23

3K 396 5
                                    

Jaemin memghentikan motornya tepat di depan sebuah hutan luas yang jika dilihat dari jalan raya nampak sangat lebat dan mengerikan, setelah memastikan arah yang ia tuju benar tanpa ragu Jaemin kembali mengendarai sepeda motornya memasuki hutan tersebut.

Selama hampir setengah jam yang dapat dilihat oleh mata hanyalah pohon-pohon yang tumbuh menjulang, tak ada seorangpun, namun jika diperhatian jalan yang tengah dilalui Jaemin sudah biasa digunakan mobil lewat. Dari sini Jaemin bisa melihat sebuah bangunan mansion mewah yang menjadi alamat tujuannya.

Tiba di depan gerbang, para penjaga langsung membukakan gerbang tanpa bertanya siapa Jaemin, sepertinya tuan rumah sudah memberitahukan siapa tamu kita hari ini.

" Kemari tuan." Seorang pria yang masih nampak gagah dengan setelah pakaian hitam putih mendekati Jaemin yang baru saja turun dari motornya, dalam diam simanis itu hanya mengikuti langkah yang ditunjukkan.

" Tuan besar dan Nyonya besar berada di ruang keluarga, anda bisa masuk kedalam, saya permisi." Ucap si pelayan membungkuk lalu berlalu meninggalkan Jaemin yang masih ragu berdiri ditempatnya. Para pelayan yang berlalu lalang ikut menundukkan badan kemudian saling berbisik dengan sesekali melirik Jaemin dengan senyuman.

Setelah meyakinkan dirinya sendiri dan menghela nafas sekali, Jaemin langsung berjalan mendekati ruang keluarga yang di mana disana terdapat dua orang paruh baya yang masih nampak tampan dan cantik.


" Ibu, ayah."

Sehun dan Luhan yang sudah lama sekali menanti kedatangan putra tunggal mereka langsung berdiri dan berjalan cepat mendekati sosok pemuda manis nan rupawan yang memanggil mereka dengan sebutan yang sangat mereka dambakan.

" Jaemin."

Bruk

Luhan memeluk erat tubuh putranya, selama belasan tahun ia melahirkan, baru kali ini ia bisa melihat dan menyentuh putranya sendiri, hal masalalu yang dilakukan hyungnya benar-benar membuatnya kecewa dan sakit hati.

Sehun ikut memeluk dua pria cantik kesayangannya, ia berjanji untuk akan dengan segenap hati melindungi kedua malaikatnya yang sangat ia cintai ini.

" Jaemin sudah disini, ayah, ibu." Gumam Jaemin yang diangguki Sehun dan isakan Luhan, keluarga kecil itu masih saling memeluk dan menangis menyebabkan para pelayan yang melihatnya ikut terharu, tidak menyangka akhirnya tuan mereka bisa berkumpul kembali dengan anaknya yang hilang selama belasan tahun, dan mereka bersyukur atas kembalinya tuan muda mereka.






.

.

.

.




Mark memeluk dari belakang Haechan yang tengah berdiri di balkon kamarnya, kedua orang tua Mark tengah mempersiapkan beberapa hal untuk bertemu dengan kedua orang tua Haechan.

" Ada apa denganmu?" Tanya Mark dengan meletakkan kepalanya dipundak simanis, Haechan memejamkan matanya sesaat sebelum akhirnya memilih membuka suara.

" Hyung, kau yakin ingin meresmikan hubungan kita kejenjang yang lebih serius? Bagimana dengan karirmu lalu grupmu dan fansmu? Aku hanya takut mereka membencimu hingga melukaimu." Ucap Haechan mengutarakan kegelisahannya.

Mark membalik tubuh Haechan untuk menghadap kearahnya, tangannya tak melepaskan rengkuhannya pada tubuh si manis.

" Hyung tegaskan sekali lagi, apa yang hyung pilih ini benar-benar sudah keputusan bulat hyung, hyung yakin dengan segala hal yang akan hyung lakukan dan hyung siap dengan segala konsekuensi yang akan hyung terima dimasa depan."

" Para member hyung juga mendukung keputusan hyung, bahkan beberapa dari mereka setelah melihat langkah berani hyung, mereka juga mulai berani membangun sebuah hubungan, bukankah kami para idol juga manusia? Lalu kenapa kita tidak boleh merasakan indahnya cinta? Untuk para fans kau tidak perlu khawatir, akan hyung tegaskan berulangkali, bahwa jika mereka benar-benar seorang fans mereka akan selalu mendukung idolanya untuk mendapat kebahagiaan." Ujar Mark memberi pengertian kepada Haechan.

