis itu, yang tengah memeluknya erat. Menyembunyikan kepalanya dipunggung lebarnya.

"Itu....itu tadi ada yang menyentuhku."ucap sora yang menenggelamkan wajahnya dipunggung sunghoon, jadi suara gadis itu sedikit tidak terdengar.

Sunghoon pun mengernyitkan alisnya, flash ponselnya mengarah kekiri mereka. Dan saat flashnya mengarah kebenda putih yang tergantung didinding, membuat sunghoon mati-matian menahan tawanya.

"Itu? Pffft.."

Sunghoon malah makin merasakan pelukan gadis itu makin mengerat dan gelengan kepala sora terasa jelas dipunggungnya. "Itu hanya handuk,"

"Sungguh?"tanya sora masih dengan posisi sama.

"Hm, lihatlah."

Perlahan sunghoon merasakan sepasang tangan yang melingkar dipinggangnya, mengendur. Lalu terlepas.

Sora melihat kearah flash ponsel sunghoon mengarah, "aish! Mengagetkan saja."dengusan kesal terdengar berhembus dari sora, saat mengetahui hanya handuk lah yang tanpa sengaja bersentuhan dengan kulit punggungnya.

Sora yang hanya memakai handuk dan rambutnya yang basah dililitin handuk juga, maka dari itu sora menyuruh sunghoon berjalan terlebih dahulu.

Kini mereka berjalan lagi untuk keluar dari kamar mandi, dan.... terang. Seluruh penglihatan sora kembali dipenuhi oleh cahaya lampu yang terang dari plafon kamar hotel itu.

Dengan cepat sora kembali masuk kedalam kamar mandi, sebelum sunghoon melihat wujudnya yang sekarang ini. Ia pun terlalu sangsi untuk berhadapan langsung dengan sunghoon, yang telah apa ia perbuat hari ini pada sunghoon.

Setelah menutup pintu sedikit kencang, mungkin sunghoon yang diluar tengah menatap pintu kamar mandi yang ditutup secara tiba-tiba dan sedikit kencang.

Berdiri dibalik pintu kamar mandi, sora menghembuskan nafas lega. "Huu.... astaga, hari ini banyak sekali hal yang tidak terduga."sambil mengusap dadany untuk menetralkan detak jantung, yang entah sejak kapan bekerja dua kali lipat lebih cepat dari biasanya.

Sesaat setelahnya, sora kembali melakukan aktivitasnya. Sunghoon yang diluar. Berjalan kearah kasur, rencananya ingin merebahkan dirinya. Namun, baru saja sunghoon mendaratkan bokongnya dikasur yang empuk itu.

Dering telpon rumahan yang berada disamping television besar,  yang juga diletaknya diatas meja yang sama dengan meja television itu diletakan.

Sunghoon memegang gagang telpon, lalu meletakan gagang telpon berwarna putih itu ditelinganya.

"Hallo?"sunghoon lebih dulu bersuara.

"Selamat malam, kami dari layana hotel ini memohon maaf atas pemadaman listrik tiba-tiba ini. Karena ada kerusakan yang memang harus diperbaiki sebelum terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, maka dari itu listrik harus dipadamkan untuk beberapa saat. Jadi kami dari pihak pelayan dihotel ini, memohon maaf kepada anda karena ketidak nyamanan yang terjadi."

MARRIAGE WITH ICE PRINCE -sunghoon[ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang