"Udah pulang."

"Pah,dia..  gak bisa liat?" Bisik Alvaro yang lagi ada digendongan Argya.

Argya ngangguk,bocah laki-laki yang menjadi pasien dirumah sakit,yang seumuran dengan Alvaro itu buta.

"Pah turunin aku!"

Argya menurunkan tubuh Alvaro lalu bocah itu langsung mendekati bocah laki-laki yang bernama Rio tadi,Rio sedang duduk di kursi roda kecil.

"Hai!!" Alvaro memegang tangan yang sama kecilnya dengannya.

"D-dokter?"

"Kenalin! Aku Varo!" Alvaro menggenggam tangan Rio tapi Rio langsung nepis.

Argya tersenyum lembut berjongkok menyamai tinggi kursi roda kecil yang Rio tumpangi,mengelus rambut hitam Rio.

"D-dokter itu siapa?"

"Itu anaknya dokter sayang,gak jahat kok,gak usah takut,kenalan ya." Argya menarik pelan tangan Rio lalu dengan cepat Varo menggenggam tangan Rio dengan erat.

"Aku Varo! Kamu gak usah takut sama aku! Kita bisa jadi temen!"

"Nama kamu siapa?"

"A-aku Rionard Steven."

"Nama yang bagus!" Alvaro tersenyum lebar sampai lesung pipinya terlihat.

Argya tersenyum lembut tangannya mengelus kepala Varo.

"Pah! Varo mau main ya!"

"Iya,jangan disini disana aja ayo."

"Aku yang dorong!" Alvaro berdiri dibelakang kursi roda Rio lalu memegang pegangannya.

"Bisa emang?"

"Bisa kok!"

(╭☞•́⍛•̀)╭☞







"Disini aja ok,jangan kemana-mana."

"Iya pah!"

"Jagain Rio nya."

"D-dokter mau kemana?"

"Dokter mau ngobatin pasien dulu,kamu main dulu ya sama Varo,tuh Varo bawa mainan." Argya mengelus kepala Rio.

Rio ngangguk,"iya."

"Jangan aneh-aneh loh ya Varo."

"Iya pah!"

"Yaudah papah kerja dulu ok."

Cup

Argya mengecup Pucuk kepala Alvaro lalu lelaki cantik pergi meninggalkan kedua bocah itu.

Argya membawa Alvaro dan Rio di ruangan khusus untuk istirahat,jadi gak bakal keganggu.

Alvaro tersenyum melihat kepergian papahnya lalu menatap Rio.

Alvaro memerhatikan wajah Rio dengan seksama,wajah Rio datar.

"Rio coba kamu senyum."

"Ha?"

"Senyum!!"

"G-gak."

Alvaro mengerucutkan bibirnya,lalu mengambil robot yang dia beli kemarin, tangannya menarik pelan tangan Rio,"pegang!"

Rio memegang mainan yang Varo kasih,dia meraba bentuk mainan itu,"r-robot?"

"Iya,aku baru beli! Tebak robot apa itu!!"

Rio memegang robot itu menggunakan kedua tangannya,"a-aku gak tau."

"Jawab aja! Nanti aku kasih permen!"

"A-aku gak tau!" Rio mengerucutkan bibirnya.

Alvaro mengerjap-ngerjapkan matanya saat melihat itu,"yaudah deh,itu Transformers! Kamu tau gak?"

Rio geleng.

"Bagus loh!"

"A-aku gak pernah liat,aku aja gak bisa liat."

Alvaro mengelus kepala Rio,"gak papa! Jangan sedih! Aku janji nanti kalo udah gede aku bakal buat kamu biar bisa liat!"

"E-emang bisa?"

"Bisa kok! Nanti aku suruh papah aku!"

"Yang bener?"

"Iya! Nanti kamu bisa liat aku deh! Aku kan ganteng loh,kayak pangeran."

"Ha?"

"Iya! Kamu tau kan pangeran?"

Rio ngangguk.

"Masa?"

"Iya dong! Tapi kamu harus jadi temen aku dulu!"

Rio ngangguk semangat sambil senyum manis.

Alvaro mengerjap-ngerjapkan matanya saat melihat wajah Rio yang lagi senyum,"kok kamu cantik si."

Seketika wajah Rio kembali datar,"A-apa?"

"Is! Senyum lagi coba! Kamu cantik!"

"Aku cowok!"

"Tapi kamu cantik! Kayak papah!"

"Enggak!"

Alvaro terkikik geli tangannya mencubit pipi Rio,"iiihh lucu!!"

Rio menepis tangan Varo,"sakit is!"

ƪ(‾.‾“)┐
















Argya masih sibuk sama kertas-kertas yang ada diatas meja,dia sedang membuat laporan pasien hari kemarin di meja kerjanya.

"Sekarang masih jam--eh siapa?" Argya mengerutkan keningnya saat pandangannya tiba-tiba gelap,tangannya meraba bagian matanya ternyata ada tangan seseorang yang lagi nutup kedua matanya.

"Sar?"

"Sar! Gak lucu!"

"Sarti--"

"Ini gue sayang."

































TBC.

Malming gak kemana-mana? Yahahaha.... Sama kok:))

Babay~

[BOYS LOVE] MAS AKSA✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang