"Malem-malem makan ikan?" Alvaro ngangguk.

"Iya! Papah bisa gak bikin ikan bakar?"

"Bisa,tapi sekarang udah malem,besok aja ya."

"Varo mau ikan bakar." Bocah itu mengerucutkan bibirnya.

Lelaki cantik yang melihat wajah murung anaknya itu menghela nafas panjang,"papah janji bakal bikinin kamu ikan bakar,tapi gak sekarang ya. Soalnya kan udah malem,nanti kalo asepnya kemana-mana gimana?"

"Besok kita bikin bareng sama kak stell juga."

Alvaro mengerjap-ngerjapkan matanya,"yang bener pah?"

"Bener dong."

"Janji pah!!" Alvaro memamerkan jari kelingking kecilnya,Argya menautkan jari kelingkingnya juga di jari kecil itu sambil senyum manis.

"Sekarang kita makan naget aja ya." Alvaro ngangguk semangat.

Argya melepas tas selempang nya lalu ditaro dikursi makan,tangannya mengambil celemek dan ia gunakan.

"Pah."

"Apa?"

"Enak gak jadi dokter pah?"

"Kenapa? Kamu mau jadi dokter juga?" Argya mengecilkan api kompornya dahulu lalu menoleh kebelakang.

Alvaro menggeleng,"enggak! Aku mau jadi arsitek!"

"Emang arsitek itu apa?"

"Itu yang bangun-bangun gedung! Yang ngegambar itu loh!"

Argya ngangguk mengerti lalu kembali ke acara masaknya,"emang Varo bisa gambar?"

"Bisa lah! Kan Varo pinter."

"Sekolah yang rajin ok,nanti kalo udah gede biar bisa jadi arsitek."

Varo ngangguk semangat,"iya pah!"

"Pah aku mau sekolah dong."

Argya udah selese masak nagetnya,dia naro naget itu dipiring dan membawanya ke meja makan,lalu menurunkan tubuh Varo di kursi makan.

"Nanti ya."

"Aku mau punya temen pah."

"Iya,nanti Varo bakal sekolah kok,sekarang makan dulu ok."

Alvaro ngangguk,"iya pah!"

ᕙ༼◕ ᴥ ◕༽ᕗ








"Varo cuci tangan cuci muka dulu,baru boleh naik kasur."

"Okeh!" Alvaro berlari menuju kamar mandi,dan setelahnya bocah yang berumur 4 tahun itu kembali keluar dengan rambut yang basah.

Alvaro nanjak keatas ranjang,lalu duduk diatas ranjang sambil bersila,matanya menatap papahnya yang lagi beresin meja belajar,mungkin.

Varo gak tau.

"Papah,ini boneka siapa." Alvaro menemukan satu boneka dibawah bantal milik papahnya.

Argya menoleh kebelakang menatap Varo dan menghampiri anaknya,"bukan punya siapa-siapa,sini."

"Buat aku ya pah." Alvaro nyengir sambil memeluk boneka lebah itu.

Ya,itu boneka lebah pemberian dari Aksa 4 tahun yang lalu,masih Argya simpan,dan masih Argya rawat juga,boneka lebah kecil itu masih bersih.

"Jangan,itu udah kotor mau dibuang, sini."

"Ini masih bersih pah,masih bagus juga."

"Jangan ya, siniin nanti papah beliin yang baru aja."

"Ini aja pah,ini masih bagus kok."

"Varo,papah bilang siniin."

Alvaro mengerjap-ngerjapkan matanya,menatap papahnya lalu ngangguk memberi boneka lebah itu ke lelaki cantik.

"Jangan dibuang pah,disimpen aja,sayang tau."

Argya mengerjap-ngerjapkan matanya,"Varo maafin papah."

"Gak papa pah,Varo yang nakal udah maksa papah. Varo minta maaf ya pah." Alvaro senyum ganteng,membuat lesung pipinya terlihat.

Argya tersenyum lembut membawa tubuh anaknya kedalam dekapannya mengelus kepala Alvaro.

"Maafin papah juga."

"Iya pah!"

"Nanti papah beliin boneka deh,mau gak?"

Alvaro menggeleng didalam dekapan Argya,"aku gak mau boneka!"

"Maunya apa?"

"Transformers!" Alvaro menatap Argya dengan antusias.

Cup

Cup

Argya mengecup kedua pipi Varo dengan gemas.

"Besok ya,jadi besok kita makan ikan bakar sama beli?"

"Transformers!!"

"Pinter."








































TBC.

Babay~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Babay~

[BOYS LOVE] MAS AKSA✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang