28 ( 1 )

3.2K 356 2
                                    


Sebelumnya,

Jaemin yang telah tiba di tempat yang dikirimkan Changmin menatap sekitar dengan tajam, setelah memarkirkan sepeda motornya di samping sebuah pohon besar, Jaemin mulai melangkah dengan mengendap-endap mendekati gedung besar itu.

Bisa ia lihat dari balik semak, puluhan orang berpakaian hitam lengkap dengan senjata masing-masing berjaga di setiap tempat seolah sudah menyambut kedatangannya.

" Bedebah tua ini benar-benar ingin kepalaku ternyata."

Jaemin berjalan perlahan keluar dari semak mendekati para penjaga yang sekarang sudah mengacungkan senjata mereka padanya.

Masih dengan tenang, Jaemin menarik tombak kecil yang berada di balik punggungnya, dan setelah di buka maka tombak kecil itu kini menjadi panjang seperti biasanya.

" Anak kesayanganku ini sudah lama tak mandi darah dan kalian akan ku jadikan pembukanya."

Setelah itu hanya suara dentingan tombak yang menangkis peluru, tembakan yang diarahkan pada Jaemin juga tebasan tombak Jaemin.

Tidak sampai satu jam, Jaemin sudah membereskan puluhan musuh sendirian, tombaknya yang berlumur darah ia lap perlahan dengan mata yang menyorot tajam ke gedung lantai dua dimana Renjun berada.


" Aku datang, hyung."










Srash..

Jaemin bergerak ringan seperti tengah menari di tengah lautan merah yang menggenang di bawahnya, matanya menyorot tanpa ekspresi dengan rahang yang masih kaku seperti awal ia datang.

Tusuk, tebas, buang.

Hal yang berulang kali pemuda manis itu lakukan dengan tombak kesayangannya. Tak peduli bahwa tubuhnya belum pulih, ia terus memaksa bergerak untuk menyelamatkan hyungnya yang kini kembali menangis melihatnya.

Dor

" JAEMIN!!!!!" Renjun menjerit keras tak kuasa melihat tubuh adiknya yang mulai limbung, bahkan satu peluru sudah bersarang di lengan adiknya.

Jaemin yang sempat kehilangan fokus tertembak, tubuhnya kembali bereaksi karena racun yang ada dalam tubuhnya belum sepenuhnya hilang. Bahkan tubuhnya agak limbung saat sebuah peluru tak di sangka berhasil menembus lengannya.

" H-hentikan Jaem, hyung mohon." Isak Renjun makin keras, perasaannya kini campur aduk, antara senang, kecewa, sedih dan kesal. Senang karena Jaemin masih mau menyelamatkannya, kecewa dan sedih karena ia lah penyebab ini semua juga kesal karena bantuan tak kunjung datang.

" Hey, bocah Oh." Jaemin yang tengah mengatur nafas mendongak menatap Changmin yang memanggilnya.

" Lepaskan senjatamu dan berlututlah atau hyungmu akan kehilangan kepalanya." Entah dapat darimana kini Changmin mengacungkan sebuah pisau tajam di leher Renjun.

Jaemin terdiam menatap hyungnya yang ketakutan, sedangkan Changmin dan Saori menyeringai senang, mereka tahu bahwa Jaemin pasti akan lebih mengutamakan Renjun.

Klontang

Dan dugaan mereka benar bahkan tanpa ragu Jaemin melempar tombaknya hingga menghantam tembok ruangan.

" Tidak Nana, apa yang kau lakukan? Jangan lakukan itu." Teriak Renjun dengan pilu, matanya kini sudah bengkak karena terlalu banyak menangis.

" Shut.... Diam dulu." Saori melakban mulut Renjun yang sedari tadi berteriak tak karuan.

☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang