32

3.2K 381 4
                                    

Renjun masih bungkam tanpa mau menatap kedua orangtuanya serta kakek neneknya membuat Haechan juga ikut diam seribu bahasa meskipun dalam otaknya tersimpan ribuan tanda tanya.

Ada apa dengan hyungnya?

Kenapa tiba-tiba hyungnya bersikap begitu dingin kepada mereka?


Guanlin dan Hyunjin yang paham bahwa pembicaraan yang akan terjadi sangat serius dan privasi memilih menjauh namun memastikan masih dalam pantauan mereka.

" Renjunie?"

" Kenapa kalian tidak jujur sejak awal? Tentang Jaemin , asal usulnya, tujuan kalian menerimanya, masalah yang kalian timbulkan, juga kasus belasan tahun lalu tentang kematian kakak dari ibu Jaemin juga kasus pembunuhan pada suami Kim Saori." Siwon, Suho dan Irene tersentak kaget mengetahui Renjun sudah terlalu banyak menerima informasi.

" Apa maksutmu hyung?" Haechan yang duduk di kursi taman tempat mereka berbicara memandang bingung, ia memang sudah tau tentang asal usul Jaemin tapi beberapa hal yang di katakan Renjun masih sangat asing di telinganya.

" Kasus apa yang kau maksut?" Tuntut Haechan.

" Kenapa kalian masih diam saja? Tidak mau menjelaskan? Baiklah. Biar aku saja." Putus Renjun ketika ketiga orang yang dia maksut masih saja bungkam.

" Jaemin putra kandung Oh Sehun dan Xi Luhan, cerita awal dia masuk kedalam keluarga kita aku yakin kalian semua masih ingatkan? Dia dan tuan Lay yang saat itu mengaku sebagai ibu dari Jaemin kalian kirim ke Jepang karena kalian tidak bisa menerimanya dalam keluarga kita, kalian anggap Jaemin anak haram benar? Lalu ketika Jaemin berusia lima tahun sebuah kecelakaan merenggut nyawa tuan Lay yang ternyata di dalangi oleh wanita yang selama ini ku anggap malaikat." Renjun menatap Irene dengan sedih, Haechan turut menatap bundanya dengan pandangan tak percaya, sementara Irene makin bergetar.

" Awalnya kalian hendak membuang Jaemin, kan? Namun, saat Daddy dan paman Jaehyun pergi ke Jepang kalian di temui oleh tangan kanan tuan Oh yang mengatakan bahwa Jaemin adalah putra tunggal orang paling berpengaruh dan bahaya, lalu kalian menyelidikinya dan menemukan fakta bahwa Jaemin adalah putra kandung Oh Sehun seorang pembisnis yang berkuasa juga Xi Luhan yang merupakan bangsawan. Kalian baru mengetahui hal ini karena tuan Lay menggunakan marga Zhang kan? Kalian hanya mengatakan pada paman Jae dan nenek bahwa kalian merasa kasihan pada Jaemin karena masih kecil padahal kalian hanya mengincar harta Jaemin, kan?"

" Tidak Renjun, kami bahkan sangat menyayangi Jaemin seperti kami memperlakukan kau dan Haechan." Sangkal Siwon tenang, Renjun mendecih, " Lalu bagaimana dengan kasus Kim Changmin dan suami Kim Saori?"

" Aku tidak menyangka seorang wanita yang sangat aku kagumi ternyata memiliki sikap yang sangat licik, bahkan tangannya yang sering di gunakan untuk mengusap lembut kepala putranya ternyata juga di gunakan untuk membunuh." Ujar Renjun pedas, Irene menundukkan kepalanya menyesal, air mata membasahi pipi wanita cantik itu.

" Bunda, apa yang dilakukan tuan Lay sehingga kau melenyapkannya? Lalu kenapa kau tidak mau bertanggung jawab atas kematian suami Kim Saori? Lalu Daddy, bukankah kau seharusnya menuntun istrimu ke jalan yang benar? Bukan malah membereskan segalanya dengan uang?"

" Lihatlah, sekarang lihat akibat dari apa yang kalian lakukan dimasalalu, Kalian hampir menghancurkan keluarga kalian sendiri, bayangkan jika paman Oh tidak datang apa yang terjadi? Mungkin kalian tidak akan pernah melihat kami lagi." Renjun memberi isyarat pada Guanlin untuk mendekat, pemuda jangkung itu langsung berdiri di belakang kursi roda Renjun.

" Aku kecewa dengan kalian semua." Ucap Renjun meminta Guanlin untuk membawanya pergi.

Haechan menunduk, kedua tangannya terkepal diatas pahanya, ia bingung hendak berkata apa, namun akhirnya satu kalimat keluar dari bibirnya setelah sekian lama bungkam.

" A-aku tidak menyangka kalian setega itu." Bisik Haechan yang masih bisa di dengar mereka, tanpa menatap kedua orangtuanya serta kakek neneknya Haechan dengan terpincang berjalan menjauh, Hyunjin langsung dengan sigap membantu tuan mudanya.

" Hyunjin menurutmu apa yang aku lakukan salah?" Tanya Haechan pada Hyunjin, pemuda berbibir tebal itu hanya bungkam dengan tersenyum sebagai balasan.







.


.


.


.


.





Luhan dan Sehun sama-sama duduk bersisian di sebelah ranjang dimana Jaemin berbaring dengan tenang, wajah damai putranya entah mengapa terasa mengoyak hati pasangan itu.

" Sebaiknya paman dan bibi beristirahat, atau setidaknya merawat luka paman, biar aku yang mengantikan menjaga Jaemin." Usul Jeno yang juga berdiri di sisi lain ranjang Jaemin.

Pasangan Oh itu langsung menatap Jeno, sebelum akhirnya mengangguk dan berpamitan untuk menemui dokter.

" Aku titipkan Jaemin padamu ya." Ucap Luhan dengan halus sebelum benar-benar pergi.

" Jeno." Panggil Jaehyun yang sebenarnya juga berada didalam ruangan bersama Taeyong, keduanya berada di atas sofa yang ada di dalan ruangan.

" Ya tuan?"

" Tidak, tidak jadi. Biar aku tanyakan pada tuan Oh saja." Jeno hanya mengangguk lalu kini mendudukkan tubuhnya di tempat yang tadi di tempati pasangan Oh.

" Cepatlah sadar Jaeminie, kau tau kami menantimukan?" Jeno mengusap helaian poni yang menutupi mata Jaemin, " Jangan tinggalkan aku, kau harus menepati janjimu padaku." Bisik Jeno sebelum memilih menelungkupkan kepalanya diatas lipatan tangan pada ranjang Jaemin.

" Aku mencintaimu."


Taeyong dan Jaehyun menatap sendu Jeno, pemuda tampan itu benar-benar memikul beban yang sangat berat dipundaknya.

Ceklek

Suara pintu terbuka tak mengusik Jeno yang sepertinya terlelap, Luhan yang paham menarik Sehun untuk bergabung dengan Taeyong dan Jaehyun.

Kedua pasangan itu awalnya hanya saling diam, hingga akhirnya Luhan menyenggol lengan suaminya sembari melirik Taeyong yang terlihat mencuri pandang pada mereka.

" Mau bertanya sesuatu Taeyong-ah?" Tanya Luhan lembut, siempu nama tersentak sebelum akhirnya berniat membuka suara.
" K-kau Sehun hyungkan? Putra Oh ahjussi yang kini sudah tiada?" Tanya Taeyong dengan pelan, Sehun menatap pria cantik yang tengah mengandung itu dalam diam.

" Kau Lee Taeyong? Putra paman Jaejong?" Tanya Sehun dengan ragu, Taeyong menganggukkan kepala dengan mata yang berkaca-kaca.

" Tunggu! Jadi tuan Oh adalah kakak sepupumu yang kau cari selama ini?" Tanya Jaehyun terperangah, akhirnya ia tahu alasan istrinya berulangkali melirik Sehun dengan tatapan rindu, ia kira istrinya pernah memiliki suatu hubungan dengan pria albino itu.

" Nah, silahkan kalian bereuni dulu, selesaikan masalah keluarga kalian, karena setelah ini aku akan mengajak kalian membicarakan tentang Jaemin dan keluarga inti Na." Celetuk Luhan kemudian, ia memberi isyarat pada Jaehyun untuk pindah ke sisi lain ruangan dan memberi ruang untuk dua bersepupu itu guna melepas rindy dan menyelesaikan sesuatu yang belum selesai.






"  Bagaimana kabarmu Yongie?" Sehun akhirnya mau membuka suara, tatapannya melembut pada adik sepupunya yang sudah ia anggap adik kandung sendiri.

" Hyung....." Rengek Taeyong menahan tangis, Sehun terkekeh kemudian merentangkan tangannya menyambut Taeyong dalam pelukannya.

" Aku merindukanmu, kitten." Bisik Sehun penuh kasih sayang, Taeyong mempererat pelukannya dan tambah terisak " Aku bahkan jauh lebih merindukanmu, hyung pabbo."

















TBC......

☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora