"Boong!" Seru Diana. "Terus kenapa tiba-tiba nanya kayak gitu?"

"Ya udah sih tinggal jawab aja!"

Diana mengernyit dan terkekeh. Fix. Dia naksir.
"Dia tuh kakak kelas gue. Pas gue kelas 1, dia udah kelas 3," ujarnya. "Anak IPA dia."

"Oh, gue kira dia anak IPS."

"Yang terkenal si Tita sama Aca tuh anak geng dia." Diana menjeda sejenak, mengingat-ingat sesuatu. "Kalo gak salah Kak Aca sekampus sama Kak Rere deh," tambahnya.

"Kuliah mana dia?" Insan mengubah posisi tidurannya jadi miring, memberi perhatian sepenuhnya pada adiknya.

"Gak tau."

Insan tiba-tiba diam sejenak. Laki-laki itu menghela napas, ia menggosok batang hidungnya dengan jari tengah. Ia tidak suka dibuat penasaran seperti ini.

"Masih Jakarta kan tapi?"

Diana memicingkan matanya, raut wajahnya kembali curiga. "Now you're being weird."

Insan kembali diam. Laki-laki itu mengubah posisi tidurannya jadi terlentang. Ia meraih boneka kecil di atas kepalanya dan menjadikannya bantal.

"Si Rere cowoknya kakak kelas lo juga bukan?"

"Kan! Fix lo suka dia!" Seru Diana, melotot.

"Emang salah?" Insan menyahut sok kalem. Ia kini mengeluarkan ponselnya. "IG-nya dia apa sih?"

"Gue nggak mutualan sama dia."

"Yaudah buruan deh lo follow."

"Lah kok jadi gue?" ujar Diana tak terima. "Lo yang naksir masa gue yang usaha?"

"Yaelah, cuma follow doang sih. Aneh lah anjir kalo tiba-tiba gue yang follow dia."

Perempuan berkaos kuning itu memundurkan leher. "Lah?"

"Kan kalo lo udah mutual-an sama dia gue bisa modus bilang nemu IG-nya dari suggest," jelas Insan.

"Idih dasar buaya!"

"Udah si cepetan follow!" Insan jadi gregetan sendiri.

"Kebab Donner dulu janji?"

"Iye. Large malah."

"Asik!" Diana langsung menyambar ponselnya dan membuka Instagram. "Coba ya gue cari—Re—"

Insan memutar matanya, dan mengubah posisinya jadi miring lagi menghadap Diana. Adek laknat emang nih anak apa-apa kudu sogok dulu!

"Ah nih!" Seru Diana begitu menemukan satu akun yang diikuti oleh beberapa orang terdekatnya. "Re dot ka-es-em." (Baca: re.ksm)

"Udah?" Insan langsung duduk.

"Gampang banget nama dia dicarinya. Mutualannya banyak yang samaan sih sama gue."

"Coba sini HP lo."

"Percuma di-private."

"Lah, introvert banget?" Insan mengerutkan dahi, merasa bingung. "Padahal kelakuannya kemaren sama sekali nggak mencerminkan orang introvert njir."

Real TalkDonde viven las historias. Descúbrelo ahora