" Aku akan menerima pernikahan hyung, tapi tolong rahasiakan aku dan anak kita kelak seperti yang dilakukan seniormu di agensi, karena kami juga butuh privasi, bagaimana hyung?" Tawar Haechan yang dihadiahi keryitan tak paham Mark.

" Lalu aku harus menyembunyikan kalian sampai kapan? Aku juga ingin menunjukkan keluarga kecilku didepan semua orang." Ucap Mark.

Haechan mengelus lengan Mark dan meletakkan kepalanya dibahu kekar sang dominan, " Kau boleh menampilkanku, tapi jika untuk calon anak kita nanti, tunggulah sampai ia cukup umur, aku tak ingin dia mendapat serangan publik." Ucap Haechan menjelaskan dan untuk kali ini tak ada hal yang harus membuat Mark menolak permintaan sang kekasih hati.

" Aku mencintaimu." Lirih Mark disamping telinga Haechan dengan terkekeh ringan Haechan menjawab tak kalah tegas, " Aku bahkan lebih mencintaimu dari dulu."




.

.

.

.

.

.



Suho dan Irene menatap tak percaya tiga sosok yang dibawa Haechan ke rumah mereka, bahkan kedua orang tua Mark juga ikut terperangah tak percaya.

" Chanyeol, Baekhyun apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Suho tak percaya.

" Jadi kau orang tua dari calon menantuku?" Tanya Chanyeol tak kalah terkejut, Suho dan Irene saling lirik kemudian mereka menatap Haechan yang kini malu-malu mengandeng lengan Mark.

" Mari kita bicarakan hal ini dengan kondisi duduk terlebih dulu, ngomong-ngomong kami agak lelah." Ucap Baekhyun seolah ialah tuan rumahnya, Irene langsung duduk mendekat kearah pria cantik itu dan melakukan cipika cipiki sebagai kegiatan lumrah ketika mereka bertemu.

Empat pria lainnya akhirnya ikut duduk, Suho kembali menatap keadaan sekitarnya dengan pandangan heran, merasa tak menyangka putra anehnya tiba-tiba membawa kekasih dan orang tua kekasihnya kerumah juga bersikap malu-malu, catat! Seorang Na Haechan kini tengah bersikap malu-malu bahkan Suho tak percaya bahwa itu putra tengahnya.

" Di sini, kami ingin meminta Haechan untuk menjadi istri untuk putra sulung kami, bukankah kita sebagai orangtua akan selalu mengusahakan kebahagiaan untuk anaknya? Jadi kumohon terima permintaan kami." Chanyeol berujar tegas, suasana seketika menjadi serius, Suho melirik Irene dan wanita cantik itu juga melakukan hal yang sama.

" Aku akan mengikuti keputusan putraku, jika dia menerima dengan lapang dada maka tidak ada alasan untukku menolak lamaran ini." Ucap Suho membuat seluruh pasang mata menoleh kearah Haechan yang mengangguk malu-malu.

" Kita bisa bicarakan pernikahan nantinya dengan keluarga besar Na." Ucap Suho menutup suasana serius saat ini.


" Oh ya, kudengar dia sudah datang ya?" Tanya Chanyeol kearah Suho, Irene dan Baekhyun sudah menghilang dari sana sejak pembicaraan pokok mereka selesai.

Suho nampak memijit pelipisnya lelah, " Benar, ia bahkan sudah menampakkan dirinya." Jawab Suho lemas, Chanyeol menganggukkan kepala paham, sebenarnya agak merasa kasian dengan keadaan Suho namun bagaimana lagi ia lebih mengenal sosok yang sedang mereka bicarakan.

" Maka dari itu aku juga meminta putra bungsumu untuk berada di sekeliling putraku." Ucap Suho yang membuat Chanyeol seketika melotot, "Jadi bocah tidak beradab itu ada disini? Bisakah kau panggil kesini? Bocah itu bersikap seakan sudah tidak punya orang tua." Geram Chanyeol kesal, tak habis fikir dengan pikiran anak bungsunya yang sangat teramat menyebalkan.

Mark dan Haechan saling lirik, sebenarnya mereka diam-diam menguping pembicaraan ayah mereka.
" Siapa hyung?" Tanya Haechan penasaran.


" Adikku, Lee Jeno."

"HAH?!"













TBC.....

☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang