Tubuh tinggi itu hampir ambruk saat setelah beberapa waktu memasuki hutan ia berhasil menemukan seorang pemuda yang tergeletak mengenaskan dengan banyaknya darah dan luka yang ada di tubuhnya.

Tangan pucat yang ribuan kali digunakan untuk membunuh itu bergetar ketika memangku kepala putranya yang pucat pasi dengan darah yang masih mengalir dari hidungnya. Tanpa kata Sehun langsung menyobek kemeja mahalnya untuk menghentikan mimisan Jaemin.

Setelahnya Sehun melakukan panggilan pada istrinya untuk memberi kabar dan setelah mendapat jawaban Sehun segera mengangkat tubuh lemah putranya dan langsung berlari kencang menuju mobilnya, tujuannya saat ini hanya satu yaitu kerumah sakit agar sang putra lekas mendapat penanganan.



Brak

Sehun menendang pintu masuk rumah sakit dengan keras hingga menimbulkan keributan kecil, para penjaga yang awalnya hendak menghentikan langsung menunduk saat tahu siapa pelaku keributan itu.

Para perawat segera menyongsong tubuh Jaemin dengan brankar sedangkan para dokter langsung ikut masuk kedalam ruang UGD untuk memberi penanganan dahulu. Sehun yang tidak bisa ikut masuk kedalam ruangan hanya terduduk lemah di kursi tempat menunggu, wajahnya nampak begitu kalut dan frustasi.

" Sehun!!!"

Sehun mendongak dan menemukan belahan jiwanya berlari kearahnya dengan air mata yang berlinang, tak lupa lima pemuda yang juga mendekatinya dengan susah payah.

" Sehun!"

Bruk

Luhan menubruk tubuh kekar suaminya dengan keras, air matanya tanpa bisa ditahan segera meluncur dengan deras.

" Shhhttt, sudah anak kita sedang ditangani kau jangan khawatir." Bisik Sehun menenangkan Luhan, mata tajam pria itu tertuju pada para pemuda yang berdiri di belakang istrinya dengan menunduk.
" Kalian pergilah untuk segera mendapat pengobatan." Titah Sehun setelah menghentikan dokter yang lewat dan mengisyaratkan untuk menolong para pemuda itu.

" T-tapi..."

" Pergilah, tak lama lagi mungkin orangtua kalian akan datang."

Dan mereka langsung menuruti perintah ayah kandung Jaemin dengan perasaan yang bersalah.




.

.


.


.





Taeyong menatap tak percaya sosok pria yang masih saja menampilkan raut dingin meski dari matanya terlihat kegelisahan yang sangat besar. Disampingnya, Jaehyun menatap penuh tanda tanya karena istrinya sedari tadi terus menatap pria albino yang tak lain dan tak bukan adalah ayah kandung Jaemin dengan tatapan yang entah Jaehyun sendiri tak bisa memahaminya.

Renjun, Haechan dan Jeno telah diobati kini mereka juga ikut menunggu kondisi Jaemin yang sedari tadi belum selesai ditangani di dalam, Guanlin masih berdiri dengan diam di belakang kursi roda Renjun, pemuda itu mengalami shock pada sendi lututnya hingga menyebabkannya untuk sementara waktu belum bisa berdiri.

Irene hendak mendekat kearah putra sulungnya namun tanpa diduga Renjun yang biasa merentangkan tangan kini malah membuang muka tak mau menatap wajah bunda yang selalu dicintainya.

" Renjunie?"

Haechan yang belum mengetahui apapun hanya menatap bingung kearah hyungnya dan kedua orangtuanya yang nampak menyedihkan.

" Ada apa Njun? Kenapa menghindari bunda seperti itu?" Tanya Irene sedih, Renjun mendongak menatap tepat pada kedua mata cantik bundanya dengan perasaan marah, kecewa, sedih dan entahlah, pikiran Renjun terlalu berkecamuk.

" Kenapa bunda, ayah dan kakek tidak jujur sejak awal?" Pertanyaan yang dilontarkan Renjun dengan nada dingin itu membuat yang di sebut namanya tersentak, tak percaya bocah manis itu bisa menggunakan nada seperti itu pada mereka.

" Apa mak-"

" Jika kalian mau membicarakan masalah keluarga pergi dari sini, jangan menganggu ketenangan di rumah sakit, pergilah sejauh mungkin dari putraku." Sela Luhan dengan dingin, mata bulat cantik bagai rusa yang biasa berkilau indah kini nampak mengkilat mengerikan.

Haechan yang merasa situasi akan menjadi serius meminta Hyunjin untuk membantunya berjalan, Jeno tidak bisa diandalkan karena pemuda tampan itu sejak tadi tidak mau lepas dari pintu masuk UGD.

" Mari selesaikan masalah kita terlebih dahulu." Ajak Haechan melangkah terlebih dahulu dengan dibantu Hyunjin, Guanlin langsung sigap mengikuti dengan mendorong kursi roda Renjun, dan keempat dewasa disana yang memang bermasalah ikut, sedangkan Jaehyun dan Taeyong masih bersama pasangan Oh dan bocah Lee.

" Jaehyun, kau tidak ikut dengan keluargamu?" Bisik Taeyong pelan, Jaehyun langsung menggeleng sebagai jawaban, matanya nampak menerawang jauh.

" Aku memang bagian dari Na tapi entah kenapa aku tidak tau apapun tentang keluarga Na." Balas Jaehyun letih, Taeyong mengelus lengan suaminya sebelum matanya kembali menatap Sehun yang kini kembali mendudukkan tubuhnya yang juga terluka di kursi tunggu dengan Luhan yang senantiasa berada disamping suaminya.

Ceklek

Pintu UGD yang terbuka berhasil menarik perhatian mereka semua, dokter yang keluar dari ruangan nampak menghela nafas kecil lalu menatap lima orang yang ada di sana dengan senyum khasnya.

" Orangtua saudara Jaemin?" Tanya dokter, Sehun dan Luhan langsung bangkit dari duduknya dan mendekati dokter.

" Saya ayahnya dok."

" Jadi begini, saudara Jaemin sempat mengalami kritis karena benturan keras di kepala dan banyaknya luka fatal di tubuhnya namun atas kehendak tuhan yang kuasa ia berhasil melewati masa kritisnya." Dokter tersenyum sambil menjeda ucapannya, Luhan sudah meremas kuat lengan Sehun menunggu kelanjutan dokter yang dirasanya bukanlah hal baik.

" Sayangnya kini Jaemin tengah berada dalam kondisi koma, teruslah berdoa untuk kesadarannya dan kita berharap ketika bangun Jaemin tidak mengalami kebutaan atau gangguan ingatan karena benturan keras di kepalanya."

Luhan dan Taeyong sama-sama lemas, dengan sigap Jaehyun dan Sehun menopang tubuh istri mereka, Jeno sendiri langsung membeku, tak tahu harus bagaimana dengan pikiran yang berkecamuk.

" Kami akan memindahkan saudara Jaemin, kalian bisa melihatnya disana."

Setelah itu, beberapa suster keluar dengan mendorong brangkar yang diatasnya terbaring tubuh Jaemin yang penuh balutan perban. Mata yang serupan dengan milik Luhan itu terpejam tenang, seolah siempu hanya tidur.

Kelima orang yang masih setia menemani Jaemin itu juga mengikuti langkah para suster dari belakang.




















" Aku kecewa dengan kalian semua."

" A-aku tidak menyangka, kalian setega itu."









TBC.....

☑️The Na Brothers [NOMIN ft MARKHYUK ft GUANREN]Where stories live. Discover now